Monday, October 22, 2012
Waktu, Tutur Kata dan Kesempatan
Katanya ada 3 hal dalam hidup ini yang gak pernah kembali, yaitu waktu yang kita telah lalui, perkataan yang kita ucapkan dan kesempatan.
Ketiganya menjadi unsur pembentuk diri kita sekarang ini.
Namun 3 hal yang tak pernah kembali itu juga bukanlah harga yang mati sebab toh mereka akan datang lagi dimasa mendatang, waktu yang akan datang, perkataan yang akan kita ucapkan dan kesempatan yang akan kita ciptakan....
Labels:
renungan
Thursday, October 18, 2012
Worried
Ada kekhawatiran yang amat sangat, saat kita sudah tahu bahwa kita akan melangkah masuk ke area "TIDAK PASTI", karena kepastian yang ada telah tercerabut dari akarnya.
Bagaimana kita akan melangkah lebih jauh?. Apakah langkah kita tepat? Kemana kita akan melangkah? itu jadi gangguan pikiran yang terus menerus datang saat zona nyaman akan kita tinggalkan.
Kita memang selalu berusaha agar dapat menyamankan hidup kita yang hanya singkat ini. Namun, bagaimanakah jika zona nyaman itu tidak selalu ada. Adalah kewajiban kita untuk membuat kita dan orang orang yang kita cintai selalu ada dalam zona nyaman. Walaupun dengan standard yang berbeda beda setiap periode. Zona nyaman saat ini, bisa jadi berbeda dengan zona nyaman sebulan lagi, atau setahun lagi, atau bahkan minggu depan.
Kekhawatiran selalu membayangi hal hal yang penuh ketidakpastian.
Semoga semua berjalan sebagaimana seharusnya hal hal itu berjalan.
Bagaimana kita akan melangkah lebih jauh?. Apakah langkah kita tepat? Kemana kita akan melangkah? itu jadi gangguan pikiran yang terus menerus datang saat zona nyaman akan kita tinggalkan.
Kita memang selalu berusaha agar dapat menyamankan hidup kita yang hanya singkat ini. Namun, bagaimanakah jika zona nyaman itu tidak selalu ada. Adalah kewajiban kita untuk membuat kita dan orang orang yang kita cintai selalu ada dalam zona nyaman. Walaupun dengan standard yang berbeda beda setiap periode. Zona nyaman saat ini, bisa jadi berbeda dengan zona nyaman sebulan lagi, atau setahun lagi, atau bahkan minggu depan.
Kekhawatiran selalu membayangi hal hal yang penuh ketidakpastian.
Semoga semua berjalan sebagaimana seharusnya hal hal itu berjalan.
Labels:
renungan
Saturday, October 13, 2012
Kok masih mboys aja sih?
Gaya tampilan saya yang mengutamakan kenyamanan, ternyata mengundang tanya beberapa teman lain.
Berbaju atasan yang agak longgar, bercelana jeans, bersepatu kets, ber tas backpack. Menurut saya, ndak ada yang aneh dengan penampilan tersebut.
Cuma akan jadi aneh saat ditanya, berapa jumlah anaknya dan umur anaknya berapa.
Iya. Benar. Begitu tahu umur si sulung, mereka langsung ber respon, wih... anaknya dah gede, tapi kok kamu masih mboys aja, a.k.a. tomboy.
Sampai disitu, saya langsung merasa minder, dan merasa sedikir bersalah dengan penampilan saya. Apakah ndak boleh? orang bergaya mboys?... toh kenyamanan saya berpakaian kan urusan saya sendiri. Mengapa jadi terlihat aneh bagi orang lain. Apakah perempuan seumuran saya, ndak boleh bergaya nyaman?... toh saya ndak pake daster ini..wkwkwk.
Whatever. Terserah apa kata orang deh. Kalau saya masih pede aja dengan gaya saya, why not? ya tak??
Berbaju atasan yang agak longgar, bercelana jeans, bersepatu kets, ber tas backpack. Menurut saya, ndak ada yang aneh dengan penampilan tersebut.
Cuma akan jadi aneh saat ditanya, berapa jumlah anaknya dan umur anaknya berapa.
Iya. Benar. Begitu tahu umur si sulung, mereka langsung ber respon, wih... anaknya dah gede, tapi kok kamu masih mboys aja, a.k.a. tomboy.
Sampai disitu, saya langsung merasa minder, dan merasa sedikir bersalah dengan penampilan saya. Apakah ndak boleh? orang bergaya mboys?... toh kenyamanan saya berpakaian kan urusan saya sendiri. Mengapa jadi terlihat aneh bagi orang lain. Apakah perempuan seumuran saya, ndak boleh bergaya nyaman?... toh saya ndak pake daster ini..wkwkwk.
Whatever. Terserah apa kata orang deh. Kalau saya masih pede aja dengan gaya saya, why not? ya tak??
Labels:
rerasan
Friday, October 12, 2012
Daya dan dayu .....
Semakin bertambah umur, rasanya proses daya kritisku semakin turun. Tergerus oleh waktu, dan lebih banyak terpengaruh oleh daya rasa yang ada didiriku beberapa tahun terakhir ini.
Daya tanggapku juga juga tergerus oleh daya rasa.
Terlalu manja?? mungkin tidak. Namun terlalu perasa? mungkin iya.
Moody mungkin tepatnya.
Saat mood sedang bagus, rasanya hawa hidup ini begitu penuh cerita, penuh senyum, dan penuh warna. Namun saat mood sedang jelek karena sikap atau emosi yang tiba tiba muncul, rasanya hidup ini plain banget. Tak ada warna yang bisa mendorong nafsu hidup untuk lebih keukeuh.
Saya seperti sedang ditampar oleh seseorang yang berumur paruh baya, agar dapat cepat beradaptasi dengan suasana hati yang selalu moody ini. Agar cepat keluar dari sendunya kehilangan warna hidup.
Plakk!!!!
Bangun hai kau!!...hidup tak sekedar berwarna indah, tapi kebanyakan berwarna coklat dan abu abu. Selami itu. Tinggalkan warna yang indah indah itu. Tiba saatnya bersama sama kita menghadapi warna coklat dan abu abu dalam hidup kita.
Ah! dia benar. Dia cepat mengambil sikap. Aku? terlalu mendayu dayu, terjerat emosi sesaat.
Tak lama lagi, usiaku jelang paruh baya juga. Ada banyak kewajiban menghadang.
Semoga bisa bertahan hidup dan memenuhi kewajiban yang ada dengan cukup layak.
Semoga semoga.
Daya tanggapku juga juga tergerus oleh daya rasa.
Terlalu manja?? mungkin tidak. Namun terlalu perasa? mungkin iya.
Moody mungkin tepatnya.
Saat mood sedang bagus, rasanya hawa hidup ini begitu penuh cerita, penuh senyum, dan penuh warna. Namun saat mood sedang jelek karena sikap atau emosi yang tiba tiba muncul, rasanya hidup ini plain banget. Tak ada warna yang bisa mendorong nafsu hidup untuk lebih keukeuh.
Saya seperti sedang ditampar oleh seseorang yang berumur paruh baya, agar dapat cepat beradaptasi dengan suasana hati yang selalu moody ini. Agar cepat keluar dari sendunya kehilangan warna hidup.
Plakk!!!!
Bangun hai kau!!...hidup tak sekedar berwarna indah, tapi kebanyakan berwarna coklat dan abu abu. Selami itu. Tinggalkan warna yang indah indah itu. Tiba saatnya bersama sama kita menghadapi warna coklat dan abu abu dalam hidup kita.
Ah! dia benar. Dia cepat mengambil sikap. Aku? terlalu mendayu dayu, terjerat emosi sesaat.
Tak lama lagi, usiaku jelang paruh baya juga. Ada banyak kewajiban menghadang.
Semoga bisa bertahan hidup dan memenuhi kewajiban yang ada dengan cukup layak.
Semoga semoga.
Labels:
renungan
Saturday, October 06, 2012
And because
for every seasons
there will be changes
from sunny to cloudy
from cloudy to rainy
flower blossoms
then withered
sun rise
then set
still
life goes on
and so does us
and life need no reasons
at all
there will be changes
from sunny to cloudy
from cloudy to rainy
flower blossoms
then withered
sun rise
then set
still
life goes on
and so does us
and life need no reasons
at all
Muara Teweh,Kota Kecil yang Besar
Saat mengetahui saya harus menuju pedalaman Kalimantan Tengah di wilayah Kabupaten Murung Raya, betapa senangnya rasa ini. Jadi inget perjalanan beberapa belas tahun lalu, saat menuju Buntok, untuk menyambangi keluarga adik yang saat itu merantau ke Ampah. Langsung membayangkan lamanya perjalanan yang cukup seru dan asik.
Tujuan akhir adalah pedalaman Sungai Barito, dan kota terakhir untuk menuju tempat tersebut adalah Muara Teweh. Wow.
Dalam perjalanan yang memakan waktu hampir 10 jam lebih kurang dari Banjar Baru (Kalimantan Selatan), saya hampir tidak memejamkan mata. Begitu ingin tahu keadaan kota kota yang terlewati. Kota kota yang pernah saya lewati 17 tahun lalu. Kandangan, Amuntai, Ampah, Buntok, wah....ada beberapa plang nama tempat makan yang cukup menarik.... ketupat kandangan,.. dan bakar bakaran di Amuntai...
Sempet merasakan bakar bakaran di Amuntai, kebetulan saya dan teman teman ambil bebek, dkk nya... rasanya?... hmmm ndak bisa diceritakan, karena memang ndak perlu diceritakan. hehehe....
Sudah gelap saat saya sampai di Muara Teweh. dari ketinggian saya agak sedikit kaget, melihat lampu lampu kota yang cukup banyak dan dalam area yang cukup luas. Itulah kota Muara Teweh. Hah! ternyata saya salah sangka. Saya pikir kota Muara Teweh adalah kota kecil biasa, ternyata... sebagai kota di pedalaman Kalimantan Tengah, kota tersebut cukup hidup. Ramai.
Indikator utama adalah, berjejer ATM dari berbagai bank utama di Indonesia, semua ada di kota kecil ini. Alamat kehidupan bisnis dan ekonomi cukup padat lalu lintasnya di kota ini.
Saya menginap di Hotel Pacific, yang konon merupakan salah satu pioner hotel di kota Muara Teweh ini. Nah, berbeda lagi saat melihat bentuk fisik hotel tersebut. Terlanjur berharap melihat hotel kecil yang standard bentuknya, ternyata dari luar hotel ini hanya seperti penginapan biasa. Hotel ini ada di jajaran bangunan-bangunan ruko yang ada di tepi S. Barito. Yah.. lumayan lah sebagai tempat istirahat, yang penting buat saya, kamar mandinya bersih dan tidak horor buat bersih bersih. Isi perabot kamarnya, standard, cukup layak. Apalagi kebanyakan yang nginep di sini bule bule yang kerja di pertambangan batubara sana. Katanya sih masakan di sini sangat direkomendasikan, namun sampai saya check out, tiap kali pesan makanan selalu dijawab dengan kalimat, chef nya tidak ada. Namun tiap kali lewat ruang makannya, saya melihat bule bule itu sedang makan enak. Apa maksudnya? Apakah tampang saya dan teman teman kurang qualified? wkkakakak.....
Kehidupan malam di Kota Muara Teweh, cukup ramai. Bahkan lebih ramai daripada kota kota kecil yang pernah saya kunjungi di pedalaman Kalteng. Mungkin karena ada di tepi Sungai dan merupakan tempat transit utama di wilayah pedalaman Kalteng ini, jadi Muara Teweh cukup jadi tempat yang diandalkan untuk pintu keluar masuk wilayah Murung Raya ini.
(bersambung)
Tujuan akhir adalah pedalaman Sungai Barito, dan kota terakhir untuk menuju tempat tersebut adalah Muara Teweh. Wow.
Dalam perjalanan yang memakan waktu hampir 10 jam lebih kurang dari Banjar Baru (Kalimantan Selatan), saya hampir tidak memejamkan mata. Begitu ingin tahu keadaan kota kota yang terlewati. Kota kota yang pernah saya lewati 17 tahun lalu. Kandangan, Amuntai, Ampah, Buntok, wah....ada beberapa plang nama tempat makan yang cukup menarik.... ketupat kandangan,.. dan bakar bakaran di Amuntai...
Sempet merasakan bakar bakaran di Amuntai, kebetulan saya dan teman teman ambil bebek, dkk nya... rasanya?... hmmm ndak bisa diceritakan, karena memang ndak perlu diceritakan. hehehe....
bakar bakaran di Amuntai |
Tugu masuk kota Kandangan berupa Ketupat. |
Sudah gelap saat saya sampai di Muara Teweh. dari ketinggian saya agak sedikit kaget, melihat lampu lampu kota yang cukup banyak dan dalam area yang cukup luas. Itulah kota Muara Teweh. Hah! ternyata saya salah sangka. Saya pikir kota Muara Teweh adalah kota kecil biasa, ternyata... sebagai kota di pedalaman Kalimantan Tengah, kota tersebut cukup hidup. Ramai.
Indikator utama adalah, berjejer ATM dari berbagai bank utama di Indonesia, semua ada di kota kecil ini. Alamat kehidupan bisnis dan ekonomi cukup padat lalu lintasnya di kota ini.
Saya menginap di Hotel Pacific, yang konon merupakan salah satu pioner hotel di kota Muara Teweh ini. Nah, berbeda lagi saat melihat bentuk fisik hotel tersebut. Terlanjur berharap melihat hotel kecil yang standard bentuknya, ternyata dari luar hotel ini hanya seperti penginapan biasa. Hotel ini ada di jajaran bangunan-bangunan ruko yang ada di tepi S. Barito. Yah.. lumayan lah sebagai tempat istirahat, yang penting buat saya, kamar mandinya bersih dan tidak horor buat bersih bersih. Isi perabot kamarnya, standard, cukup layak. Apalagi kebanyakan yang nginep di sini bule bule yang kerja di pertambangan batubara sana. Katanya sih masakan di sini sangat direkomendasikan, namun sampai saya check out, tiap kali pesan makanan selalu dijawab dengan kalimat, chef nya tidak ada. Namun tiap kali lewat ruang makannya, saya melihat bule bule itu sedang makan enak. Apa maksudnya? Apakah tampang saya dan teman teman kurang qualified? wkkakakak.....
Kehidupan malam di Kota Muara Teweh, cukup ramai. Bahkan lebih ramai daripada kota kota kecil yang pernah saya kunjungi di pedalaman Kalteng. Mungkin karena ada di tepi Sungai dan merupakan tempat transit utama di wilayah pedalaman Kalteng ini, jadi Muara Teweh cukup jadi tempat yang diandalkan untuk pintu keluar masuk wilayah Murung Raya ini.
(bersambung)
Labels:
petualangan
Subscribe to:
Posts (Atom)