Ternyata sudah hampir 2 tahun saya tidak posting tulisan di blog ini. Namun totalnya sih lebih dari 2 tahun tidak aktif. Entah karena sibuk atau gak produktif atau bahkan sudah gak sensitif dengan situasi dan kondisi di sekitar.
Kehidupan yang cukup sulit membuat saya hanya berpikir soal living cost dari hari ke hari. Cukup berat. Ternyata hidup lebih mudah saat anak-anak masih kecil. Walau capek dan ribet, namun tidak seberat sekarang memikirkan biaya hidup.
Hari ini, tiba tiba pengin mengaktifkan lagi blog ini. Buat tempat curhat. Kemarin sempat bikin photoblog via wordpress, namun settingnya kok bikin pusing. Mungkin memang wordpress biar tak buat photoblog saja ya.
Btw, ngomong-ngomong soal pandemi covid 19 ini, memang bikin susah orang sedunia. Tak hanya susah lahir bathin.
Mungkin ini cara bumi dan seisinya beristirahat. Tingkat pencemaran udara dan beban jalan serta hiruk-pikuk orang di berbagai belahan bumi ini mungkin perlu diistirahatkan sejenak.
Kalau di taman nasional, tiap tahun dalam 3 bulan, ditiadakan pendakian. Untuk memberikan gunung istirahat dari injakan injakan kaki kaki manusia yang penuh nafsu dan emosi tak berkesudahan.
what s on my mind
Wednesday, April 15, 2020
Thursday, September 28, 2017
Atap dunia
Mengetahui salah satu teman sedang berada di nepal, dan hiking di pegunungan Himalaya, rasanya saya langsung jadi orang jahat.
Iri seiri irinya kepada dia. Mengapa dia mendapatkan kesempatan itu, dan saya tidak.
Tak semua orang mampu mau kesana, tak semua orang mau, mampu ke sana.
disitu saya merasa sangat merana.
Iri seiri irinya kepada dia. Mengapa dia mendapatkan kesempatan itu, dan saya tidak.
Tak semua orang mampu mau kesana, tak semua orang mau, mampu ke sana.
disitu saya merasa sangat merana.
Labels:
rerasan
Monday, September 25, 2017
Aroma nasi goreng babat.
Tadi dalam perjalanan ke kantor, tiba tiba aroma masakan menyergap hidung. Aroma yang langsung mengingatkanku pada masa kecilku.
Ya, dulu aku tinggal di Kampung Malang, Semarang. Salah satu kampung lama di Semarang yang berada di sekitar Bubakan. Penjual nasi goreng biasa lewat malam hari di kampungku.
Ibuku yang tidak mampu beli nasi goreng babat yang dijajakan, biasanya punya akal dengan memasakkan nasi di rumah yang kadang agak banyak untuk dimasakkan oleh tukang nasi goreng keliling itu.
Paling tidak, bau bau nasi goreng belinya ada.
Baunya amboiii....sambel yang digongso, dan..irisan babat kesetnya yang kecil kecil, terpateri erat di ingatan.
...
Kapan hari aku coba nostalgia dengan nasi goreng babat di jembatan Berok, namun agak kecewa, karena aromanya tidak nostalgia banget.
Saya jadi penasaran, tadi yang saya lewatin warung makan apa ya?.... besok kalau lewat dan bau nostalgia itu ada, aku akan langsung turun dari angkot ah.
Labels:
memori
Tuesday, July 21, 2015
Semeru, napak tilas jalinan persaudaraan (1)
Semeru. Salah satu tempat yg jadi obsesi para pendaki gunung. Juga obsesi saya.
Saya punya mimpi jalan bertiga dengan adik-adik ke sana. Ya. Hanya bertiga.
Memperingati jalan hidup kami yang sudah 40 tahun lewat. Mensyukuri hidup kami yang sampai saat ini, Alhamdulillah Puji Tuhan dapat dianggap baik baik saja.
Saya ingat, kami bertiga di masa kecil termasuk saudara yg rukun. Berantem. Itu pasti. Yah. Seperti layaknya hubungan antar saudara pada umumnya.
Singkat cerita, lewat komunikasi dan diskusi singkat via watsap, kami sekarang dalam perjalanan menuju Malang dan langsung ke Ranupani. Mewujudkan obsesiku.
Bertiga saja rasanya tidak mungkin, perlu supporter mengingat usia tidak muda lagi. Anak dan keponakan kuajak utk membantuku dalam perjalanan spiritual ini.
Persiapan fisik seadanya, aku yg biasa ke lapangan rasanya masih mampu. Walau mungkin tidak cepat. Pelan namun pasti.
Rute yang diambil, Semarang Solo Ngawi....Batu dan langsung ke Ranupani.
Rencana nyopir gantian dg adik.
semangat membuncah di dada. Semoga fisik mendukungku.
(bersambung)
Saya punya mimpi jalan bertiga dengan adik-adik ke sana. Ya. Hanya bertiga.
Memperingati jalan hidup kami yang sudah 40 tahun lewat. Mensyukuri hidup kami yang sampai saat ini, Alhamdulillah Puji Tuhan dapat dianggap baik baik saja.
Saya ingat, kami bertiga di masa kecil termasuk saudara yg rukun. Berantem. Itu pasti. Yah. Seperti layaknya hubungan antar saudara pada umumnya.
Singkat cerita, lewat komunikasi dan diskusi singkat via watsap, kami sekarang dalam perjalanan menuju Malang dan langsung ke Ranupani. Mewujudkan obsesiku.
Bertiga saja rasanya tidak mungkin, perlu supporter mengingat usia tidak muda lagi. Anak dan keponakan kuajak utk membantuku dalam perjalanan spiritual ini.
Persiapan fisik seadanya, aku yg biasa ke lapangan rasanya masih mampu. Walau mungkin tidak cepat. Pelan namun pasti.
Rute yang diambil, Semarang Solo Ngawi....Batu dan langsung ke Ranupani.
Rencana nyopir gantian dg adik.
semangat membuncah di dada. Semoga fisik mendukungku.
(bersambung)
Labels:
petualangan
Sunday, April 12, 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)