Wednesday, March 21, 2012

De j'a vu

Apa yang terjadi jika
sosok yang ada di pikiran sejak dulu
tiba tiba muncul..
...
di dunia maya...

mimpi kembali ke masa lalu....
dan cerita dimensi dua waktupun dimulai
antara upasara dan gayatri

Sunday, March 18, 2012

LK ers = excited


Sudah seminggu lewat.... tapi tetep exciting.... habis join dengan komunitas LKers. Tadinya saya tidak menyangka bisa se asik itu bertemu teman teman dari grup yang saya temui di FB.

LK ers adalah komunitas orang orang penyuka, pengagum, penggemar lagu lagu Leo Kristi. Seniman unik dan nyentrik pada awal tahun 70-an.
Lirik lirik lagunya .... dahsyat. Itu saya akui.
Lagunya sendiri.... indah.....
Petikan gitarnya..... jangan tanya...

Nah...para penyuka ini tergabung dalam grup di FB. Tadinya ndak gitu mood untuk ikutan, selain karena ndak ada teman yang ngajakin jalan, kayaknya group ini serasa exclusive banget. Mengingat jejak rekamnya yang menurut saya, jarang orang biasa biasa saja mau ber jibaku untuk melestarikan hasil karya seniman lama.

Ternyata setelah ikutan........ooooh what a wonderful time...
Kebersamaan karena sama sama penyuka lagu lagunya Leo Kristi ternyata memberikan arti yang lebih dalam acara tersebut.
Beda atsmofer nya dengan acara acara ketemuan grup lain yang pernah saya ikuti.
Yang satu ini..... pengin rasanya sering sering ngumpul dan dengerin temen temen LK ers pada main lagu lagunya Leo Kristi... Penuh kekeluargaan suasananya....
Walaupun mungkin sebagian besar baru pertama kali saya jumpai secara langsung.
Banyak orang istimewa di event yang kemarin ini....dan sepertinya akan ada hal hal istimewa lainnya setelah pertemuan kemarin ini. 


Thursday, March 15, 2012

Pulau Buru yang kuburu (2)

Salah satu hal yang menarik perhatianku sejak mendarat pertama kali di Pulau Buru adalah adanya ikon terkenal dari Pulau Buru, yaitu minyak kayu putih. Wow!.. karena dianggap asli dan bagus. Sepanjang perjalanan di beberapa lokasi saat menuju desa desa yang ada di wilayah pesisir utara Pulau Buru, banyak saya lihat hamparan tanaman kayu putih yang sudah gundul, karena habis dipanen daunnya untuk dibuat minyak kayu putih. Kata mereka enam bulan lagi bisa dipanen daunnya. Dalam hatiku, waduh, bisa lihat pembuatan kayu putih ndak ya.. kalau daunnya aja habis gitu.

Syukurlah, tanya tanya ke orang yang nganter saya, kemudian dianter ke tempat penduduk setempat yang biasa bikin kayu putih.
Ternyata cukup sulit, karena tidak semua tempat penyulingan sedang melakukan pembuatan minyakkayu putih. Banyak yang kosong, gara gara demam emas yang melanda Pulau Buru.
Tempat pembuatan yang aku lihat ada di tengah tengah kebun rimbun yang tidak terlihat dari jalan raya. Bangunannya benar benar tidak permanen, karena beratap rumbia dan berangka bambu.



Peralatan yang adapun masih sederhana, hanya terbuat dari kayu. Tungkunya pun juga sederhana. Dua orang Buton yang saya temui mengatakan bahwa walaupun peralatannya masih sederhana dan tradisional, namun peralatan tersebut awet dan dapat menghasilkan produk yang bagus. Tungku yang ada berasal dari tanah liat, lebih bagus daripada tungku yang dibuat dari semen, karena tungku dari tanah liat lebih tahan panas daripada semen.
Gambar dibawah menunjukkan betapa teknologi tradisional masih eksis hingga saat ini.





Untuk memproduksi 6 botol minyak kayuputih seukuran 600 ml, daun kayu putih yang dibutuhkan adalah sebanyak satu wadah kayu besar seperti di gambar tersebut, penuh dan padat serta harus dipadatkan agar muat banyak. Proses pembuatannya sendiri memakan waktu kurang lebih 8 jam.


Dua orang pembuat kayu putih yang saya temui hanyalah tukang pembuat minyak kayu putih. Daun kayu putih yang mereka proses diambil dari lahan milik seseorang yang merupakan penduduk asli Pulau Buru. Untuk pemberian hak pengambilan daun kayu putih yang dilakukan oleh kedua orang tersebut pada lahan yang sudah diberikan hak kepada mereka, maka 3 kg minyak kayu putih harus diberikan kepada pemilik lahan dimana mereka mengambil daun kayu putih. Berapapun hasil yang mereka buat dari lahan tersebut, mereka hanya diminta memberikan sejumlah tersebut. Cukup adil, mengingat proses pemetikan daun kayu putih pada lahan yang sedang mereka kerjakan saat ini cukup jauh.

Kata pengantar saya, biasanya satu botol minyak kayu putih berharga 75 K. Namun, akibat demam emas yang ada, maka produksi kayu putih cukup sulit, sehingga saat saya beli, harga sebotol minyak kayu putih ukuran 600 ml adalah 125 K.
lumayan ....apalagi kalau belinya sampai 5 botol.
Namun sebanding dengan harumnya minyak kayu putih asli yang saya dapatkan. But, jangan coba coba dipakaikan untuk anak anak ya, minyak aslinya ternyata cukup panas.

Satu hal yang menarik dari Pulau Buru sudah saya temui, mudah mudahan ada cerita menarik lainnya dari pulau Buru.
(Bersambung)

man after 45

Heran deh...
kenapa teman teman laki yang saya kenal..
semakin tua jadi semakin matang ya....dan jadi good looking
jauh dari jaman kuliah or sekolah..

ndak adil ya

sementara perempuan..semakin mid 40...semakin melengkruk...ihik!!!

Wednesday, March 14, 2012

Pulau Buru yang kuburu (1)

Begitu tahu ada proyek yang ditawarkan ke saya lokasinya di Pulau Buru, saya terus menerus berharap supaya bisa goal...
Saya belum pernah ke sana, jadi ingin sekali ke sana.

Ternyata saat ini tidak ada pesawat yang menuju ke pulau buru, dulu sih ada katanya, tp sekarang sudah tidak ada.
Jadilah, harus mengatur jadwal dengan pemakaian kapal penumpang menuju ke pulau buru.
Akhirnya hari H pun datang, berangkat dari Jakarta jam 06 pagi, transit di surabaya bentar, then langsung ke Ambon.
Transit di Ambon, karena kapal baru jalan jam 20.00 WIT menurut jadwal. SO, saya hanya istirahat aja mau kemana mana kok ndak sreg, hujan lagi.

Akhirnya saat naik kapal pun tiba, kapal yang saya naiki namanya kapal penumpang Elizabeth , dia ada kelas kamar dan tanpa kamar. Harga kamarnya sendiri 300 rb per kamar diluar harga tiket yang sekitar 120 ribu an.
Tunggu punya tunggu, kapal baru berangkat jam 21.30. Tapi ndak papa sih, daripada sampai pulau buru masih gelap, mending agak siangan dikit.

Sepanjang perjalanan kapal, saya cuma tidur..habis laut tenang tanpa gelombang. Saya pasang alarm jam 02.00 pagi WIB, karena katanya bakal sampai Namlea sekitar jam itu.
Ya udah, alarm bunyi, dan saya siap siap beres beres barang untuk dibawa turun.

Kami ber empat, jadi saling bagi bagi barang, biar ndak pake porter.
Sampai Namlea sekitar jam 4 an pagi, masih gelap sekali.
Sambil nunggu jemputan, kami diam aja di kapal. Biar agak terang sedikit.

Setelah jemputan dateng, perjalanan kami lanjutkan ke arah barat, ke wilayah kecamatan Air Buaya. Sepanjang perjalanan masih gelap, hanya berhenti sebentar di suatu masjid, karena teman teman akan subuhan.

Sampai di tempat tujuan sudah jam 07.00 waktu setempat. waaaah...
lega...bisa gubrag bentar, walau di kapal tidur terus, tp tetep aja capek.Karena tidurnya sambil bersikap waspada terus.
Lha sambil bayangin.....yang ndak ndak....apalagi kita kan melewati laut seram, yang kalau musim barat, agak seram......

(bersambung)

Monday, March 12, 2012

males atau males

sudah lebih seminggu kembali ke Jakarta, tapi keinginan menulis cerita tentang perjalanan ke Pulau Buru tetap belum sempat tertuliskan.
entah ndak ada waktu, atau ndak ada kesempatan mikir mau nulis apa.
padahal begitu banyak cerita lho.....

mudah mudah an ada kesempatan......sayang kalau tidak sempat kutuangkan cerita ku...