Mengetahui salah satu teman sedang berada di nepal, dan hiking di pegunungan Himalaya, rasanya saya langsung jadi orang jahat.
Iri seiri irinya kepada dia. Mengapa dia mendapatkan kesempatan itu, dan saya tidak.
Tak semua orang mampu mau kesana, tak semua orang mau, mampu ke sana.
disitu saya merasa sangat merana.
Thursday, September 28, 2017
Monday, September 25, 2017
Aroma nasi goreng babat.
Tadi dalam perjalanan ke kantor, tiba tiba aroma masakan menyergap hidung. Aroma yang langsung mengingatkanku pada masa kecilku.
Ya, dulu aku tinggal di Kampung Malang, Semarang. Salah satu kampung lama di Semarang yang berada di sekitar Bubakan. Penjual nasi goreng biasa lewat malam hari di kampungku.
Ibuku yang tidak mampu beli nasi goreng babat yang dijajakan, biasanya punya akal dengan memasakkan nasi di rumah yang kadang agak banyak untuk dimasakkan oleh tukang nasi goreng keliling itu.
Paling tidak, bau bau nasi goreng belinya ada.
Baunya amboiii....sambel yang digongso, dan..irisan babat kesetnya yang kecil kecil, terpateri erat di ingatan.
...
Kapan hari aku coba nostalgia dengan nasi goreng babat di jembatan Berok, namun agak kecewa, karena aromanya tidak nostalgia banget.
Saya jadi penasaran, tadi yang saya lewatin warung makan apa ya?.... besok kalau lewat dan bau nostalgia itu ada, aku akan langsung turun dari angkot ah.
Labels:
memori
Subscribe to:
Posts (Atom)