Jangan tanya apa agamaku
bukan Yahudi
bukan Zoroaster
bukan pula Islam
Karena aku tahu
begitu suatu nama kusebut
begitu Anda memberikan arti yang
lain daripada makna yang hidup di hatiku
--Jalaluddin Rumi
Hal yang sama selalu terjadi dalam kehidupanku, seseorang mulai menanyakan hal tersebut, saat ia merasa perlu mengenal lebih dekat lawan bicaranya.
Entah kenapa, mungkin memang jenis agamaku tidak terlihat jelas dari wajah dan penampilanku.
Dan entah kenapa pula, pertanyaan yang biasanya diajukan secara lisan tersebut selalu membuat aku merasa jengah dan mengernyitkan dahi....(dalam hati sambil berkata:" so what...? apakah jenis agamaku itu penting dalam pembicaraan ini?"
Tuhan itu satu. Esa. Ia lah Tuhan semua umat manusia di dunia ini. Manusia sendiri lah yang meng kotak kotak kan diri mereka sendiri dalam box box kelompok kelompok agama dan keyakinan itu sendiri.
Jadi teringat, masa awal kuliah di Yogya dulu, saya mempunya tiga teman wanita yang berada dalam satu kelompok P4. Otomatis kami jadi rada akrab.
Entah karena satu dan lain hal, satu teman mulai menjauh dan tidak bersama sama lagi. Ketika saya tanyakan kepadanya.... jawabannya membuatku terhenyak..." Karena ia tidak ingin berteman dekat dengan satu teman kita yang berbeda agama."
Responku?.. Aku malah semakin dekat dengan teman yang berbeda agama tersebut, dan ia semakin menjauhiku. Apa salahnya..
(aku hanya berpikir... ini teman dapat masukan dari aliran mana sih...??)
Tuhan itu adalah pencipta alam semesta ini. Yang pasti Maha , Maha, Maha Segalanya..
Tidak terjangkau oleh akal kita.. ke Maha an Tuhan.
Dan saya percaya kepada Tuhan Yang Maha Berkuasa. Ia menguasai hidup kita semua. Itulah dasar yang selalu saya pegang dan melekat kuat dalam hati, pikiran, kepercayaan,dan peri laku saya. Saya memuja dan sangat percaya kepada Yang Menguasa Alam dan Seisinya, dan saya tahu diri untuk tidak menjadi seorang munafik di hadapan Nya.
Manusia yang membuat simbol simbol sendiri akan keberadaan Tuhan Semesta Alam ini.
Bukan tidak mungkin dalam pembuatan simbol simbol tersebut, dan kemudian dalam perkembangannya di kemudian hari, BUKAN TIDAK MUNGKIN akan ada hal hal yang ditambahi secara berlebihan, atau bahkan dikurangi juga.
Jadi.. mengapa juga orang perlu memuja secara berlebihan akan simbol simbol yang ada tersebut.
Kadang orang-orang menjadi munafik, dengan mengatas namakan simbol simbol Tuhan, mereka merasa berhak menghakimi dan menghukum orang lain yang mereka nilai tidak dalam satu koridor simbol yang sama.
Semuanya. Semua yang begitu mengagungkan simbol, biasanya jadi buta. Buta mata dan buta hati. Buta telinga... apa lagi....
Seakan akan, mereka merasa sah dan merasa jadi perpanjangan tangan dan mulut Tuhan dalam menghakimi dan menghukum orang lain yang mereka nilai melakukan hal yang haram. Yang tidak sesuai syariat Tuhan mereka.
Kalau saja orang menyadari bahwa, bahwa Tuhan semua umat manusia ini satu dan sama.
Friday, July 28, 2006
Monday, July 24, 2006
SEHARI TANPA TELEVISI
Berhasil!!!
Kemaren kan demo Sehari tanpa TV.... tentu saja sehubungan dengan Hari Anak Nasional.
Sebagai Ibu yang mempunyai 3 orang anak, tentu saja saya sangat mendukung acara tersebut, karena saya menyadari bagaimana dampak berbagai macam acara televisi buat anak anak.
Dampak positif, banyak!
Dampak negatif? banyak juga.
Nah.. sehubungan dengan acara kemaren, anak anak malam sebelumnya sudah saya wanti wanti bahwa besok (Minggu, 23 Juli 2006) adalah hari tanpa televisi.
Yang sulung nanya," Ibu tahu dari mana?"... Saya kemudian menunjukkan satu acara demo di Bundaran HI yang fotonya terpampang rada gede di harian Kompas Sabtu, tanggal 22 Juli 2006.
Akhirnya si sulung bisa menerima.
Pagi-pagi hari Minggu, seperti biasanya.. mereka bermain sepeda di kompleks.. muter muter... tiba tiba si sulung mbalik ke rumah dan langsung laporan..."Bu, kok itu ada yang nyetel tv sih?"
Hehehe.. saya hanya menjawab," Orangnya ndak baca koran kali kemaren".
Sejujurnya, urusan televisi ini memang gampang gampang susah.
Kalau jaman kita kecil dulu mah gampang.... stasiun televisi cuma satu TVRI dan startnya aja sore hari... itupun acaranya anak anak cuma sebentar. (Inget ndak??!!)
Nah. untuk membuat anak anak berpaling televisi pada masa tersebut sangat gampang.
Urusan belajar rasanya lebih gampang, tidak ada hal hal yang mengganggu.
Dan jika liburan sekolah, kebanyakan kita mencari kegiatan bersama teman teman sebaya kita.
Saya ingat sekali, dulu pas SD, kalau liburan biasanya, langsung jalan dengan kelompok kecil, ke lapangan, ke kebun (punya orang), main sepeda, main layang-layang dan hal hal lain yang menyenangkan di luar rumah.
Sekarang??.. Kalau liburan tiba, acara di televisi penuh dengan acara anak anak di pagi sampai siang hari...
Atau kalau tidak nonton televisi.. paling banter main game di komputer.
Bagus sih bagus... tapi... kan jadi tidak ada aktivitas fisik....
Sebagai seorang Ibu, saya ingin anak anak mendapatkan perkembangan yang bagus untuk urusan bermain ini. Makanya saya pasti langsung meng iya kan jika mereka minta ijin main sepeda, main bola, main layang layang atau main apapun di lapangan kompleks.
Senang kalau mereka masih punya kesempatan untuk beraktivitas secara fisik...(tanpa biaya tentunya)
Mengingat, jaman sekarang di kota Jakarta, dan di kota kota lainnya, sangat sulit mendapatkan tempat lapang untuk bermain anak anak.
Namun, tentu saja kita tidak dapat menafikkan urusan pertelevisian ini, karena bagaimanapun banyak dampak positif dari acara acara televisi, jika kita dapat memilih dan memilahnya untuk anak anak kita. Apalagi era nya sekarang kan sudah era globalisasi... jadi urusan komunikasi ini.. memang harus membuat kita lebih smart dalam mendidik dan mengarahkan anak anak dalam melihat acara acara di televisi.
Kemaren kan demo Sehari tanpa TV.... tentu saja sehubungan dengan Hari Anak Nasional.
Sebagai Ibu yang mempunyai 3 orang anak, tentu saja saya sangat mendukung acara tersebut, karena saya menyadari bagaimana dampak berbagai macam acara televisi buat anak anak.
Dampak positif, banyak!
Dampak negatif? banyak juga.
Nah.. sehubungan dengan acara kemaren, anak anak malam sebelumnya sudah saya wanti wanti bahwa besok (Minggu, 23 Juli 2006) adalah hari tanpa televisi.
Yang sulung nanya," Ibu tahu dari mana?"... Saya kemudian menunjukkan satu acara demo di Bundaran HI yang fotonya terpampang rada gede di harian Kompas Sabtu, tanggal 22 Juli 2006.
Akhirnya si sulung bisa menerima.
Pagi-pagi hari Minggu, seperti biasanya.. mereka bermain sepeda di kompleks.. muter muter... tiba tiba si sulung mbalik ke rumah dan langsung laporan..."Bu, kok itu ada yang nyetel tv sih?"
Hehehe.. saya hanya menjawab," Orangnya ndak baca koran kali kemaren".
Sejujurnya, urusan televisi ini memang gampang gampang susah.
Kalau jaman kita kecil dulu mah gampang.... stasiun televisi cuma satu TVRI dan startnya aja sore hari... itupun acaranya anak anak cuma sebentar. (Inget ndak??!!)
Nah. untuk membuat anak anak berpaling televisi pada masa tersebut sangat gampang.
Urusan belajar rasanya lebih gampang, tidak ada hal hal yang mengganggu.
Dan jika liburan sekolah, kebanyakan kita mencari kegiatan bersama teman teman sebaya kita.
Saya ingat sekali, dulu pas SD, kalau liburan biasanya, langsung jalan dengan kelompok kecil, ke lapangan, ke kebun (punya orang), main sepeda, main layang-layang dan hal hal lain yang menyenangkan di luar rumah.
Sekarang??.. Kalau liburan tiba, acara di televisi penuh dengan acara anak anak di pagi sampai siang hari...
Atau kalau tidak nonton televisi.. paling banter main game di komputer.
Bagus sih bagus... tapi... kan jadi tidak ada aktivitas fisik....
Sebagai seorang Ibu, saya ingin anak anak mendapatkan perkembangan yang bagus untuk urusan bermain ini. Makanya saya pasti langsung meng iya kan jika mereka minta ijin main sepeda, main bola, main layang layang atau main apapun di lapangan kompleks.
Senang kalau mereka masih punya kesempatan untuk beraktivitas secara fisik...(tanpa biaya tentunya)
Mengingat, jaman sekarang di kota Jakarta, dan di kota kota lainnya, sangat sulit mendapatkan tempat lapang untuk bermain anak anak.
Namun, tentu saja kita tidak dapat menafikkan urusan pertelevisian ini, karena bagaimanapun banyak dampak positif dari acara acara televisi, jika kita dapat memilih dan memilahnya untuk anak anak kita. Apalagi era nya sekarang kan sudah era globalisasi... jadi urusan komunikasi ini.. memang harus membuat kita lebih smart dalam mendidik dan mengarahkan anak anak dalam melihat acara acara di televisi.
Labels:
hal lain yang menarik
Friday, July 21, 2006
Menjadi perempuan harus mandiri
Saya kadang bersyukur, menjadi seorang perempuan dengan begitu banyak kesempatan untuk dapat mengambil keputusan dengan cepat. Tanpa harus minta pertimbangan pihak lain. Selalu saya dapat memutuskan apa yang akan saya lakukan dan harus lakukan. Begitu simple dan cepat.
Tidak semua perempuan dapat melakukan seperti hal tersebut.
Beruntunglah saya.
Mudah-mudahan banyak perempuan lain yang dapat mandiri dalam mengambil keputusan keputusan dalam hidupnya dan tidak terkungkung dalam status.
Tidak semua perempuan dapat melakukan seperti hal tersebut.
Beruntunglah saya.
Mudah-mudahan banyak perempuan lain yang dapat mandiri dalam mengambil keputusan keputusan dalam hidupnya dan tidak terkungkung dalam status.
Labels:
renungan
Liberate yourself
Kebanyakan dari kita dalam kesibukan kerja dan kehidupan ini secara tak langsung menjalankan kehidupan dengan cara repetitif, kita melakukan hal yang sama dari hari ke hari, seperti sebuah mesin, terikat secara virtual kepada model Newtonian. Bahkan kalau lebih dicermati ternyata semenjak awal kita telah mencemplungkan anak-anak kita pada media dan sistem pendidikan yang berada dalam dunia repetitif yang sempit!.
Keterikatan akan keteraturan yang repetitif itulah yang kemudian secara psikologis akhirnya menekan cara kita berfikir bebas dan kritis didalam kehidupan ini, ia melahirkan rasa : takut berbeda dari yang lain, atau dikucilkan oleh yang lain… dan semakin terikatlah kita dalam keteraturan itu, padahal, semakin longgar ikatan keteraturan yang repetitif itu pada diri seseorang, semakin bebaslah orang itu, dengan kata lain ternyata kebebasan lebih memberikan kualitas hidup yang lebih baik!
Is that so? Coba kita pikir : kebebasan memberikan kita pilihan, setidaknya kesempatan untuk memilih alternatif, kebebasan juga memberikan kelonggaran dalam mengcounter informasi yang salah, untuk menantang cara pandang lain yang berbeda... Kebebasan (*tentu saja sampai pada tahap tertentu) memberikan kemungkinan untuk meningkatkan kualitas berfikir, bertindak dan kualitas menikmati kehidupan dengan cara yang lebih baik, So… seperti judul yang aku tulis diatas… BEBASKAN dirimu sendiri!....
Keterikatan akan keteraturan yang repetitif itulah yang kemudian secara psikologis akhirnya menekan cara kita berfikir bebas dan kritis didalam kehidupan ini, ia melahirkan rasa : takut berbeda dari yang lain, atau dikucilkan oleh yang lain… dan semakin terikatlah kita dalam keteraturan itu, padahal, semakin longgar ikatan keteraturan yang repetitif itu pada diri seseorang, semakin bebaslah orang itu, dengan kata lain ternyata kebebasan lebih memberikan kualitas hidup yang lebih baik!
Is that so? Coba kita pikir : kebebasan memberikan kita pilihan, setidaknya kesempatan untuk memilih alternatif, kebebasan juga memberikan kelonggaran dalam mengcounter informasi yang salah, untuk menantang cara pandang lain yang berbeda... Kebebasan (*tentu saja sampai pada tahap tertentu) memberikan kemungkinan untuk meningkatkan kualitas berfikir, bertindak dan kualitas menikmati kehidupan dengan cara yang lebih baik, So… seperti judul yang aku tulis diatas… BEBASKAN dirimu sendiri!....
Labels:
renungan
Monday, July 17, 2006
Love got No reason
Sering orang bilang bahwa cinta bisa hilang karena banyak alasan
Sering orang berkata kalau cinta terkikis seiring berjalannya waktu
Aku ndak setuju…. Selama diri kita dipenuhi dengan cinta itu sendiri
Maka takkan pernah kita tersesat dan kehilangan oase cinta kita
Ditengah gurun kehidupan yang kejam ini…
KIDUNG SAMBAT CINTA
Kekasihku,
Apakah karena aku jarang mendengar halus lembut suaramu
Lalu kemudian aku berhenti mencintaimu?
Tidak....!
Cintamu tetap menyusup dan menyisir indra pendengaranku
Seperti bayu yang berdesir, membelai lembut walau tak kasat
Kekasihku,
Apakah karena aku tak dapat memberimu penuh perhatian dan peduli
Lalu itu berarti aku berhenti mencintaimu?
Tidak…!
Cintaku tetap menjadi awan beriring yang menaungi
keindahan sabana asmaramu yang luas membentang
dari terik terpaan kilau sang mentari
Kekasihku,
Apakah karena tak selalu aku dapat menunjukkan cintaku
Lalu menjadi alasan untuk menghilang dari cintamu?
Tidak…!
Lihatlah, Sang bulan dan ribuan bintangnya tidak selalu ada
untuk kita nikmati keindahannya bukan?
Mereka timbul dan tenggelam sesuai dengan aturan alam
Demikian pula cintaku kepadamu,
Seperti lingkaran abadi kehidupan
Tak pernah kuhapuskan cintamu setitikpun
Karena senyummu terpatri sempurna, disini di dada...
Tak sedikitpunpun kuhindari cintamu
karena setiap langkah gerakmu selalu membayangi,
mengurung dan memerangkapku dalam batin
Maka tak mampu aku berhenti mencintaimu.
atas nama berbagai alasan yang kumiliki
Kekasihku
jika memang tetap kau meminta alasan atas cintaku untukmu...
maka jawabanku hanya satu...
Karena untukku,
engkaulah ujud nyata
sang Cinta...
* dari buku kumpulan puisi Tjondronegoro
Sering orang berkata kalau cinta terkikis seiring berjalannya waktu
Aku ndak setuju…. Selama diri kita dipenuhi dengan cinta itu sendiri
Maka takkan pernah kita tersesat dan kehilangan oase cinta kita
Ditengah gurun kehidupan yang kejam ini…
KIDUNG SAMBAT CINTA
Kekasihku,
Apakah karena aku jarang mendengar halus lembut suaramu
Lalu kemudian aku berhenti mencintaimu?
Tidak....!
Cintamu tetap menyusup dan menyisir indra pendengaranku
Seperti bayu yang berdesir, membelai lembut walau tak kasat
Kekasihku,
Apakah karena aku tak dapat memberimu penuh perhatian dan peduli
Lalu itu berarti aku berhenti mencintaimu?
Tidak…!
Cintaku tetap menjadi awan beriring yang menaungi
keindahan sabana asmaramu yang luas membentang
dari terik terpaan kilau sang mentari
Kekasihku,
Apakah karena tak selalu aku dapat menunjukkan cintaku
Lalu menjadi alasan untuk menghilang dari cintamu?
Tidak…!
Lihatlah, Sang bulan dan ribuan bintangnya tidak selalu ada
untuk kita nikmati keindahannya bukan?
Mereka timbul dan tenggelam sesuai dengan aturan alam
Demikian pula cintaku kepadamu,
Seperti lingkaran abadi kehidupan
Tak pernah kuhapuskan cintamu setitikpun
Karena senyummu terpatri sempurna, disini di dada...
Tak sedikitpunpun kuhindari cintamu
karena setiap langkah gerakmu selalu membayangi,
mengurung dan memerangkapku dalam batin
Maka tak mampu aku berhenti mencintaimu.
atas nama berbagai alasan yang kumiliki
Kekasihku
jika memang tetap kau meminta alasan atas cintaku untukmu...
maka jawabanku hanya satu...
Karena untukku,
engkaulah ujud nyata
sang Cinta...
* dari buku kumpulan puisi Tjondronegoro
Labels:
rerasan
Friday, July 14, 2006
YUK KE KADIPIRO!!!!
Warung soto ini mungkin umurnya lebih tua dari diriku. Sudah lama warung soto ini jadi tempat sarapan atau makan siang kala aku masih tinggal di kota Yogya.
Saat kemarin mencoba menapak rasa nya kembali, ternyata tidak ada yang berubah. Bahkan interior warungnya pun tidak berubah.
Satu angkringan soto yang dikelilingi bangku panjang. Dan beberapa buah meja lain dengan bangku bangku yang mengelilingi masing masing meja. Sumpeg. Tetep aja.
Tapi itu yang bikin nostalgi hadir kembali.
Dindingnya penuh dengan kalender dari berbagai macam toko yang menutupi hampir ke seluruh dindingnya.
Ada lukisan penjual soto dalam angkringan yang tetap terpasang sejak hampir 25 tahun aku mulai mengenal dan menjadi pelanggan warung soto ini.
Yuk ke kadipiro!! Begitu aku dan rekan rekanku dulu biasanya kalau mau nyoto ke warung soto kadipiro ini.
Walaupun sekarang .. di seberang tempat ini terdapat warung soto kadipiro II… (entah itu cabangnya atau bukan, tapi mungkin cabangnya..mengingat kalau hari hari libur warung soto ini sering tidak dapat menampung pengunjung) dengan kondisi tempat yang lebih bagus dari warung ini… Aku tetap memilih warung soto yang lama ini dibanding warung yang baru tersebut.
Soto Kadipiro ini soto ayam. Tidak pakai santan, kuah berwarna kuning, tp agak buteg, mungkin ada kemiri dalam bumbunya. Isinya terdiri dari nasi (tentu saja kalau pesan yang pisah, nasinya dipisah, tp kok aku lebih sreg kalau soto campur ya), kol, tomat, ayam suwiran, irisan tomat, dan yang khas adalah ada potongan perkedel kentang. Kadang kadang,jika ingin tambahan lauk, kita bisa pesan jerohan (ati ampela) yang dipotong potong diberi kecap dan bawang goreng.
Rasanya? sedaaap
Dimanapun.. tak ada yang dapat menyaingi rasa soto kadipiro yang satu ini.
Note: Soto Kadipiro tidak membuka cabang di luar Jakarta (begitu tulisan yang terpasang di dalam warung ini)
Labels:
hal lain yang menarik
Judulnya....TAHU DIRI alias.. SADAR DIRI...
Jika demikian kehendakmu, aku akan berhenti bernyanyi.
Jika membuat hatimu berdebar, aku akan mengalihkan mataku dari wajahmu.
Jika menyebabkan jalanmu tertegun tiba-tiba, aku akan menyisi dan mengambil jalan lain.
Jika mengacaukan hatimu dalam merangkai bunga, aku akan menjauh dari kebunmu sunyi.
Jika menyebabkan air bertingkah dan ganas, aku tak akan mengayuh bidukku menyusuri tepi sungaimu.
Jika membuat hatimu berdebar, aku akan mengalihkan mataku dari wajahmu.
Jika menyebabkan jalanmu tertegun tiba-tiba, aku akan menyisi dan mengambil jalan lain.
Jika mengacaukan hatimu dalam merangkai bunga, aku akan menjauh dari kebunmu sunyi.
Jika menyebabkan air bertingkah dan ganas, aku tak akan mengayuh bidukku menyusuri tepi sungaimu.
Labels:
renungan
Kasihan kau perempuan....???!!
O, perempuan, kau bukan buah karya Tuhan semata, tetapi buah karya para lelaki juga; mereka ini senantiasa mencurahi kau dengan keindahan dari hati mereka.
Penyair-penyair menganyam bagimu tenunan dengan benang angan-angan kencana; pelukis-pelukis memberi bentukmu keabadian yang senantiasa baru.
Laut memberikan mutiaranya, tambang memberikan emasnya, taman-taman musim panas memberikan kembang-kembangnya untuk menghias kau, menyalut kau, membuat kau lebih indah.
Kau setengah perempuan dan setengah impian.
=============================
catatanku:
Kasihan ya para perempuan. Selalu dijadikan obyek.
Walaupun bersalut kalimat kalimat yang indah...tetap saja.. perempuan selalu jadi obyek.
Penyair-penyair menganyam bagimu tenunan dengan benang angan-angan kencana; pelukis-pelukis memberi bentukmu keabadian yang senantiasa baru.
Laut memberikan mutiaranya, tambang memberikan emasnya, taman-taman musim panas memberikan kembang-kembangnya untuk menghias kau, menyalut kau, membuat kau lebih indah.
Kau setengah perempuan dan setengah impian.
=============================
catatanku:
Kasihan ya para perempuan. Selalu dijadikan obyek.
Walaupun bersalut kalimat kalimat yang indah...tetap saja.. perempuan selalu jadi obyek.
Labels:
renungan
Wednesday, July 12, 2006
Nonton Da Vinci Code di DVD Bajakan
Tidak semua film dilayar lebar yang merupakan hasil ‘konversi’ dari buku novel yang laris berhasil benar2 mengangkat nuansa ataupun mood yang kita dapatkan apabila membaca bukunya... saya bilang, ndak semua... seperti misal menonton karya Dan Brown yang berjudul Da Vinci Code, wah.. jauh banget ‘greget’nya dibanding membaca novel aslinya... jauh lebih mending baca bukunya... *entah kenapa kok rasanya lebih muantep di buku alurnya... mbuh itu kurang pandainya sang sutradara, atau apa... pokoknya ndak segreget kalo baca bukunya.... Jauh berbeda sama nonton Harry Potter atau Lord of the Ring yang manapun, udah baca bukunya, nonton filmnya ya kok tetep menyenangkan keduanya.... Knapa ya ?..
Tapi sebenernya yang pengen aku bahas itu bukan keberhasilan sutradara mengkonversi novel ke layar lebar, tapiiii... bagaimana peran sebuah buku dalam kehidupan kita sehari-hari, bagaimana sebuah buku bisa membangunkan imajinasi bahkan menggerakkan nurani atau semangat seseorang, coba ya.. buatku karya2 Pramudya Ananta Toer misalnya, wuah... bisa dikategorikan seandai karya Mozart buatku, rangkaian kata yang dia ekspresikan dalam buku2nya seakan untaian nada yang mengalun sempurna not demi not dalam partitur orkestra yang memukau... lain lagi misalnya dengan karya Arswendo dalam Senopati Pamungkas, isinya seperti Gending klasik yang menerawang jiwa membawa kita melompat mundur menyaksikan keindahan tarian kehidupan kebesaran masa lalu dunia kita....
Buku, sekali lagi buku, adalah sebuah mahakarya yang tercipta dengan tidak disengaja ( lha emang pernah ada yang klaim siapa pencipta buku pertama ?), Buku yang bagus mampu menggerakkan dunia, mengguncang jagat, sebutlah Buku Mein Kampf nya Hitler, Buku Communist Manifesto nya Karl Marx, Buku Strategi perang Sun Tzu, Buku "megatrend" nya John Naisbitt. Adalah contoh2 bagaimana sebuah buku bisa memotivasi imajinasi suatu bangsa...
Tapi ingat, sebuah buku hanyalah sebuah buku, sekali lagi cermati, bahwa bukan bukunya yang sakti tapi apa isi yang terkandung didalamnya.., Buku Matematik rumit berisi teori Quantum paling mutakhir TIDAK ADA artinya buat seorang anak SD, mungkin sama dia cuma dipake ngganjel pintu, Al-Quran, Injil, Weda hanya sebuah Kitab... yang akan berubah maknanya begitu kita mengerti apa isi yang terkandung didalamnya....
Bisa mengerti makna yang terkandung dalalam sebuah buku juga merupakan ilmu, skill dan sekaligus anugerah yang luarbiasa... dibutuhkan kecerdikan, wawasan, imajinasi dan kebijaksanaan.... ah.. sayang ya.. dulu perpustakaan alexandria di constantinople dibakar sama orang turki pada tahun 400AD, kalo ndak.. wah betapa banyaknya ilmu pengetahuan dan kewicaksanaan kehidupan yang bisa kita nikmati saat ini... LHO??? ini aku ngomongin da vinci code kok malah jadi kuliah tentang buku sih? hehehe maaf ya...
Tapi sebenernya yang pengen aku bahas itu bukan keberhasilan sutradara mengkonversi novel ke layar lebar, tapiiii... bagaimana peran sebuah buku dalam kehidupan kita sehari-hari, bagaimana sebuah buku bisa membangunkan imajinasi bahkan menggerakkan nurani atau semangat seseorang, coba ya.. buatku karya2 Pramudya Ananta Toer misalnya, wuah... bisa dikategorikan seandai karya Mozart buatku, rangkaian kata yang dia ekspresikan dalam buku2nya seakan untaian nada yang mengalun sempurna not demi not dalam partitur orkestra yang memukau... lain lagi misalnya dengan karya Arswendo dalam Senopati Pamungkas, isinya seperti Gending klasik yang menerawang jiwa membawa kita melompat mundur menyaksikan keindahan tarian kehidupan kebesaran masa lalu dunia kita....
Buku, sekali lagi buku, adalah sebuah mahakarya yang tercipta dengan tidak disengaja ( lha emang pernah ada yang klaim siapa pencipta buku pertama ?), Buku yang bagus mampu menggerakkan dunia, mengguncang jagat, sebutlah Buku Mein Kampf nya Hitler, Buku Communist Manifesto nya Karl Marx, Buku Strategi perang Sun Tzu, Buku "megatrend" nya John Naisbitt. Adalah contoh2 bagaimana sebuah buku bisa memotivasi imajinasi suatu bangsa...
Tapi ingat, sebuah buku hanyalah sebuah buku, sekali lagi cermati, bahwa bukan bukunya yang sakti tapi apa isi yang terkandung didalamnya.., Buku Matematik rumit berisi teori Quantum paling mutakhir TIDAK ADA artinya buat seorang anak SD, mungkin sama dia cuma dipake ngganjel pintu, Al-Quran, Injil, Weda hanya sebuah Kitab... yang akan berubah maknanya begitu kita mengerti apa isi yang terkandung didalamnya....
Bisa mengerti makna yang terkandung dalalam sebuah buku juga merupakan ilmu, skill dan sekaligus anugerah yang luarbiasa... dibutuhkan kecerdikan, wawasan, imajinasi dan kebijaksanaan.... ah.. sayang ya.. dulu perpustakaan alexandria di constantinople dibakar sama orang turki pada tahun 400AD, kalo ndak.. wah betapa banyaknya ilmu pengetahuan dan kewicaksanaan kehidupan yang bisa kita nikmati saat ini... LHO??? ini aku ngomongin da vinci code kok malah jadi kuliah tentang buku sih? hehehe maaf ya...
Labels:
hal lain yang menarik
Saturday, July 08, 2006
Apa yang engkau takuti.....
Semua orang punya ketakutan yang spesifik, beragam dan sukar dipahami
ada yang takut kecoak, ada yang takut tikus, ada yang takut hantu, ada yang
takut kehilangan muka, ada yang takut kehilangan harga diri... wah kalau dijejer
bisa 3 halamanpun gak akan habis daftarnya.....
Rasa ketakutanpun ternyata sesuai dengan tingkat umur dan kedewasaan kita
makin berumur.. daftar ketakutanpun bertambah... masih ingat? waktu kita kecil
dulu bermain hujan tanpa takut kena flu? coba sekarang? rintik2 saja dijamin
kita terbirit-birit! ya to?
Rasa takut yang dikategorikan paling umum diantaranya : Takut MATI, takut TUA,
takut SENGSARA, dan takut DIPERMALUKAN , urutannya silahkan anda atur sendiri2...
ketiga rasa takut itu sangat dominan diantara semua kalangan dan jabatan,,,,
dari tukang penjual roti sampe bapak mentri, gak pandang bulu dan pakaian...
sehingga terkadang apapun dilakukan untuk menghindarkan diri dari rasa rasa itu,,
kalau aku bertanya kepadamu : hmmmm.... rasa takut kamu apa? yang mana?
bisa jawab?
Labels:
renungan
Subscribe to:
Posts (Atom)