Sebagai seorang perempuan, saya selalu memandang, mengapa laki laki diberi hak istimewa yang lebih daripada perempuan. Dan perempuan diharuskan melihat hak istimewa tersebut sebagai kewajaran. Benarkah begitu? Atau hanya saya pribadi yang memandang segala hal itu dengan pandangan naïf.
Laki laki diberi kelebihan untuk lebih bersifat rasional daripada perempuan. Jika seorang perempuan bisa sakit hati untuk sesuatu hal yang dilakukan laki laki. Seorang laki laki kadang (mungkin) memandang apa yang menyakitkan hati perempuan itu adalah hal yang wajar untuk mereka.
Laki laki merasa berhak mempermainkan perasaan perempuan. Perempuan sendiri sebenarnya juga berhak mempermainkan perasaan laki laki. Namun biasanya jarang terungkap, karena memang yang lebih sering mempermainkan perasaan perempuan pasti laki laki dong. Mana ada perempuan mempermainkan perasaan perempuan lainnya. Itu mah lines. Namun tidak menutup kemungkinan perempuan mempermainkan perasaan laki laki juga lho. Tergantung bagaimana situasi dan kondisinya. Namun karena disini yang menulis adalah seorang perempuan, pastilah yang didiskreditkan harus laki laki.
Kapan dan bagaimana seorang perempuan dapat mendefinisikan perasaannya sudah dipermainkan oleh seorang laki laki. Tentu saja itu sangat subyektif. Dalam banyak hal, istilah mempermainkan perasaan ini biasanya berhubungan dengan kosa kata yang namanya CINTA.
Mungkin dan bisakah suatu kondisi tersebut diatas (laki laki mempermainkan perasaan perempuan) dapat dimintai pertanggungjawaban? Mungkinkah?
Jika si perempuan merasa dipermainkan, sedangkan si laki laki merasa tidak pernah mempermainkan. Bagaimana?
Jadi ini masalah sudut pandang. dan tentu saja masalah waktu. Bisa jadi juga buat laki laki, apa yang dia lakukan adalah hal yang biasa saja buat dia. Jadi tidak dapat dianggap suatu permainan. Apalagi jika tidak ada komitmen didalamnya. Namun jika sudah ada komitmen tertulis didalamnya, tidak dapat tidak, perempuan berhak menuntut status yang jelas atas permainan yang dilakukan oleh si laki laki. Apalagi jika terjadi kondisi yang sampai merugikan si perempuan secara fisik. Wah, pastilah saya sebagai perempuan akan membela perempuan lah. Iya tak?
Urusan bermain-main dengan perempuan ini bisa terjadi pada berbagai usia. Dari usia remaja sampai kakek-kakek. Dari orang jalanan sampai dengan intelek. Dari orang miskin sampai dengan yang kaya raya. Dari orang bodoh sampai dengan orang yang pinter. Dari orang lugu sampai orang yang tidak lugu (apa ya istilahnya?). dari orang yang sederhana sampai dengan orang yang bergaya. Dari orang yang jelek sampai orang yang cakep. Dari orang yang pendek sampai dengan orang yang tinggi. Dari orang yang kurus sampai dengan orang yang gemuk. Ya intinya, mencakup semua golongan lah.
Apa yang seharusnya perempuan lakukan jika berada dalam kondisi seperti tersebut diatas?...... apalagi jika masalahnya sudah menyangkut fisik dan materi.???
Ada yang dapat memberi masukan ndak? Pls…
4 comments:
ret,
dipermainkan gimana sih ret.. hehe saya ga pernah sih, selalu sama dalam berhubungan dengan laki2.. kalau sampai dipermainkan berarti kan laki2 itu tau kelemahan kita, so be strong in front of a man.. ~_~
hi Ret,
mungkin kita juga tak perlu memandang laki-laki sebagai makhluk yg superior ya.
Kalau dari awal pandangan kita sudah begitu akan mempengaruhi tindakan kita dalam bergaul dgn laki-laki.Jadinya gampang dipermainkan.
Tetapi kalau kita udah menggap laik-laki punya kelemahan dan kelebihan juga, kita akan lebih percaya diri dalam berhadpan dgn laki-laki sehingga tak mudah untuk dipermainkan.
-maknyak-
thx mom, maknyak... its not my story... but my friends...
Laki laki paling susah kalo dimintai komitmen... itu fakta.. bukannya pengecut, tapi laki2 lebih berhitung panjang ke depannya.. kalo perempuan kan lebih ngandelin esmosi jiwa.. dan malangnya love is blind kaya stevie wonder... jadi ya cuman geleng2 kepala aja...huehehehehe... urusan cinta, komitmen, emang rumit!!
Post a Comment