Laki laki?
Aku tidak tahu, apa yang ada di benak laki laki, saat ia mendapatkan seseorang yang pada awalnya sangat sangat diinginkannya.
Namun dengan berjalannya waktu, ternyata keadaan berubah. Kadang sesuatu yang sangat diinginkannya berubah jadi membosankan. Dan akhirnya, akan ada lagi sesuatu yang akan diinginkannya lagi. Dan lagi.
Perempuan?
Mungkin demikian juga. Aku tidak tahu.
Yang pasti pada perempuan, hal seperti itu lebih jarang terungkap.
Karena perempuan lebih pintar menjaga perasaan.
Thursday, January 20, 2005
Tuesday, January 18, 2005
Mengapa?
Walaupun sudah berumur 37 tahun.. masih saja banyak pertanyaan yang timbul dan selalu bergejolak di dealam benakku.
Mengapa perempuan harus berbeda dengan laki-laki. Bahkan sejak masih anak anak, akan selalu diterapkan perbedaan kepada kedua makhluk yang berbeda itu.
Saya ingat, betapa saat SMA saya merasa benar benar dipandang sebagai manusia. Orang orang disekeliling benar benar memandang saya karena kapasitas pribadi. Karena otak yang lumayan encer. Karena kemampuan menghandle teman teman. Karena keberanian untuk ikut berpetualang. Karena prestasi. Karena.. saya. Bukan karena saya perempuan.
Setelah beranjak dewasa, semuanya berubah. Saya sebagai perempuan, akan selalu dipandang sebagai perempuan. Walaupun prestasi tidak terhalangi oleh perbedaan jenis kelamin itu. Namun tetap saja akan ada yang memandang keperempuanan saya.
Berhubungan dengan banyak laki laki membuat mata ini lebih terbuka, bahwa memang sebagian besar (note: sebagian besar!) laki laki memang selalu memandang perempuan dari segi keperempuanan terlebih dahulu, baru kemudian yang lain lain. Kalaupun ada perempuan yang sangat berprestasi, laki laki akan mengakui jika hanya prestasinya itu melebihi dirinya, jika prestasinya hanya ada di garis rata rata.. faktor perempuanlah yang akan membuat laki laki itu akan menengok pada seorang perempuan.
Mengapa begitu?
Saya selalu ingat, saya selalu mempertanyakan, mengapa perempuan harus dapat mens segala. BIkin repot. Mengingat saya selalu merasa repot kalau dapat mens.
Mengapa perempuan harus pake bra? (Kalau begitu mengapa diberi payudara ya?)
Mengapa perempuan harus kerepotan kalau mau buang air kecil. Apalagi kalau di tengah perjalanan dimana toilet tidak ada.. atau kalaupun ada.. sangat tidak nyaman untuk dipakai. Sedangkan laki laki...?
Mengapa perempuan harus dandan kalau mau pergi? Dengan urutan yang lengkap pula.
Mengapa laki laki bisa dengan cepat siap kalau mau pergi?
kalau mau dirunut, bisa banyak list "mengapa" yang selalu muncul
Dan semua mengapa itu mengacu pada satu hal... kelemahan perempuan dibanding laki laki. Atau kalaupun bukan kelemahan, adalah kerepotan perempuan dibanding laki laki dalam mengurus dirinya sendiri.
Sebenarnya, sangat ingin saya selalu dipandang karena kemampuan saya. Bukan karena keperempuanan saya. Karena pendapat pendapat saya. Karena kemampuan saya. Karena
prestasi saya.
Bukan karena, saya pintar dan cantik, or.. saya sexy, or.. karena...
Kadang saya pikir, hanya sedikit laki laki yang bisa memandang perempuan bukan karena dia perempuan.
Seorang laki laki kadang butuh perempuan karena... (untuk menyalurkan kebutuhan biologis).. disamping karena cinta. Namun cinta itu bisa dikesampingkan jika tiba tiba, saat si perempuan berumur 40 tahun, dan si laki laki bertemu perempuan lain yang bisa menarik dirinya. Nah.. berarti.. cinta bisa dikesampingkan untuk urusan biologis.
Saya kadang berpikir, ingin bertemu seseorang yang benar benar menghargai saya karena kemampuan intelektual saya. Kemampuan berpendapat saya. Kemampuan menghandle pekerjaan. Dan segala hal yang mampu saya lakukan.
Bukan karena hal hal yang bersifat seks.(note: seks disini bisa berarti segala hal yang berhubungan dengan sifat keperempuanan lho. not just seks.)
Seorang suami kadang tidak dapat melihat istrinya sebagai seorang yang layak dihargai. Kadang kadang... hanya urusan 3 hari sekali or urusan seminggu sekali ia akan membutuhkan istrinya. hari hari lain... urusan masing masing.
Ah, sepertinya tulisan diatas ini kacau balau... tidak terarah.. karena memang pikiran lagi ndak terarah juga. Beban kehidupan sebagai seorang perempuan berkeluarga memang cukup membuat "mengapa " mengapa" yang lain selalu muncul.
(suatu saat tulisan diatas akan diedit, dan bersambung)
Mengapa perempuan harus berbeda dengan laki-laki. Bahkan sejak masih anak anak, akan selalu diterapkan perbedaan kepada kedua makhluk yang berbeda itu.
Saya ingat, betapa saat SMA saya merasa benar benar dipandang sebagai manusia. Orang orang disekeliling benar benar memandang saya karena kapasitas pribadi. Karena otak yang lumayan encer. Karena kemampuan menghandle teman teman. Karena keberanian untuk ikut berpetualang. Karena prestasi. Karena.. saya. Bukan karena saya perempuan.
Setelah beranjak dewasa, semuanya berubah. Saya sebagai perempuan, akan selalu dipandang sebagai perempuan. Walaupun prestasi tidak terhalangi oleh perbedaan jenis kelamin itu. Namun tetap saja akan ada yang memandang keperempuanan saya.
Berhubungan dengan banyak laki laki membuat mata ini lebih terbuka, bahwa memang sebagian besar (note: sebagian besar!) laki laki memang selalu memandang perempuan dari segi keperempuanan terlebih dahulu, baru kemudian yang lain lain. Kalaupun ada perempuan yang sangat berprestasi, laki laki akan mengakui jika hanya prestasinya itu melebihi dirinya, jika prestasinya hanya ada di garis rata rata.. faktor perempuanlah yang akan membuat laki laki itu akan menengok pada seorang perempuan.
Mengapa begitu?
Saya selalu ingat, saya selalu mempertanyakan, mengapa perempuan harus dapat mens segala. BIkin repot. Mengingat saya selalu merasa repot kalau dapat mens.
Mengapa perempuan harus pake bra? (Kalau begitu mengapa diberi payudara ya?)
Mengapa perempuan harus kerepotan kalau mau buang air kecil. Apalagi kalau di tengah perjalanan dimana toilet tidak ada.. atau kalaupun ada.. sangat tidak nyaman untuk dipakai. Sedangkan laki laki...?
Mengapa perempuan harus dandan kalau mau pergi? Dengan urutan yang lengkap pula.
Mengapa laki laki bisa dengan cepat siap kalau mau pergi?
kalau mau dirunut, bisa banyak list "mengapa" yang selalu muncul
Dan semua mengapa itu mengacu pada satu hal... kelemahan perempuan dibanding laki laki. Atau kalaupun bukan kelemahan, adalah kerepotan perempuan dibanding laki laki dalam mengurus dirinya sendiri.
Sebenarnya, sangat ingin saya selalu dipandang karena kemampuan saya. Bukan karena keperempuanan saya. Karena pendapat pendapat saya. Karena kemampuan saya. Karena
prestasi saya.
Bukan karena, saya pintar dan cantik, or.. saya sexy, or.. karena...
Kadang saya pikir, hanya sedikit laki laki yang bisa memandang perempuan bukan karena dia perempuan.
Seorang laki laki kadang butuh perempuan karena... (untuk menyalurkan kebutuhan biologis).. disamping karena cinta. Namun cinta itu bisa dikesampingkan jika tiba tiba, saat si perempuan berumur 40 tahun, dan si laki laki bertemu perempuan lain yang bisa menarik dirinya. Nah.. berarti.. cinta bisa dikesampingkan untuk urusan biologis.
Saya kadang berpikir, ingin bertemu seseorang yang benar benar menghargai saya karena kemampuan intelektual saya. Kemampuan berpendapat saya. Kemampuan menghandle pekerjaan. Dan segala hal yang mampu saya lakukan.
Bukan karena hal hal yang bersifat seks.(note: seks disini bisa berarti segala hal yang berhubungan dengan sifat keperempuanan lho. not just seks.)
Seorang suami kadang tidak dapat melihat istrinya sebagai seorang yang layak dihargai. Kadang kadang... hanya urusan 3 hari sekali or urusan seminggu sekali ia akan membutuhkan istrinya. hari hari lain... urusan masing masing.
Ah, sepertinya tulisan diatas ini kacau balau... tidak terarah.. karena memang pikiran lagi ndak terarah juga. Beban kehidupan sebagai seorang perempuan berkeluarga memang cukup membuat "mengapa " mengapa" yang lain selalu muncul.
(suatu saat tulisan diatas akan diedit, dan bersambung)
Friday, January 07, 2005
PORNOGRAFI OR PHOTOGRAFI OR...
Kemaren siang, di perempatan harmoni, aku lihat pedagang majalah menjajakan majalah baru. (paling tidak baru buat aku, karena baru sekarang aku lihat majalah itu). Judul majalah "SEX"... ada promo judul di halaman depan majalah itu.. "Memburu gundik gundik pejabat"..
Duuh Gusti Allah, aku mengelus dada dan mengelus pikiranku, kenapa orang orang ini jadi gila ya? Mana gambar yang jadi coverpun....
Wah, memang ini sudah bukan jadi negara dengan adat sopan santun yang dijaga. Sudah bukan menjadi negara timur semenjak reformasi bergulir di negara ini.
Mungkin orang akan berpikir aku sebagai hipokrit. Namun, begitulah. Sejujurnya aku memang mengelus dada melihat keadaan seperti ini. Bukan munafik, urusan sex memang salah satu hal pasti ada dalam kehidupan kita. Namun bukan harus dibebaskan untuk dipertontonkan dengan bebas seperti itu. Apa yang terjadi kalau yang melihat adalah seorang anak SD kelas 3 ke atas. Yang sudah bisa mengerti makna sebuah kalimat.
Pasti dia akan bertanya tanya majalah apa itu.
Makanya memang anak sekarang lebih dewasa dari pada umur sebenarnya. Lingkungan memaksa mereka menjadi seperti itu.
Apalagi, era informasi yang sudah begitu menyatu dalam kehidupan kita saat ini. Pintar pintarkita sebagai orang tua dalam menyiasati kehidupan yang semakin amburadul ini.
Duuh Gusti Allah, aku mengelus dada dan mengelus pikiranku, kenapa orang orang ini jadi gila ya? Mana gambar yang jadi coverpun....
Wah, memang ini sudah bukan jadi negara dengan adat sopan santun yang dijaga. Sudah bukan menjadi negara timur semenjak reformasi bergulir di negara ini.
Mungkin orang akan berpikir aku sebagai hipokrit. Namun, begitulah. Sejujurnya aku memang mengelus dada melihat keadaan seperti ini. Bukan munafik, urusan sex memang salah satu hal pasti ada dalam kehidupan kita. Namun bukan harus dibebaskan untuk dipertontonkan dengan bebas seperti itu. Apa yang terjadi kalau yang melihat adalah seorang anak SD kelas 3 ke atas. Yang sudah bisa mengerti makna sebuah kalimat.
Pasti dia akan bertanya tanya majalah apa itu.
Makanya memang anak sekarang lebih dewasa dari pada umur sebenarnya. Lingkungan memaksa mereka menjadi seperti itu.
Apalagi, era informasi yang sudah begitu menyatu dalam kehidupan kita saat ini. Pintar pintarkita sebagai orang tua dalam menyiasati kehidupan yang semakin amburadul ini.
Dang Dut an di televisi
Wah... kalau perasaanku ini bisa diungkapkan dengan perbuatan, aku pasti sudah mencak mencak, muntah, pengin protes. ndak keruan.
Hanya, karena aku tidak dapat berbuat apa apa lah makanya cuma tulisan yang bisa menyalurkan ke "muak" an ku.
Stasiun televisi sekarang sudah benar benar memuakkan dalam mengemas tayangan show dangdutan. Aku sampai tidak habis pikir, ini tayangan televisi atau tayangan dangdut di sekaten. Sudah tidak ada bedanya. Keseronokan, kemesuman gayanya, erotis goyang tubuhnya, benar benar membuat aku ingin memuntahkan kemuakanku.
Tidak tanggung tanggung lagi. Tayangan dangdut setiap hari pasti ada di masing masing sta TV itu. Sepertinya mereka janjian, tidak ada hari tanpa dangdut.
Memang solusinya kita tidak usah melihat tayangan itu. Namun sebagai seorang perempuan, istri dan seorang ibu,aku muak.
Bisakah mereka bergaya lebih sopan sedikit. tanpa goyangan yang erotis dan vulgar seperti itu. Puih!!!
Muak aku.
Ini reformasi malah jadi amburadul. Ndak keruan. Kebebasannya bener bener ndak mendidik kalau begini ini.
Sekuat kuatnya kita protes.. sta TV paling akan komentar, ini acara ratingnya tinggi, jadi iklannya banyak.
Jadi kalau uang sudah bicara, rambu rambu akan diterjang, apalagi kalau menurut mereka "suara dangdut adalah suara rakyat".
MBEL GEDHUWEL.
Hanya, karena aku tidak dapat berbuat apa apa lah makanya cuma tulisan yang bisa menyalurkan ke "muak" an ku.
Stasiun televisi sekarang sudah benar benar memuakkan dalam mengemas tayangan show dangdutan. Aku sampai tidak habis pikir, ini tayangan televisi atau tayangan dangdut di sekaten. Sudah tidak ada bedanya. Keseronokan, kemesuman gayanya, erotis goyang tubuhnya, benar benar membuat aku ingin memuntahkan kemuakanku.
Tidak tanggung tanggung lagi. Tayangan dangdut setiap hari pasti ada di masing masing sta TV itu. Sepertinya mereka janjian, tidak ada hari tanpa dangdut.
Memang solusinya kita tidak usah melihat tayangan itu. Namun sebagai seorang perempuan, istri dan seorang ibu,aku muak.
Bisakah mereka bergaya lebih sopan sedikit. tanpa goyangan yang erotis dan vulgar seperti itu. Puih!!!
Muak aku.
Ini reformasi malah jadi amburadul. Ndak keruan. Kebebasannya bener bener ndak mendidik kalau begini ini.
Sekuat kuatnya kita protes.. sta TV paling akan komentar, ini acara ratingnya tinggi, jadi iklannya banyak.
Jadi kalau uang sudah bicara, rambu rambu akan diterjang, apalagi kalau menurut mereka "suara dangdut adalah suara rakyat".
MBEL GEDHUWEL.
Kuasa Tuhan
Saat melihat anak anak balita sudah menjadi mayat, pasti banyak orang akan berpikir. Betapa kejamnya takdir yang telah menimpa rakyat Aceh. Masalah GAM tidak pernah berakhir. Masalah kekayaan bumi Aceh. Dan masalah masalah lain yang selalu menimpa rakyat Aceh sejak dulu.
Tetapi mudah mudah an mereka tidak menyalahkan Tuhan. Karena Tuhan pasti punya rencana sendiri. Janganlah kamu mempertanyakan atau mengkomplainnya.
Ingat cerita tentang Nabi Musa yang berguru kepada Nabi Khidir?
Tetapi mudah mudah an mereka tidak menyalahkan Tuhan. Karena Tuhan pasti punya rencana sendiri. Janganlah kamu mempertanyakan atau mengkomplainnya.
Ingat cerita tentang Nabi Musa yang berguru kepada Nabi Khidir?
Wednesday, January 05, 2005
Tuesday, January 04, 2005
Seminggu setelah bencana besar itu
Sudah seminggu lebih setelah badai tsunami dan gempa meluluhlantakkan serambi mekah.
Diri ini masih pedih, jika melihat banyak mayat yang belum terurus. Bahkan ada yang membusuk di dalam air.
Kita memang tidak bisa hanya komplain, karena di lapangan memang begitu berat medannya.
Akhirnya, hanya berdoa yang bisa kita lakukan. Semoga Tuhan punya rencana yang lebih bagus buat bangsa ini. Amin
Diri ini masih pedih, jika melihat banyak mayat yang belum terurus. Bahkan ada yang membusuk di dalam air.
Kita memang tidak bisa hanya komplain, karena di lapangan memang begitu berat medannya.
Akhirnya, hanya berdoa yang bisa kita lakukan. Semoga Tuhan punya rencana yang lebih bagus buat bangsa ini. Amin
Subscribe to:
Posts (Atom)