Tulisan di bawah hanya sekedar wacana. Tanpa bermaksud menyinggung rekan rekan blogger. Jika ada yang tidak berkenan setelah membaca tulisan di bawah ini, saya mohon maaf. Percayalah ini semua mempunyai maksud dan tujuan yang baik.
Deskripsi 1
Suatu sore di trotoar Jl. Cokroaminoto.. deket KERIS Gallery. Seorang perempuan berumur 25 -30 tahun an, berjalan melenggang. Luwes. Berkerudung biru muda. Berbaju dari bahan rajut warna senada. Pas di badan. Enak dilihatnya. Rok bawah biru muda berbahan rajut juga. Bener bener match. Ukuran tubuh proporsional. Sungguh enak dipandang mata. Namun.. eittt! tunggu sebentar, begitu dia berlenggang melewatiku, eh cetakan CD nya terlihat jelas. Plek. Aku jadi malu dan risih melihatnya.
Ah!!! Ndak benar itu. Jadi sedikit kecewa. Hal yang indah tadi jadi ndak indah lagi.
Deskripsi 2
Seorang perempuan, berumur antara 22-25 th an. Body semlohay. Berbaju model kemeja yang tanggung. Bercelana Jean model britney spears. Berkerudung. Paduan warna, boleh juga. Saat ia melambaikan tangan kepada temannya..ssrrrrt.. kok pusernya kelihatan???
wah.. ampun!!!!
Sepertinya harus ada patokan untuk seorang perempuan dalam berbaju muslimah. Apakah berpakaian muslim hanya ditandai dari berkerudung kepala saja? tanpa memperhatikan padu padan bajunya?
Memang sih, dari 100 persen perempuan pemakai baju muslimah di sini, mungkin yang mempunyai gambaran di atas hanya sekitar 5 persen, eit jangan ah... biar lebih bagus.. mungkin hanya 1 atau 2 persennya.
But, jangan lupa... yang sedikit itulah yang sering mencolok mata. Bikin mata kelilipan.
Menurutku, seharusnya ada aturan tidak tertulis untuk para pemakai baju muslim tersebut jika memang sudah berkeputusan akan berbaju muslim.
Atau kalau perlu ada kesepakatan bersama dari mereka, apa yang diperkenankan dan apa yang tidak.
Jadi tujuan semula baju muslim yang seharusnya untuk menutupi aurat jangan jadi menonjolkan aurat (bagi yang 1 - 2 persen diatas tentunya).
Saya memang bukan pengikut mode baju muslim tersebut. Namun sebagai orang yang tiap hari mengamati orang orang yang ada di sekelilingku, boleh kan kalau saya mengajukan pendapat.
Menurut saya, mengambil keputusan untuk berbaju muslim adalah sebuah keputusan yang harus disertai tanggung jawab dan konsekuen dalam segala hal, entah itu penampilan, perilaku, tutur kata, dan pemikiran. Berbaju muslim... tidak hanya sekedar berkerudung saja dan menutup aurat saja. Namun lebih dari itu......
Wednesday, January 25, 2006
Tuesday, January 24, 2006
Cinta itu menenangkan
Cinta itu seharusnya membuat jiwa menjadi tenang. Bukan sebaliknya, membikin gelisah, membuat sedih, membuat resah.
Mencintai seseorang dengan tulus tanpa pamrih, itu menenangkan jiwamu
Mencintai seseorang dengan tulus tanpa pamrih, itu menenangkan jiwamu
Labels:
renungan
Friday, January 20, 2006
Lebih Cakepan .....
oh dear oh dear....
ndak habis pikir aku tentang kondisi psikologis anak anak balita jaman sekarang setelah pembicaran kecil ku dengan si bontot
si bontot : "bu..... yang nyanyi di dewa yang pake gitar itu siapa?"
aku :"yang mana sih? kan itu yang nyanyi once?"
si bontot :"iya.. tp ada yang nyanyi pake gitar itu lho"
aku (sebenernya dah tahu mau dia.. tp pura pura ndak tahu)
aku :" oh. itu ahmad dani. kenapa memangnya?"
si bontot : "oh.. iya itu amad dani. aku pilih dia aja ah. lebih cakepan."
dalam hati aku langsung ketawa geli... namun, karena si bontot tanyanya serius.. aku ndak berani ngetawain..... khawatir dia malu.
but... aku masih ndak habis pikir.....
bagaimana mungkin si bontot umur 4,5 thn... bisa nanya spt itu...
asli... heran aku...
perkembangan media informasi dan komunikasi ini memang hebat.
ndak habis pikir aku tentang kondisi psikologis anak anak balita jaman sekarang setelah pembicaran kecil ku dengan si bontot
si bontot : "bu..... yang nyanyi di dewa yang pake gitar itu siapa?"
aku :"yang mana sih? kan itu yang nyanyi once?"
si bontot :"iya.. tp ada yang nyanyi pake gitar itu lho"
aku (sebenernya dah tahu mau dia.. tp pura pura ndak tahu)
aku :" oh. itu ahmad dani. kenapa memangnya?"
si bontot : "oh.. iya itu amad dani. aku pilih dia aja ah. lebih cakepan."
dalam hati aku langsung ketawa geli... namun, karena si bontot tanyanya serius.. aku ndak berani ngetawain..... khawatir dia malu.
but... aku masih ndak habis pikir.....
bagaimana mungkin si bontot umur 4,5 thn... bisa nanya spt itu...
asli... heran aku...
perkembangan media informasi dan komunikasi ini memang hebat.
Labels:
dinda
Tuesday, January 17, 2006
Jika kamu sendiri
Jika kamu sendiri.. ... kamu bisa bebas mengambil segala keputusan yang kamu mau.
Jika kamu sudah dicintai atau mencintai orang lain, hilanglah kebebasan itu.
(by Alice Paul , dr film "Iron Jawed Angel")
Jika kamu sudah dicintai atau mencintai orang lain, hilanglah kebebasan itu.
(by Alice Paul , dr film "Iron Jawed Angel")
Labels:
renungan
Wednesday, January 11, 2006
Ayam Bakar Wong Solo???
Saat sedang membicarakan soal poligami, seorang teman ku (laki laki), tidak bisa mengerti.. mengapa aku tidak mau diajak jajan ke RM. Ayam Bakar Wong Solo.... (kata dia, kalau pada ndak jajan ke sana , nanti bangkrut, kan malah si pemilik tidak dapat membahagiakan istri istrinya? hehehe.... tahu juga dia!!)
Mungkin memang tidak ada signifikansinya antara poligami dengan jajan di RM tersebut. Mungkin juga terlihat begitu naif ya....
Namun ada satu hal yang membuat aku males bahkan belum pernah jajan ke tempat tersebut, ya karena pemiliknya dengan bangga memamerkan ke poligami annya kepada khalayak umum.
Hanya satu yang ada dalam pikiranku, ini salah satu bentuk protes atas ke 'bangga' annya dapat berpoligami dengan terbuka.
Aku sendiri sangat aware dengan kegiatan "poligami" tersebut, dan dapat memakluminya.
Toh wajar wajar saja jika seorang laki laki karena alasan alasan tertentu memutuskan berpoligami.... ya kan? Itu hak mereka sendiri...
Cuma... apa perlu pamer gitu?? Bahkan sampai sampai ada "poligami award"
Apakah itu bukan salah satu bentuk kebanggaan laki laki atas ke laki-laki annya dan atas keistimewaan keistimewaan yang diperolehnya karena dia "laki laki"?
Jadi... ndak salah kan kalau aku dan mungkin ada beberapa perempuan yang lain, jadi males jajan ke rumah makan tersebut ????
NB: Tulisan di atas tidak bermaksud mendiskreditkan RM Ayam Bakar Wong Solo. Tulisan di atas hanya wacana atas 'poligami'
Mungkin memang tidak ada signifikansinya antara poligami dengan jajan di RM tersebut. Mungkin juga terlihat begitu naif ya....
Namun ada satu hal yang membuat aku males bahkan belum pernah jajan ke tempat tersebut, ya karena pemiliknya dengan bangga memamerkan ke poligami annya kepada khalayak umum.
Hanya satu yang ada dalam pikiranku, ini salah satu bentuk protes atas ke 'bangga' annya dapat berpoligami dengan terbuka.
Aku sendiri sangat aware dengan kegiatan "poligami" tersebut, dan dapat memakluminya.
Toh wajar wajar saja jika seorang laki laki karena alasan alasan tertentu memutuskan berpoligami.... ya kan? Itu hak mereka sendiri...
Cuma... apa perlu pamer gitu?? Bahkan sampai sampai ada "poligami award"
Apakah itu bukan salah satu bentuk kebanggaan laki laki atas ke laki-laki annya dan atas keistimewaan keistimewaan yang diperolehnya karena dia "laki laki"?
Jadi... ndak salah kan kalau aku dan mungkin ada beberapa perempuan yang lain, jadi males jajan ke rumah makan tersebut ????
NB: Tulisan di atas tidak bermaksud mendiskreditkan RM Ayam Bakar Wong Solo. Tulisan di atas hanya wacana atas 'poligami'
Labels:
hal lain yang menarik
??????????
Segalanya terlihat begitu jauh
Begitu rumit
Begitu sulit
Sementara aku hanya bisa menunggu
Sebuah kepastian
Begitu rumit
Begitu sulit
Sementara aku hanya bisa menunggu
Sebuah kepastian
Labels:
renungan
Monday, January 02, 2006
Ini Indonesia bukan ya?
Beberapa hari lalu, karena ada keperluan kerjaan ketemu klien, aku harus ke Pondok Indah Mall 2. Yang notabene baru di Jakarta.
Coba bayangkan, beberapa bulan lalu, aku lewat jalan situ itu, pondok indah mal 2 sama sekali belum kelihatan bentuknya. Eh, lha kok cepet sekali jadinya ya?? heran ndak?? padahal kalau lihat pemborong yang bangun sekolahan untuk sekolah negeri aja..... bisa bertahun tahun dan... kualitasnya belum dijamin. Nah ini.... wuzzzzzzh dalam sekejap jadilah pondok indah mal 2.
Sempat dulu terlintas di pikiranku saat lihat proyek pembangunan PIM 2 tersebut, mengapa tidak dijadikan fasilitas umum yang berguna? Namun seorang pengusaha berkata, nilai ekonomis nya dong.. kalau jadi fasilitas umum... bisa mendatangkan duit banyak ndak? lagian itu kan tanahnya developer real estate ini.. bukan tanah pemerintah.... jadi harus mendatangkan nilai ekonomis dong....
Ah entahlah.....
Then, karena aku tidak suka parkiran yang tertutup apalagi di basement, makanya aku parkir di pondok indah mal depannya...... dan ke sananya nyabrang tuh lewat jembatan yang menghubungkan ke dua mal tersebut.
AH!!! begitu masuk ke area PIM 2, aku sedikit tercengang... suasanya.... mewah. high class. Apalagi kemaren pas event natal dan tahun baru. Kemudian, secara sekilas, ini benar benar mal kelas tinggi, apalagi melihat orang orang yang berlalu lalang di area tersebut membuat aku merasa mendelep (bhs Jawa).
Apa yang langsung terlintas dipikiranku adalah...... "Ini Indonesia atau bukan ya?", then baru, "Ini Jakarta or not ya?", "Ini negara dengan masalah busung lapar prosentasi tinggi or not?', "Ini negara dengan kondisi sekolah negeri di daerah yang pada rontok itu bukan ya?"
"Ini negara dimana orang sampai ada yang meninggal dunia karena rebutan Bantuan Langsung Tunai itu bukan ya?"
"Ini negara dimana ada anak SD gantung diri karena hanya punya satu setel seragam sekolah dan karena malui?" dan beberapa anak SD lain yang gantung diri karena alasan kecil yang seharusnya bisa diatasi oleh program program pemerintah.
Tidak. Tidak. Bukannya aku jadi orang sinis dan sirik terhadap pengunjung Pondok Indah Mal 2 tersebut. Aku appreciate malahan, karena sedikit banyak, pasti ada keuntungan yang muncul dari keberadaan proyek tersebut. But,... you know....
Apakah kita orang Jakarta sudah kekurangan Mal? kekurangan plasa? kekurangan tempat pusat belanja?
Apakah kita harus belanja dan belanja terus....
Kita benar benar dilenakan oleh kondisi konsumtif yang diterapkan oleh pengusaha pengusaha retail yang ada.
Padahal investasi 0% (eh jangan 0% nanti aku diprotes BKPM), cuma sedikit persen.
Terus... PHK juga masih.. saja bermunculan.
Sementara usaha yang muncul hanya usaha usaha retail yang tidak menyerap banyak tenaga kerja. Barang barang impor yang terus digembar gemborkan. Sementara ekspor kita.... melempem.
Sejujurnya, aku sedih melihat abg abg yang berlalu lalang dan bergaya yang.... (ah ndak tahulah), apa yang diharapkan dari mereka. Kalau dari usia muda saja sudah konsumtif begitu, jika dewasa kelak....???????
Jadi teringat, pemenang medali Olimpiade Sains dan Matematika malah kadang dari keluarga yang biasa saja.
Tidak. Tidak. Bukan aku iri dengan kondisi ABG ABG tersebut, namun prihatin.
Makanya, aku lebih senang mengorbankan hari Sabtu dan Minggu ku untuk menemani anak anakku ikut kegiatan olah raga dan musik yang mereka inginkan. Tidak ada jalan jalan di mal. Tidak ada belanja bulanan di hari Minggu.
Lebih baik berkorban sedikit, namun aku tidak ingin membiasakan main di mal di hari libur untuk mereka.
Back to Pondok Indah Mal 2.....
Saat aku di dalamnya, aku merasa sedang tidak di Indonesia.....
Coba bayangkan, beberapa bulan lalu, aku lewat jalan situ itu, pondok indah mal 2 sama sekali belum kelihatan bentuknya. Eh, lha kok cepet sekali jadinya ya?? heran ndak?? padahal kalau lihat pemborong yang bangun sekolahan untuk sekolah negeri aja..... bisa bertahun tahun dan... kualitasnya belum dijamin. Nah ini.... wuzzzzzzh dalam sekejap jadilah pondok indah mal 2.
Sempat dulu terlintas di pikiranku saat lihat proyek pembangunan PIM 2 tersebut, mengapa tidak dijadikan fasilitas umum yang berguna? Namun seorang pengusaha berkata, nilai ekonomis nya dong.. kalau jadi fasilitas umum... bisa mendatangkan duit banyak ndak? lagian itu kan tanahnya developer real estate ini.. bukan tanah pemerintah.... jadi harus mendatangkan nilai ekonomis dong....
Ah entahlah.....
Then, karena aku tidak suka parkiran yang tertutup apalagi di basement, makanya aku parkir di pondok indah mal depannya...... dan ke sananya nyabrang tuh lewat jembatan yang menghubungkan ke dua mal tersebut.
AH!!! begitu masuk ke area PIM 2, aku sedikit tercengang... suasanya.... mewah. high class. Apalagi kemaren pas event natal dan tahun baru. Kemudian, secara sekilas, ini benar benar mal kelas tinggi, apalagi melihat orang orang yang berlalu lalang di area tersebut membuat aku merasa mendelep (bhs Jawa).
Apa yang langsung terlintas dipikiranku adalah...... "Ini Indonesia atau bukan ya?", then baru, "Ini Jakarta or not ya?", "Ini negara dengan masalah busung lapar prosentasi tinggi or not?', "Ini negara dengan kondisi sekolah negeri di daerah yang pada rontok itu bukan ya?"
"Ini negara dimana orang sampai ada yang meninggal dunia karena rebutan Bantuan Langsung Tunai itu bukan ya?"
"Ini negara dimana ada anak SD gantung diri karena hanya punya satu setel seragam sekolah dan karena malui?" dan beberapa anak SD lain yang gantung diri karena alasan kecil yang seharusnya bisa diatasi oleh program program pemerintah.
Tidak. Tidak. Bukannya aku jadi orang sinis dan sirik terhadap pengunjung Pondok Indah Mal 2 tersebut. Aku appreciate malahan, karena sedikit banyak, pasti ada keuntungan yang muncul dari keberadaan proyek tersebut. But,... you know....
Apakah kita orang Jakarta sudah kekurangan Mal? kekurangan plasa? kekurangan tempat pusat belanja?
Apakah kita harus belanja dan belanja terus....
Kita benar benar dilenakan oleh kondisi konsumtif yang diterapkan oleh pengusaha pengusaha retail yang ada.
Padahal investasi 0% (eh jangan 0% nanti aku diprotes BKPM), cuma sedikit persen.
Terus... PHK juga masih.. saja bermunculan.
Sementara usaha yang muncul hanya usaha usaha retail yang tidak menyerap banyak tenaga kerja. Barang barang impor yang terus digembar gemborkan. Sementara ekspor kita.... melempem.
Sejujurnya, aku sedih melihat abg abg yang berlalu lalang dan bergaya yang.... (ah ndak tahulah), apa yang diharapkan dari mereka. Kalau dari usia muda saja sudah konsumtif begitu, jika dewasa kelak....???????
Jadi teringat, pemenang medali Olimpiade Sains dan Matematika malah kadang dari keluarga yang biasa saja.
Tidak. Tidak. Bukan aku iri dengan kondisi ABG ABG tersebut, namun prihatin.
Makanya, aku lebih senang mengorbankan hari Sabtu dan Minggu ku untuk menemani anak anakku ikut kegiatan olah raga dan musik yang mereka inginkan. Tidak ada jalan jalan di mal. Tidak ada belanja bulanan di hari Minggu.
Lebih baik berkorban sedikit, namun aku tidak ingin membiasakan main di mal di hari libur untuk mereka.
Back to Pondok Indah Mal 2.....
Saat aku di dalamnya, aku merasa sedang tidak di Indonesia.....
Labels:
hal lain yang menarik
Subscribe to:
Posts (Atom)