Begitu tahu ada proyek yang ditawarkan ke saya lokasinya di Pulau Buru, saya terus menerus berharap supaya bisa goal...
Saya belum pernah ke sana, jadi ingin sekali ke sana.
Ternyata saat ini tidak ada pesawat yang menuju ke pulau buru, dulu sih ada katanya, tp sekarang sudah tidak ada.
Jadilah, harus mengatur jadwal dengan pemakaian kapal penumpang menuju ke pulau buru.
Akhirnya hari H pun datang, berangkat dari Jakarta jam 06 pagi, transit di surabaya bentar, then langsung ke Ambon.
Transit di Ambon, karena kapal baru jalan jam 20.00 WIT menurut jadwal. SO, saya hanya istirahat aja mau kemana mana kok ndak sreg, hujan lagi.
Akhirnya saat naik kapal pun tiba, kapal yang saya naiki namanya kapal penumpang Elizabeth , dia ada kelas kamar dan tanpa kamar. Harga kamarnya sendiri 300 rb per kamar diluar harga tiket yang sekitar 120 ribu an.
Tunggu punya tunggu, kapal baru berangkat jam 21.30. Tapi ndak papa sih, daripada sampai pulau buru masih gelap, mending agak siangan dikit.
Sepanjang perjalanan kapal, saya cuma tidur..habis laut tenang tanpa gelombang. Saya pasang alarm jam 02.00 pagi WIB, karena katanya bakal sampai Namlea sekitar jam itu.
Ya udah, alarm bunyi, dan saya siap siap beres beres barang untuk dibawa turun.
Kami ber empat, jadi saling bagi bagi barang, biar ndak pake porter.
Sampai Namlea sekitar jam 4 an pagi, masih gelap sekali.
Sambil nunggu jemputan, kami diam aja di kapal. Biar agak terang sedikit.
Setelah jemputan dateng, perjalanan kami lanjutkan ke arah barat, ke wilayah kecamatan Air Buaya. Sepanjang perjalanan masih gelap, hanya berhenti sebentar di suatu masjid, karena teman teman akan subuhan.
Sampai di tempat tujuan sudah jam 07.00 waktu setempat. waaaah...
lega...bisa gubrag bentar, walau di kapal tidur terus, tp tetep aja capek.Karena tidurnya sambil bersikap waspada terus.
Lha sambil bayangin.....yang ndak ndak....apalagi kita kan melewati laut seram, yang kalau musim barat, agak seram......
(bersambung)