Monday, December 27, 2004

Tuhan masih memberkatiku

Melihat dan membaca berbagai berita akibat gempa tektonik di dasar laut yang mengakibatkan badai tsunami di sumatra bagian utara, membuat aku miris sekali.
Bagaimana kalau aku ada di sana. Betapa hal-hal yang indah akan sirna dalam sekejap saja. Tuhan tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir lagi saat kita berada di tengah bencana. Cuma dua pilihannya, mati atau selamat. Itu aja.
Namun, bencana alam seperti itu adalah benar benar tidak dapat diprediksikan sebelumnya. Bahkan juga banjir bandang di sungai. Sungai yang tadinya tenang dan dangkal, tiba tiba bisa menelan korban karena banjir yang tiba tiba datang tanpa ada tanda tanda sebelumnya.
Kalau sudah begitu itu, hanya bersyukur yang aku bisa lakukan. Karena Tuhan masih memberi kesempatan hidup padaku dan semuanya yang masih hidup. Masih diberi kesempatan untuk memperbaiki hidup. Membuat hidup ini jadi lebih berguna.
Terima kasih Tuhan.
Amin.

Friday, December 24, 2004

Harapan tentang suatu pengabdian

Sangat sulit mengharapkan sesuatu yang bersifat pengabdian di jaman sekarang ini. Semuanya begitu berbeda.
Memang jaman sudah berubah, aku menyadarinya dengan amat sangat. Namun tidak bisakah kita mendapatkan sesuatu yang berbeda. Sekarang jamannya memang sudah bukan jaman feudal (begitu orang berumur bilang). Sudah modern. Orientasi nilai sudah bergeser. Nilai nilai dalam kehidupan banyak diasosiasikan dengan angka.
Yah. Memang hidup ini berat dan sulit bagi sebagian orang.
Contoh mudah di depan mata. Tidak bisa kita berharap mendapatkan pembantu dengan nilai pengabdian pada saat ini. Sebaik baik kita memperlakukan mereka dengan standard diatas rata rata pun tidak akan memberikan dampak pengabdian pada sikap dan perilaku mereka. Sebesar apapun kita memberikan apa yang mereka butuhkan, itupun tidak menjadikan pengabdian jadi focus mereka dalam melakukan pekerjaan. Serela apapun yang telah kita korbankan untuk mereka, itupun tidak akan memunculkan factor pengabdian pada apa yang mereka lakukan. Seolah olah, mereka tidak mengenal apa kata balas budi atau hutang budi. Bahkan jika kita dengan repot memikirkan bekal apa yang harus mereka dapat untuk hidup di masa yang akan datang dengan mandiri. Itupun tidak menambah adanya factor pengabdian pada segala apa yang mereka kerjakan.
Semua tetep berdasar factor ekonomi. Factor nyaman atau tidak nyaman. Factor enak atau tidak enak. Factor bisa atau tidak bisa. Factor p[antas atau tidak pantas. Tidak ada factor pengabdian yang tulus dalam mereka melakukan pekerjaannya. Atau, apakah itu salah satu cara mereka menunjukkan bahwa mereka masih mempunyai eksistensi diri dan tempat dalam kehidupan ini. Sehingga jika factor pengabdian masuk dalam hidup mereka, seolah olah hidup mereka sudah diambil oleh majikan.
Tentu saja apa yang aku tulis masih dalam scope sempit, yaitu masalah dengan keberadaan pembantu rumah tangga di masa modern ini.

Ada beberapa kasus lain, dimana pengabdian masih mendapatkan tempat nomor satu dalam kehidupan ini. Namun, aku ingin memfokuskan pada satu hal saja untuk saat ini, yaitu pembantu rumah tangga. Obyek yang aku hadapi sehari hari, dan kadang menjadi masalah yang cukup penting dalam kegiatan harianku.

Kadang aku menjadi frustasi, apakah aku sebaiknya menjadi seorang nyonya rumah biasa saja. Seperti kebanyakan nyonya rumah yang menjadikan pembantu mereka adalah benar benar pembantu. Tanpa susah susah memikirkan apa yang akan menjadi bekal hidup mereka di masa mendatang. Mengingat kelakuan pembantu yang selalu membuat diriku susah. Menyesalkah aku karena aku pernah menyekolahkan mereka hingga tamat. Mengikutkan kursus mereka. Memberikan bekal materi yang cukup. Mencarikan mereka tempat kerja yang kemudian ditolak mentah mentah.
Kadang penyesalan cukup penting untuk mengurangi beban pikiran yang ada karena telah bertindak cukup manusiawi buat mereka, para pembantu. Yang kemudian akan berbuntut dengan pemikiran, ya sudahlah, biarlah aku memperlakukan mereka memang sebagai pembantu. Sebagaimana layaknya pembantu. Dan tidak perlu memberikan suatu yang dapat menjadi suatu ikatan batin di masa datang.
Perlakukan mereka sebagai pembantu. Itu saja. Daripada kemudian aku frustasi di masa datang karena seolah olah tidak ada gunanya aku memberikan begitu banyak bekal untuk mereka. Memang aku tidak berhak mengarahkan hidup mereka di masa depan. Memang tidak. Aku tidak punya hak atas masa depan mereka. Walaupun maksud baik ada dibalik semua itu. agar mereka tidak selamanya jadi pembantu rumah tangga.
Percuma aku selama beberapa tahun terakhir ini susah payah memikirkan bekal untuk masa depan mereka. Karena mereka sendiri tidak pernah memikirkan hal tersebut. Sekali lagi, tidak ada factor pengabdian dalam apa yang mereka kerjakan. Semuanya hanya berdasar factor pekerjaan. Pekerjaan. Dan pekerjaan.

Sekarang ini, sepertinya aku ingin menghentikan semua perbuatanku dalam membantu orang orang kecil yang bersusah payah untuk membayar uang sekolah mereka. Percuma. Dan tidak berguna. Sepertinya aku akan menghentikan semua donasiku untuk uang sekolah anak anak tidak mampu. Mereka hanya akan menganggap aku seperti mesin uang yang memang sudah selayaknya mengucurkan uangnya. Mereka tidak berpikir bahwa aku dengan susah payah menyisihkan sebagian dana untuk hal hal seperti itu. bahwa aku bahkan merelakan hal hal lain yang seharusnya bisa aku dapatkan dari dana yang aku sisihkan tersebut. Bahwa jika uang tersebut aku kumpulkan sendiri saja sejak beberapa tahun lalu, pasti sudah lumayan simpanan uangku, daripada aku hambur hamburkan untuk mereka. Bahwa jika uang itu aku pergunakan untuk hal hal lain di keluarga, akan menampakkan wujud yang lebih bermanfaat. Sepertinya aku sekarang berada dalam batas titik nadir, dimana aku hanya seperti menaburkan garam di laut. Tidak ada gunanya. Tidak ada bekasnya. Percuma. Sia-sia.

Sejujurnya aku tidak pernah mengharapkan imbalan apapun dan dalam bentuk apapun untuk semua yang kulakukan. Tapi melihat kelakuan mereka semua, aku menyesal. Mungkin aku terlalu memasukkan perasaan “orang Jawa” dalam melihat orang lain. Sehinggal hal hal yang menurutku seharusnya begini seharusnya begitu juga aku terapkan kepada orang lain. Dan aku tidak menyadari bahwa setiap orang dari daerah yang berlainan sangat berbeda dalam memandang suatu tindakan.
Mungkin aku akan menjadi orang lain saja. Mungkin aku tidak usah menyusahkan diri sendiri demi membantu orang lain. Mungkin lebih baik aku pergunakan uangku untuk hal hal yang lebih berguna. Mungkin aku terlalu ambisius dalam membantu orang lain.

Namun, bisakah aku menghentikan begitu saja semua itu? mungkin aku harus memberitahukan secara perlahan, supaya mereka mencari orang lain dalam waktu dekat. Aku ingin menyenangkan diriku sendiri saat ini. Tidak mengalahkan hal hal kesenanganku hanya untuk orang lain. Yang bahkan mungkin orang lain tidak pernah memikirkan hal tersebut.
Aku ingin jadi orang yang tidak perduli dengan mereka. Toh semua orang sudah mendapat jalannya dan arahnya dari Tuhan. Jadi bukan hakku untuk membantu mengubah hidup mereka.
Aku ingin jadi orang biasa saja. Yang membantu orang sebisa aku. Yang membantu orang dikala aku bisa dan mau saja. Tanpa perlu bersusah payah mengalokasikan dana dana untuk pos lain dan mengalihkannya pada mereka.

Aku saat ini benar benar dalam keadaan menyesal menjadi orang yang terlalu sok baik hati. Hanya karena kelakuan para pembantu yang membuatku sedih. Karena mereka aku jadi ingin mengubah seluruh pandanganku terhadap orang kecil. Ternyata mereka semua memang mentalnya sudah terbentuk seperti itu. tidak akan pernah berubah.

Monday, December 20, 2004

WE' RE BACK

Akhirnya setelah selama 15 tahun kita menunggu suatu prestasi yang agak nyata, marching band ugm kembali dapat naik ke posisi 3 besar pada GPMB XXI tahun 2004. memang tidak mudah, karena membutuhkan perjuangan yang berat baik fisik maupun mental. Apalagi setelah beberapa kali GPMB kita hanya berada di urutan 3 terbawah.
Namun ternyata absennya UGM tahun lalu pada untuk melakukan instropeksi akan tim dan kekuatannya, ternyata mendapatkan imbalan yang cukup membanggakan.
Tidak sia sia para alumni mb-ugm tak henti hentinya memberikan spirit dan dorongan bahkan lecutan untuk mereka agar tidak memalukan almamater.
Tantangan untuk MENANG, atau TIDAK USAH MAIN SAMA SEKALI, memberikan lecutan yang berarti, hingga mereka menghasilkan materi yang cukup lumayan.
Namun kita juga sadar, beban berat para pemain yang rata rata adalah mahasiswa yang direcoki dengan biaya spp yang mahal, sehingga mereka tidak boleh main main dalam tiap semesternya, memang merupakan pilihan pisau bermata dua.
Jadi memang, masing masing pemain harus pandai pandai menyiasati tugas kuliah dan tugas berlatih dengan amat sangat. Atau salah satunya akan dikorbankan.
Sebagai salah satu eks anggota mb ugm, melihat adik adik bermain dengan cukup bagus, rasanya, seperti melihat kembali ugm di masa lalu. Yang penuh dengan kreatifitas, walaupun yang sekarang ini belum sekreatif di masa lalu, mengingat latar belakang pergaulan mahasiswa sekarang juga sangat sangat berbeda dengan masa 15 atau 20 tahun yang lalu. Yang sangat miskin informasi dan komunikasi.
Namun bagaimanapun, kita sudah cukup lega, dapat duduk kembali ke 3 besar. Tinggal perjuangan ke depan, salah satu target adalah mengalahkan MB UI.

Hymne UGM, yang kemaren kami nyanyikan bersama sama dengan adik adik pemain, ternyata masih cukup ampuh untuk membuat bulu kudukku merinding. Terharu.
Ternyata UGM masih cukup layak untuk menjadi salah satu yang tercinta dalam hidupku.

BAKTI KAMI MAHASISWA GADJAH MADA SEMUA
KUBERJANJI MEMENUHI PANGGILAN BANGSAKU
DI DALAM PANCASILA MU JIWA SELURUH NUSAKU
KUJUNJUNG KEBUDAYAANMU
KEJAYAAN INDONESIA

Friday, December 17, 2004

KESETIAAN DAN LOYALITAS

Kesetiaan adalah sebuah kata yang bermakna sangat positif. Identik dengan loyalitas.
Loyalitas seseorang terhadap sesuatu, dapat memberikan dampak positif dan negative sekaligus kepada dirinya. Tergantung kepada bagaimana yang diyakininya itu berpengaruh kepada dirinya.
Apa jadinya jika suatu loyalitas, ternyata malah merugikan diri sendiri. Memasung kreatifitas. Mengabaikan ambisi. Mengaburkan tujuan.
Apakah lebih baik kita mengabaikan loyalitas, apabila kita sudah merasakan negatifnya efek loyalitas tersebut?
Dan kemudian kita akan disebut sebagai orang yang tidak loyal??? Tidak setia???
Pentingkah anggapan orang akan diri kita???
Mungkin kita harus berpikir ulang lagi.
Lets say,… jaman orde baru. Karena loyalnya para bawahan kepada atasannya, sehingga jadilah korupsi atasan akan tersamar, karena bawahan hanya akan mengangguk angguk. Sementara yang berusaha tidak mengikuti arus korupsi, akan dijauhi dari teman dan dijauhkan dari proyek juga. Dengan demikian, sudah tidak punya teman, tak dapat uang tambahan juga.
Itu di kalangan pegawai pemerintah.

Bagaimana di dalam suatu kehidupan sehari hari. Pentingkah kita mempertahankan loyalitas jika imbalan yang kita dapat tidak sesuai dengan loyalitas yang kita berikan.
Apakah loyalitas itu memiliki harga???
Bagaimana dengan kesetiaan?? Apakah kesetiaan juga memiliki harga???
Tentu saja.
Namun nilai masing masing berbeda. Harap dicatat. Ada hal yang tidak dapat dinilai dengan uang. Bahkan dengan uang yang milyaran rupiah pun (benarkah???)

Wednesday, December 08, 2004

Senyum untuk sebuah pertanyaan seorang anak lelaki berumur 4 tahun

Tiba tiba saja, anakku yang berumur 4 tahun menanyakan sesuatu hal yang membuat aku tersenyum. Walaupun itu pertanyaan yang mempunyai esensi sama dengan pertanyaan pertanyaan dia sbelumnya tentang beda seorang perempuan dan laki laki.
Namun macam pertanyaan dia kali ini agak mengejutkan.
" Bu, kenapa titit dinda dipotong sama pak dokter?"... (ha?!!!) "Memang kenapa mas?"... "itu dinda kan titit e ndak ada, kan dipotong sama pak dokter".
Hhh gimana ya cara menjelaskannya?
mmm... palingan aku cuma bisa menjawab gini.." bukan dipotong mas... tapi ya memang itu bedanya. mas perampuan apa laki laki?"
"laki-laki" terus..."dinda perempuan apa laki laki?"... "perempuan"
Nah itulah... makanya titit dimas dan dinda beda.

Sebenarnya ada banyak pertanyaan, seperti misalnya: "bu dinda kok pipisnya beda?"..."aku berdiri dinda kok jongkok"..
dan... jawaban yang kuberikan juga tidak jauh beda dengan yang diatas...

Namun ada akibatnya saat si adik dengar pertanyaan seperti ini... karena ia kemudian kalau pipis jadiikut ikutan berdiri.. seperti kakaknya..... :) (tidak mau kalah)

Saturday, December 04, 2004

TAHU KUPAT MAGELANG

Tahu kupat setahuku hanya ada di kota Magelang. dan hanya tahu kupat warung pojok yang aku tahu sejak aku kecil. Saat aku melakukan perjalanan semarang purworejo ke tempat nenek, tahu kupat magelang menjadi langganan untuk jajan dan jadi tempat yang menjadi favoritku bahkan sampai saat ini. Dan hanya di warung pojok itulah aku selalu membeli tahu kupat, ditempat lain di magelang?... tidak pernah.

Memang ada sih di Jakarta, di daerah Lebak Bulus dan ada cabangnya di daerah jalan saharjo, tapi berani taruhan? Pasti tidak seenak tahu kupat warung pojok Magelang.

Tahu kupat adalah makanan sejenis… apa ya?.. yang pasti terdiri dari ketupat, tahu putih yang digoreng diberi tauge diatasnya dan kemudian disiram dengan bumbu kacang yang agak encer. Bumbunya? Jangan Tanya. Aku tidak tahu. Tidak lupa taburan bawang goreng. Mmm yummi. Tentu saja panas, karena dia menggoreng tahunya hanya kalau ada pengunjung yang memesan. (mungkin ada yang hampir seperti itu di beberapa daerah lain, namun materinya pasti tidak sama, dan tentu saja aku yakin sekali, rasanya pasti berbeda jauh.

Hmmm… kangennya aku makan tahu kupat di warung pojok itu. sayang sekali, kemarin mudik tidak bisa merasakan kenikmatannya. You know why? Saat aku tiba di sana, tahu kupatnya………….. HABIS.
Kasihan ya? Kemecernya sudah sejak berangkat mudik, eh ternyata gagal total.
Akhirnyalah sampai sekarang masih terbayang terus tahu kupat warung pojok di Magelang itu.

Thursday, December 02, 2004


republik togog. gambaran republik indonesia kita tercinta. Posted by Hello

Monday, November 29, 2004

KOMBINASI PILIHAN, KESEMPATAN DAN TAKDIR

Begitu banyak kesempatan dan pilihan yang kita hadapi
dalam hidup ini, tapi apakah kesempatan dan pilihan itu
akan dipengaruhi atau mempengaruhi takdir kita?

Dari sisi agama, Takdir diartikan sebagai ketentuan
yang telah Allah tetapkan. Bahkan jauh sebelum semua makhluk
diciptakan, Allah telah menuliskan semua takdir makhluknya
dari permulaan masa hingga hari akhir… itulah konsep utamanya.

Coba perhatikan! melihat statement diatas maka point yang
harus betul2 dicermati adalah : ternyata TAKDIR ITU
TIDAK ADA YANG TAHU KECUALI HANYA ALLAH.

Jadi sekali lagi, bagi manusia yang namanya takdir Allah itu
adalah hal gaib dan misteri, ndak usah lah terlalu dipikirin….

Jauh hari sebelum pertanyaan diatas muncul, orang-orang jaman
dulu pun sering berselisih paham tentang takdir ini, wualah….
mereka itu menjadi dua kubu yang ekstrem. Yang pertama yang
menyerahkan semua pada takdir, tidak mau bekerja dan berusaha.
Yang kedua yang tidak percaya pada takdir dan berpendirian
bahwa manusia 100% menentukan apa yang akan terjadi…
Nah, mau ikut yang mana?

Kita kan dilahirkan seperti kertas putih yang kosong, bersih
tanpa coretan atau tulisan atau apapun yang membuat kita kotor.
Kertas kosong itu kan menjadi tempat untuk menuliskan pilihan
kita. Akankah pilihan itu menjadi suatu tulisan yang bagus..?
Atau hanya berakhir di tempat sampah?

Jadi, semua kembali pada diri kita... Apa yang harus kita pilih?
tentu saja yang harus kita tuliskan dalam kertas kita adalah
pilihan yg tidak akan membuat kita berakhir di tempat sampah kan?

Kita tidak bisa mengatakan –misalnya- bahwa kita ini tidak akan
pernah menjadi kaya karena takdir Allah. Sebab dari mana kita
tahu apa di masa yang akan datang itu kita akan tetap miskin?
(ini misal aja lho)

Apakah karena ingat sama takdir lalu kita tidak berusaha agar
menjadi kaya? Walaupun kesempatannya ada? Atau pilihannya ada?

Jelas2 Allah sendiri sebagai sang Penulis Takdir manusia justru
memerintahkan kita manusia untuk selalu berusaha, bekerja dan
berikhtiar untuk yang terbaik!...

Nah, Jadi ternyata posisi yang terbaik untuk kita adalah tidak
menghilangkan nilai dan kepercayaan kita pada takdir dan kita
sebagai manusia tetap berusaha.. memilih/menciptakan kesempatan maupun memilih hanya yang terbaik untuk diri kita…..

So? Karena itu janganlah kita takut salah memilih, Karena
apapun pilihan kita.. tentu kita inginkan yang terbaik kan?

Hidup ini terlau indah untuk dilewatkan begitu aja... memang tak
mudah bagi kita untuk mengerti Akar kehidupan. Tapi ya itulah…
semua itu adalah proses .. Dan perjalanan kita di dunia ini
belum berakhir…. Lhadalah? atau justru mungkin baru aja dimulai?
hehehe....

*tulisan dari seorang rm igouw

Sunday, November 28, 2004

TAKDIR, KESEMPATAN, ATAU PILIHAN

Menurutmu, mana yang paling menentukan hidupmu di masa yang akan datang, takdir, kesempatan, atau pilihan?

Pilih salah satu, dan berikan alasanmu.

Tuesday, November 09, 2004

Sehari penuh bersama anak anak

Sehari penuh saya di rumah, tanpa asisten, membawa ingatanku kepada salah satu teman terbaik saya waktu kos di yogyakarta. Sebenarnya saya sudah kenal dia sejak satu sekolah waktu SMP, namun baru mengenal dia dengan baik setelah kami sama sama satu kos waktu kuliah di Yogyakarta.
Satu ingatan yang tetap ada sampai sekarang adalah, dia benar benar seseorang yang teladan. Teladan dalam arti sepenuhnya. Waktu SMP dia sudah masuk 5 besar dari satu sekolah yang jumlahnya per angkatan sekitar 600 an anak. Kemudian waktu SMA saya dengar dengar pula, dia tetap jadi 5 besar pula di salah satu SMA favorit di Semarang.
Setelah satu kos dengan dia, saya akui, memang dia patut dijadikan teladan. Tekun. Baik hati. Ramah. Entah, saya belum dapat menemukan kekurangan dari dirinya. Sebagai seorang perempuan, dia memang benar benar seorang perempuan sejati.
Waktu kuliah, dia sempat jadi teladan juga di fakultasnya, dengan IP yang lumayan tinggi, dan kegiatan asistensi dia yang seabreg membuat saya hanya dapat angkat jempol untuk teman yang satu ini. Tidak tergoda sedikitpun untuk hal hal yang bersifat hura hura sebagaimana layaknya anak kuliahan.
Dan setahu aku pula, yang naksir ke dia itu lumayan banyak, dan biasanya anak pinter pinter juga. Namun dia lebih memilih anak ITB Bandung sejak tahun kedua kuliah.
..
sampai sekarang, setelah usia kita sama sama menuju ke kepala 4. saya tetap masih angkat jempol untuk dia. Belum berubah.
Dengan kapasitas dia yang lebih itu, sebenarnya pasti akan banyak kesempatan dia untuk berkarir. Namun dia lebih memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Salut. Dan sepertinya dia menikmatinya (entah benar atau tidak). Walaupun mamanya pernah sedikit komplain, karena merasa anaknya itu pandai, namun tidak mau memanfaatkan kepandaiannya dan apa yang telah didapatnya selama menuntut ilmu.
Mamanya, mungkin tidak menyadari, bahwa anak anak butuh suatu bekal yang bagus juga untuk masa depannya, dan seorang ibu yang pandai, pastilah akan mempersiapkannya dengan sebaik baiknya.
Mungkin banyak hal yang dia rencanakan untuk masa depannya bersama keluarganya. Mendidik anak anak untuk mendapatkan hal hal yang memang layak didapatkan. Dengan dua orang tua yang sama sama pintar, bukan tidak mungkin anaknya akan jadi jenius.

apa yang saya bayangkan adalah, bagaimana seseorang dengan kemampuan yang begitu lebih, mampu menghadapi dan menekan segala keinginannya demi sesuatu yang namanya KELUARGA. Sementara saya, dengan kemampuan yang pas pas an, namun merasa sok sok an, dengan merasa selalu tidak betah dengan kegiatan domestik rumah tangga. Merasa itu merupakan beban yang cukup menyita banyak emosi.
..
Sepertinya tetap saja, teman itu akan menjadi teladan bagiku. Untuk berusaha menikmati dan menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Tanpa selalu protes untuk hal hal yang seharusnya memang menjadi tanggung jawabku, bukannya job para asisten di rumah.

Tuesday, November 02, 2004

LAJANG MELAYANG

Kemaren buka puasa bersama dengan temen temen dari ui. Banyak informasi masuk. Ada yang menyedihkan,menggelikan, mengecewakan, menyenangkan.
Tapi diantara semua kabar itu, cerita tentang Nuria yang mendapat bea siswa ke Perancis, itu yang paling bikin iri. Tapi bukan sirik. Karena aku senang dia akhirnya mendapatkan sponsor ke Perancis.
Jadi inget pembicaraan pembicaraan dengan dia di saat lalu.
Aku selalu iri dengan kehidupannya, namun heran, kenapa dia juga iri dengan kehidupanku. Benar kata orang, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau dari rumput di halaman sendiri (memang kambing???!).
Aku selalu iri dengan kemandiriannya dalam hidup. Ia dapat pergi kemana ia ingin pergi, bahkan dalam keterbatasannya.
Jadi setiap kali ia mendapatkan uang, ia akan menggunakannya untuk pergi ke mana ia suka. Keliling Eropa, until she drop. hehe...
Ke Amerika. cuma berbekal undangan seminar, tiket pp dari sponsor, dan kartu kredit. no cash.
Wah... asyiknya. Jiwa petualangnya bener bener kuat.

Sampai suatu hari ia bercerita bahwa ia ingin meneruskan sekolah ke Perancis, namun karena umurnya sudah lebih dari 35 tahun, ia sudah sangat susah untuk mendapatkan sponsporship dengan jalur biasa. Harus dengan jalur luar biasa.
Ia sangat ingin mewujudkan apa yang diinginkannya. Alasannya?
Dengan keadaan sekarang, apa lagi yang harus ia capai. Hanya prestasi akademik yang bisa dibanggakannya, prestasi pribadi yang harus dicapainya. Ia merasa lajang di usianya. Hanya gelar PhD yang bisa dipersembahkan untuk orang tuanya.
Dan terus terang... aku sangat sangat iri dengan kebebasannya dalam mengambil keputusan. Namun aku juga sangat gembira ia mendapatkan apa yang diinginkannya. Bea siswa untuk ambil Visual Anthropology di Paris.

Alangkah indahnya dunia ini, jika kita bisa menjadi diri kita sendiri.
Kapankah aku dapat mewujudkan segala apa yang diinginkan, karena sudah terikat dengan nyawa ibu kota yang seperti ibu tiri ini.

Saturday, October 30, 2004

CHANNEL RADIO FAVORIT

Akhirnya, setelah beberapa minggu mencari cari, aku mendapatkan kembali teman setiaku dalam perjalanan di kala siang dan sore hari. Awalnya aku menemukannya karena seorang teman yang merasa itu menjadi channel radio favorit selama ia di Jakarta. Selama seminggu ia di Jakarta, itulah channel radio yang selalu menemani dikala kita sedang berkendara.
Namun, akibat kebijasanaan perubahan semua gelombang bagi semua stasiun radio di Jakarta beberapa waktu lalu (hampir 2 bulan lalu), aku kehilangan gelombang radio tersebut. Berkali kali aku eksplor semua channel radio yang ada, namun tidak ada yang match dengan stasiun favorit tersebut. Apalagi, bodohnya aku, nama stasiun radio tersebut juga aku tidak tahu, karena hampir dalam sepanjang hari siarannya, tidak ada seorang penyiarpun yang mengguide radio tersebut.
Akhirnya setelah cukup lama mengkutak kutik semua stasiun radio, menyerahlah aku, dan aku ingat,… pernah ada di milis seorang teman memberikan list perubahan gelombang. Bodohnya. Kenapa tidak dari awal menggunakan informasi tersebut.

Sekarang, sudah kutemukan kembali gelombang tersebut, dan aku juga jadi tahu nama stasiun radio tanpa iklan dan tanpa penyiar tersebut, yaitu DRABA FM. Dulu ada di 88,3 FM namun sekarang move to 99,9 FM.

Thanks God, ada lagu-lagu asyik yang setia menemani di tengah keribetan lalu lintas Jakarta.
Dan untukmu teman terbaikku , kalau kamu ke Jakarta lagi, kita bisa dengarkan lagi stasiun radio favorit kita.

Tuesday, October 26, 2004

FASISME YANG SALAH KAPRAH

Apakah fasisme itu sebenarnya… maksudku.. arti yang sebenar benarnya.
Kebingungan itu menderaku untuk selalu mencari. Dan ternyata, memang banyak hal membingungkan pada konsep itu.
Keinginan untuk mengerti lebih dalam muncul setelah aku membaca “FONTAMARA” karya Ignazio Silone yang diterbitkan oleh yayasan Obor. Karya dengan setting wilayah Italia Selatan ini sangat mengusikku. Karena istilah fasis di buku tersebut agak berbeda dengan fasis yang ada dalam benakku selama ini.
Sepengetahuanku, fasisme adalah prinsip atau paham golongan nasionalis ekstrem yang menganjurkan pemerintahan otoriter. Berarti orang yang fasis adalah orang yang menganut paham fasisme tersebut.
Dalam benakku, militer sangat dominan dalam pemerintahan yang fasis. Namun ternyata, bisa juga tanpa militer orang menjadi sangat fasis. Memakai orang sipil untuk dijadikan milisi.
Sebenarnya dalam banyak hal, fasisme tidak hanya berbalut militer, namun, tanpa balutan militerpun seorang dapat dianggap fasis jika dalam hal cara berpikir dan cara pencapain tujuannya menggunakan cara yang otoriter.
Its mean.. saat presiden Suharto menjabat, boleh dibilang saat itu fasisme juga terjadi, namun dalam balutan demokrasi pancasila.
Seorang sahabat memberikan beberapa masukan tentang fasisme itu sendiri kepadaku. Dan menurutku masuk akal juga apa yang ditulisnya tersebut.
Ia membantuku mencari jawaban dengan mengirimkan beberapa catatan berikut:
14 Karakter Fasisme

Dr. Lawrence Britt seorang Pengamat politik, pada tahun 2003 menulis
artikel mengenai Fasisme pada majalah Free Inquiry, sebuah tabloid
kemanusiaan, Ia mempelajari beberapa rejim fasis dari tokoh2 seperti :
Hitler di Jerman, Mussolini di Itali, Franco di Spanyol, Suharto di
Indonesia dan Pinochet di Chili.

Dia berpendapat bahwa semua rejim memiliki 14 kesamaan dan menamakannya
sebagai karakter fasisme, dan inilah ke 14 Ciri rejim Fasisme :

1. Nasionalisme yang berlebihan, Fasisme cenderung memanfaatkan
slogan2 patriotik, motto, symbol dan lagu secara konstan, Lambang
partai
pada bendera, baju dan baliho di tempat2 umum.

2. Tidak menghargai dan memandang Hak Asazi Manusia ? Dikarenakan
rasa khawatir dan ketakutan akan digulingkan, pelaku Fasisme mencoba
meyakinkan bahwa HAM dapat diabaikan dalam beberapa kasus yang
?tertentu? sesuai kebutuhan,

3. Kebencian terhadap satu Golongan sebagai kambing hitam, Massa
dipersatukan dalam satu partai yang patriotik agar dapat meng-eliminir
ancaman2 terhadap perpecahan seperti : Rasial, kesukuan, Agama ( SARA
).

4. Pemberian kekuatan lebih pada Militer ? Tentara dan Militer
mendapat posri yang lebih dari pemerintah

5. Dominasi Gender ? Pemerintah atau Negara yang fasis akan
cenderung didominasi secara eksklusif oleh gender laki2, Disinilah (
terutama di Indonesia, sebagai negara yang mayoritas muslim ) peran
laki
laki menjadi sangat dominan dan kaku dalam berbagai aspek. Aborsi dan
Homoseksualitas mendapat tentangan keras dalam kebijaksanaan negara.

6. Kontrol terhadap Mass Media - Media dikontrol secara langsung
oleh Pemerintah, atau dikontrol secara tidak langsung melalui peraturan
pemerintah, atau lembaga sensor yang kuat.

7. Obsesi terhadap Keamanan Nasional yang berlebihan ? Rasa takut
dijadikan sebagai alat motivasi utama bagi masyarakat.

8. Agama dan Pemerintah sangat bertalian satu sama lain ?
Pemerintahan Fasis cenderung mempergunakan agama untuk memanipulasi
pendapat umum, Terminologi retorikal agama sering digunakan sebagai
pendukung keinginan dan tindakan pemerintah.

9. Perlindungan terhadap Corporate Power ? Aristrokasi Bisnis dan
Industri dari sebuah pemerintahan fasis adalah bisnis dan industri yang
menciptakan keuntungan mutual kepada para pelaku bisnis, pemerintah dan
elit politik.

10. Tekanan keras terhadap Kekuatan Buruh ? Buruh adalah musuh paling
besar bagi pemerintahan fasis oleh karena itu harus dilenyapkan, atau
ditekan sedemikian rupa agar tidak berdaya.

11. Kaum Intelektual and Seni tidak dihormati ? Negara fasis cenderung
menekan kaum intelektual di kalangan akademis, Kaum intelektual yang
dianggap membahayakan bisa disensor atau ditangkap, Demikian juga
dengan
Seniman.


12. Obsesi terhadap Kejahatan dan Hukuman ? Dibawah Rejim fasis, Polisi
diberikan wewenang khusus dalam aksi ?menegakkan? atau memaksakan
hukum,
sehingga ditakuti oleh masyarakat.

13. Korupsi dan KKN yang merajalela ? Rejim Fasis hampir selalu
merupakan kelompok sahabat, teman, saudara yang ditunjuk untuk
menempati
posisi2 strategis di pemerintahan yang saling melindungi satu sama
lain.
Sumber daya Nasional, Kekayaan negara dikorupsi atau bahkan dicuri oleh
mereka

14. Pemilihan Umum yang diatur ? Pada Negara Fasis, Pemilihan umum
adalah sandiwara besar yang selalu berakhir dengan bahagia, dimana para
pelaku fasisme akan selalu menjadi pemenang, kecurangan dan pemaksaan
menjadi hal yang biasa pada masa pemilihan umum, Lembaga2 legistasi
digunakan untuk mengontrol jumlah pemilih dan banyaknya suara, termasuk
pula didalamnya manipulasi media masa.

Terdengar tidak asing? ya itulah dia.. jadi Indonesia ini Fasis apa
ndak?

Gini, sebagai bahan perbandingan aja deh, kalau ditilik2 sama aku
sebenernya fasisme tidaklah selalu berkonotasi buruk.. sama seperti
marxisme, komunisme.. fasisme pun sebenarnya beranjak dari keinginan
untuk membangun suatu komunitas yang sempurna / baik, hanya saja pada
akhirnya selalu saja ada distorsi kekuasaan yang mengakibatkan lahirnya
konotasi2 buruk dan melahirkan suatu rejim yang mengerikan?

Coba bandingkan Konsep fasisme AWAL yang diciptakan oleh Mussolini
untuk
italia pada perang dunia kedua ( sorry pake bahasa inggris sesuai
aslinya ) :

? Not many people ever realize that Benito Mussolini and his Fascist
Party were against abortion, birth control, pornography, secret
societies, unnatural sex and a host of other spiritually debilitating
maladies that our liberal society now accepts as normal life in this
materialistic and hedonistic society.

Under Fascism the educational system of Italy had been entirely
remodelled. Before the "Fascist Era" schools emphasized the making of
clerks and 'white collar' workers, with a contempt for manual labor, to
that of making mechanics with a pride in craftmanship. Under Mussolini
the schools were defined as being "spiritual, intellectual, aesthetic
and practical". Students were taught that being a farmer or a mechanic
was everybit as noble an occupation as being a lawyer, doctor or
teacher.

Mussolini had looked upon the cinema with a critical eye and found it a
possible sourse of corruption and instituted a more rigid censorship of
films than any other country in Europe. And who did the censoring?
Mussolini? The Fascist Party? Neither one. Actually it was the Italian
mothers of the community. It was merely Fascism once again proving it's
knowledge of human nature: the mother is instinctively Puritan. Films
with any hint of lewdness were forbidden to all; to children in
addition
was denied, the sight of films which had a motif of passion or of
crime.
Romantic films were allowed but the content had to be kept clean and
decent.

Pornographic books, newspapers and pictures were banned and anything
which obviously sought to attract by lewdness alone. Children were
forbidden tobacco products before the age of fifteen. Gambling casinos
were also forbidden and the state instituted a lottery system to fulfil
a person's desire to gamble while at the same time providing a source
of
income to the nation for social services. Any bar knowingly serving
alcohol to minors had their establishment smashed and a little corporal
punishment administered to the offending proprietor and or bartender by
a squad of Black Shirts, as crude as it may sound, it kept court costs
down and the repetitive rate of offenses low. To top it off,
Mussolini's
Fascist regime was the first to eliminate organized crime (the mafia)
and the immorality it fostered. ?

Nah? ternyata ndak seperti yang kita sangka ya? haya sekali lagi..
hehehe orang indonesia itu suka pake kata2 yang terdengar ? wah! ?
dalam
mengekspresikan sesuatu ( hiperbolis ), sembari gak tau bener makna dan
definisi kata tersebut? so? be wise.. hati hati sama kata2 yang tidak
kita kenali

TERBANGLAH TERBANG. KE LERENG GUNUNG SUMBING.

Gelap. Sunyi. Hening. Sesekali bunyi jengkerik mengusikku. “Ayo bangun! Bangun!.. sudah waktunya kita berangkat!”. Demikian ingatanku membawaku kembali ke lereng gunung Sumbing hampir 20 tahun yang lalu, saat aku melihat beberapa hasil karya fotografi tentang lereng sumbing di Kompas hari Minggu lalu (24/10/04).
Rinduku akan pendakian begitu memuncak. Sedih, karena rasanya hal itu seakan begitu jauh sekali dari diriku. Saat angka 25 mulai menjelang. Saat lembaga yang bernama ‘pernikahan’ mulai membelengguku. Saat …. Saat… saat… penyesalan sudah tidak berarti lagi.

Sesal. Kesal. Memuncak.
Teringat aku kembali… dalam gelap, menyusuri jalan setapak disela sela semak belukar. Pekat. Hanya hitam dan kelam. Ditemani secercah cahaya senter yang redup. Di sela sela pucuk pinus, cemara, ladang. Hmmm.. keringat dan capek yang mulai datang tidak terasa. Sesekali kantuk datang menyergap saat berhenti sejenak untuk mengatur nafas dan tenaga. Beriringan, seorang demi seorang, menapak. Makin jauh, makin tinggi, makin sesak. Mengejar waktu, supaya tidak terlambat menyongsong matahari pertama di atas gunung. Dan setelah pertemuan itu…. hanya ada rasa syukur. Mendapatkan karuniaNya untuk sempat melihat Ke Agung an yang begitu nyata. Diam kita membisu, menjejaki langkah kembali, ke dunia nyata yang penuh kepalsuan dan kemunafikan. Kembali turun gunung, untuk bergulat dengan dunia. Bertahan dari godaan. Mempertahankan prinsip. Mengejar prestasi duniawi. Memburu materi sebagai symbol prestasi.

Rindu aku akan ketenangan, kebisuan sang gunung. Diam membisu, dijejaki langkah langkah sang petualang remaja. Rindu aku akan edelweiss yang mungil dalam genggaman sang awan. Rindu aku akan awan yang mendekat, memaksa, supaya aku terbang bersamanya. Ingin kujejak awan dan hup.. terbang, bersama awan, tanpa tujuan, tanpa akhir, hanya kerinduan menyatu dengan alam.
Ya Tuhan, betapa aku rindu akan kebesaran dan keagungan Mu. Di gunung Sumbing kutemukan sosok kebesaran Mu. Tiada terlawan. Tangis tersimpan. Tak seorangpung tahu. Betapa aku ingin terbang, bebas, kemanapun aku ingin terbang, tanpa batas.

Ingin kuulangi lagi saat-saat yang menakjubkan itu kembali. Saat bersatu dengan alam. Bersatu dengan kebesaran Tuhan. Menyaksikan karya ciptaan Tuhan yang sangat agung.
Kapankah aku dapat mengulanginya kembali.

Saat ini, kerinduan itu begitu menyesak di dada. Terbanglah jiwaku ke Lereng Gunung Sumbing. Terbanglah terbang. Tinggalkan raga sendiri. Tak usah kau ragu. Karena keraguan hanyak akan membawa penyesalan nantinya. Terbanglah terbang. Tak usah kau ragu. Karena jiwa dan raga tak harus selalu bersatu. Terbanglah terbang. Tinggalkan raga. Penuhi rinduku, jelanglah puncak. Hingga tak menyesal nanti.

Friday, October 22, 2004

BULAN PUASA, JAKARTA MAKIN PARAH

Sudah seminggu lebih bulan Ramadhan berjalan. Sepertinya, kemacetan tiap sore semakin parah. Aneh ya?
Heran. Bukankah seharusnya kemacetan berkurang, karena seharusnya orang orang melakukan buka puasa saat maghrib tiba?
Namun kenyataannya, tidak ada yang berubah. Saat maghrib tiba, tetap saja jalan-jalan macet, dan makin macet dari hari ke hari.
Berarti, semakin banyak orang buka puasa di jalan.
..
Mudah mudah an.. memasuki minggu ke 2 dan ke 3 agak longgar kalau sore tiba, kan itu saat orang sudah mulai bikin acara buka puasa bersama. Jadi.. jalan jalan jadi agak longgar.
...
Beratnya orang yang ingin berbuka puasa di rumah.
Jakarta oh Jakarta

Wednesday, October 20, 2004

Living Single... or being Single

Hal tersebut diatas hanya akan tinggal jadi impian semata dalam hidupku.

Mungkin keinginan tersebut akan menjadi aneh di mata orang orang yang ada dalam kehidupan normal dan tradisional. Namun buat saya pribadi, itulah keinginan yang murni, yang muncul dari impian orang orang yang menginginkan suatu kebebasan, bebas dari ikatan ikatan primordial, bebas dari pagar pagar, bebas dari tatapan mata, bebas dari kata kata, bebas dari ucapan ucapan.
Tidak ada yang salah buatku dengan being single or living single. Itu adalah sebuah pilihan. Namun, mungkin ada juga yang karena keterpaksaan. Kalau memang keterpaksaan yang membuat seseorang menjadi sendiri. alangkah sedihnya.
Namun jika itu memang pilihan hidup.. alangkah merdekanya hidup ini. Indah nian rasanya.

Bukan manusia memang.. kalau sudah puas dengan apa yang didapatnya.
Manusia memang selalu tidak puas.

Mungkin ini tulisan orang yang sedang frustasi. Yang tidak tahu berterima kasih atas segala apa yang telah didapatnya. Tidak mensyukuri apa yang telah diterimanya selama ini.
Ah tidak. Bukan.
Ini cuma tulisan orang yang lagi menginginkan sesuatu, tapi tidak mendapatkannya...
Jadi.. keinginan tersembunyilah yang muncul.

Friday, October 15, 2004

BYE JAKNEWS FM

Sudah hampir satu setengah bulan saya tidak mendengar suara Mahindra Sutanto lagi dari Jaknews FM. Radio kesayangan yang selalu menyertai perjalanan di pagi hari.
Penyebabnya?.. mungkin dia terlalu kritis dalam memberikan pendapat atau pandangan. Sehingga saat mendekati dimulainya kampanye presiden putaran ke dua, dia persona non grata kan.
Asli, saya sangat kehilangan suaranya. Suaranya yang agak ngebass, dan sapaannya yang begitu ramah pada semua pendengar. Disamping itu cara berbicara dia yang mungkin enak buat didengar, menjadikan banyak orang yang kehilangan dia saat dia hengkang dari radio tersebut.
Sebenarnya, setelah dia hengkang masih terdapat satu acara lagi yang masih available untuk didengar. Yaitu acara Pojok Demokrasinya Fajroel Rahman di hari Rabu pagi, namun sejak Oktober juga dihilangkan acara tersebut. Sepertinya ada yang tidak suka dengan penyiar tersebut. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai provokator.
...
Sedih. Tidak ada yang enak untuk didengar setelah kedua penyiar itu tidak ada di Jaknews FM. Bukan masalah acaranya, tapi the way they talk itu sangat akrab dan terasa sangat familiar. Penggantinya setelah itu, tidak begitu membuat saya jadi ingin standby di Jaknews FM.
Jadilah sekarang, teman perjalananku ganti Radio Elsinta. Radio yang menurut saya tidak begitu menarik, namun sekarang jadi menarik setelah Jaknews menghilangkan kedua penyiar tersebut. (note: menghilangkan disini berarti benar benar menghilangkan, bukan kehilangan)
...
Jadilah sekarang saya jadi pendengar elsinta dengan ikrar nusa bakti sebagai narasumber tetapnya. Kadang-kadang bosan, karena tidak kesan kekeluargaan stylenya. Akan tetapi lumayanlah. Daripada tidak ada sama sekali.
...
Ada rasa kehilangan itu.

Friday, October 08, 2004

Wednesday, September 29, 2004

MALING BESAR, MALING KECIL

Indonesia ini memang...
Gimana cara memperbaiki mental orang orang yang begitu parahnya.
Begitu parahnya sampai sampai cara memperbaikinya saja belum ditemukan.
..
Mau tahu?..
Saya sampai mau tulis yang mana dulu saja bingung nih di sini..
Saking keselnya dengan keadaan sekarang ini yang.. ampun.. anehnya.
...

Monday, September 27, 2004

KITA MANUSIA

Manusia adalah ciptaan Allah yang mempunyai derajad paling tinggi di dunia ini. Benarkah? (wallahuu alam bisawab)
Dalam kehidupannya, manusia seharusnya dapat mengatur kehidupan, sehingga gelar makhluk paling sempurna ini benar adanya jika melekat pada manusia.
….
Kesedihan, kesengsaraan, kesusahan, adalah merupakan makhluk Allah yang lain lagi. Mengapa hal hal tersebut saya sebut sebagai makhluk? Karena mereka mempunyai masa hidup. Mereka bisa hidup beberapa jam, satu hari atau beberapa hari atau bisa juga hidup lama, tergantung berapa lama manusia membiarkan mereka akan hidup.
…..
Seseorang bersusah hati karena walaupun sudah bekerja keras dari fajar hingga hamper tengah malam, masih tetap tidak dapat melunasi hutang hutangnya.
Namun demikian, haruskah ia hidup dengan perasaan susah terus menerus sepanjang hidupnya yang 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan seterusnya dan seterusnya?
TIDAK.
Setelah susah dari pagi hingga hamper tengah malam, sudah selayaknya ia titipkan beban kesusahan hidupnya itu kepada Allah sejenak. Sehingga ia dapat merasakan kenikmatan hidup yang telah diberikan kepadanya. Sehingga ia dapat mencintai Tuhannya dengan tanpa perasaan susah didalamnya.
“ya Allah, hamba titipkan beban ini sejenak kepadaMu. Biarkan hambamu ini dapat menikmati cinta Mu”
dan pada pagi harinya, ia ambil beban itu lagi dari Allah, ia berusaha dengan sepenuh hati dengan perasaannya yang susah lagi karena masih mempunyai hutang, dengan harapan agar supaya ia dapat melunasi utang-utangnya.

Jadi, tergantung kita sendiri, sebagai makhluk dengan derajad tertinggi di dunia ini untuk memanage hidup kita. Apakah kita dapat hidup berdampingan dengan makhluk Allah yang lain yang berupa kesusahan, penderitaan, kesedihan, kesengsaraan tersebut. Mereka semua ada di tangan kita, atau kita yang ada dalam cengkeraman mereka.

Seorang satpam pernah saya Tanya, “pak berani ndak jadi camat?”, jawab satpam tersebut: “ ya berani dong mbak”…
Coba Tanya di seluruh daerah, ada nggak camat yang berani jadi satpam?
Bahkan seorang pedagang bakso dari Wonogiri pernah ditanya,” berani ndak pak jadi bupati wonogiri?”.. jawabnya,” njih wanton mbak, dados tukang bakso kemawon wanton kok, dados bupati mboten wanton”
Adakah bupati.. (coba Tanya seluruh bupati deh).. yang berani jadi pedagang bakso?
Jawabannya pasti TIDAK ADA.
..
Jadi mereka ini lebih berani dari pada para pejabat yang sudah bercokol di kedudukannya, yang takut dilengserkan oleh orang lain. Mereka takut jatuh sengsara. Mereka takut susah.

Jadi,.. kuncinya?... Bagaimana kita sebagai manusia, yang merupakan makhluk Allah dengan julukan makhluk paling sempurna ini, mengatur dirinya sendiri agar dapat mengelola segala bentuk makhluk yang ada di sekeliling kita.. ….

Wednesday, September 22, 2004

GOLPUT OR GOLHIT

Golongan Putih.. dalam pemilu or pilpres.. adalah sekelompok orang yang memutuskan untuk tidak memberikan hak suaranya kepada calon yang ada.
Dalam hal ini baik golongan putih yang bertanggung jawab dan cerdas, maupun golongan putih yang.. dikarenakan alasan teknis saja.
Dua duanya tetap dibilang GOLPUT

Nah kalau GOLHIT?
Ini nih... kemaren saya baru dinobatkan jadi provokator GOLHIT.
Tahu kenapa?..
Karena saya tetap menyuruh teman teman untuk tetap datang ke TPS, walaupun tidak ingin memilih siapa siapa... coblos dua duanya or bikin kotak nomor 3 juga boleh. Jadi istilahnya biar surat suaranya rusak.
Sebenarnya pertimbangan saya cuma satu hal.. agar surat suara tersebut tidak dapat dipergunakan untuk kecurangan suara. Karena banyak surat suara utuh .. kan bisa dicoblos sendiri nanti sama antek anteknya capres yang bersangkutan.
Begitulah..
Kemaren saya dinobatkan jadi provokator GOLONGAN HITAM.

Saturday, September 18, 2004

KEBENARAN

Bagaimana orang bisa tahu kalau tidak didorong oleh rasa ingin tahu?
Mengetahui didapat bukan dari rasa ingin tahu, tapi dari mengamati proses kejadian itu sendiri tanpa dicemari kepentingan apapun.

Tanpa kepentingan, bagaimana orang bisa menemukan kebenaran?
Dalam kebenaran tidak terdapat kepentingan. Bila dalam kebenaran dimasukkan kepentingan, maka kebenaran itu lenyap dengan sendirinya.

Tak ada jalan menuju kebenaran. Kebenaran itu datang sendiri padamu. Ia hanya dapat datang padamu pada saat pikiran dan hatimu sederhana, jernih, dan ada kasih saying dalam hatimu, bukan bila hatimu dipenuhi dengan hal hal dari pikiranmu. Bila ada kasih sayang di dalam hatimu, kau tidak akan berbicara tentang kepercayaan, kau tak akan bicara pembagian atau kekuasaan yang menciptakan pembagian, kau tak perlu mencari perukunan. Maka , kau adalah orang yang sederhana tanpa embel-embel.kamu harus menanggalkan semua rancangan dan angan angan yang ada dalam pikiran dan membiarkan kebenaran datang mewujud. Ini hanya datang saat pikiran tanpa beban, ketika pikiran berhenti mencipta. Kebenaran itu datang tanpa perlu kauundang, berembus seperti angin dan tanpa diketahui.

Tidak ada dua kebenaran. Kebenaran hanya ada satu. Kebenaran bukan dari masa lalu, sekarang dan akan datang. Kebenaran tidak terbatas waktu. Bukan monopoli milik ajaran Islam, Katolik, Kristen, Hindu atau Buddha.
Kebenaran bukan apa yang dikatakan orang-orang sebelummu. Tapi, kebenaran itu adalah keadaan perwujudan hidup sebenarnya yang muncul bila pikiran tidak mencari perbedaan, mencari yang eksklusif, dan hanya berpikir untuk mencapai sesuatu.
Kebenaran itu mampu menyaksikan segala sesuatu sebagaimana adanya tanpa dicampuri kepentingan diri di dalamnya. Hanya dengan begitu ada ‘kebenaran’.
Kebenaran bukan untuk mereka yang dihormati, bukan untuk yang berkeinginan mengembangkan diri, atau keterkabulan.
Kebenaran bukan bagi yang mencari keamanan dan keabadian. Sebab ‘keabadian’ adalah lawan dari ketidakabadian. Mereka yang mencari keabadian terjebak dalam jerat waktu, bukan mendapat yang sebenarnya, sebab yang mereka cari adlaah bayangan angan-angan pikiran mereka sendiri.
Kebenaran tak dapat ditemukan dalam hal hal yang dibuat oleh tangan atau hasil pikiran. Sebaliknya orang yang bersungguh-sungguh bermaksud menemukan ‘kebenaran’, orang itu bukan milik golongan apapun, bukan milik suku apapun, bukan milik kelompok, ideology, atau organisasi agama manapun.
Kebenaran hanya bisa dikenali ketika orang mengerti seluruh proses dari jalan pikiran hingga di sana tidak ada pertentangan atau perselisihan lagi.
Kebenaran bukan monopoli siapapun. Kebenaran itu fakta atau kenyataan. Kenyataan adanya hubungan dengan yang ada, dengan makhluk hidup, dengan alam, dengan gagasan-gagasan.
Selama kamu memiliki atau dimiliki, kau tak akan pernah tahu arti kebenaran sesungguhnya. Selama kau ambisius, menindas, meniru, kau pun tak bisa tahu tentang apa kebenaran itu.
Perjalanan hidup manusia adalah sebuah misteri yang penuh teka-teki, yang tak akan pernah terungkapkan sepanjang hidupnya di dunia ini. Jadi, dalam diri manusia sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berpikir, timbullah upaya untuk menghibur dan memuaskan dirinya, mencari jawaban dan pemecahan atas misteri kehidupan di alam semesta ini.

Friday, September 17, 2004

HP ketinggalan

Saat seseorang, atau lebih jelasnya..AKU, ketinggalan handphone dirumah, biasanya akan merasa bingung. Berbagai hal dipikirkannya. Bagaimana jika,… bagaimana jika… dan seterusnya.
Coba kita ingat ingat kembali, saat sekitar sebelum tahun 1995 an, dimana handphone belum begitu terjangkau oleh orang kebanyakan, apa yang kita rasakan.
Tidak ada yang dapat membuat kita kebingungan, seperti saat ini jika kita ketinggalan handphone kita. Ya, handphone seperti sudah menjadi part of our life.

Sebenarnya…. Kalau kita balikkan kembali ke waktu yang lalu… kebutuhan komunikasi seseorang bisa jadi tidak seperti sekarang. Yang ingin tahu setiap saat dimana pegawainya, dimana kurirnya, dimana agen marketingnya, dimana anaknya, dimana istrinya, dimana kekasihnya. Saat itu, sudah terjadwal dengan sendirinya, kapan orang bisa tahu jam berapa orang harus telpon. Dan kapan tidak perlu mencari. Karena sudah jelas semua arah dan kedudukannya.
Tapi sekarang?.... bisa ada dimana-mana. Bisa setiap saat. Kita mencari tahu keberadaan orang yang kita butuhkan.
Dan… jika aku ketinggalan handphone?.... biaya telponku dari wartel bisa mencapai ratusan ribu lebih. Pusing karena tidak ingat no.telpon juga jadi kendala. Akhirnya sebentar sebentar nanya no.telpon ke orang kantor.
..
Intinya, ternyata dalam hari hari kerja pada awal abad 21 ini … keberadaan hp jadi sangat penting. Atau... sok dipentingkan????
"BU... BUTUH TRI IN WAN?"

Beberapa hari yang lalu, sore hari saat sedang parkir sebentar di suatu toko, seorang anak usia belasan tahun mendekati aku, dan menanyakan apakah aku butuh 3 in 1. Kemudian aku balik tanya, memang kenapa? Karena aku tahu ini orang pasti ndak biasa jadi joki, karena kalau biasa jadi joki, dia pasti tidak di tempat tersebut.
Dia menjawab, bahwa dia mau pulang tapi tidak ada uang. Jadi dia berharap, dengan jadi joki, dia bisa pulang. Kemudian aku tanya tempat tinggalnya, dia bilang di daerah Parung Panjang Bogor. Lah?,.. terus kenapa bisa sampai ke sini?.. dan berceritalah dia bahwa dia disuruh pulang gurunya karena belum melunasi uang spp untuk 3 bulan, dan dia pamit pulang ke rumah orang tuanya kepada gurunya. Tapi, karena dia yakin pasti belum ada uang untuk spp nya, maka dia nekat ke Jakarta, untuk mencari uang dengan caranya sendiri. Dan dia memang membawa berkas-berkas lengkap sekolahnya bahkan sampai copy kartu keluarganya. Dia berharap ada yang berbelas kasihan untuk membantunya membayar spp 3 bulan itu.
Aku begitu tersentuh. Coba detik itu aku ada uang lebih di dompet ku, pasti aku akan bantu. Namun aku sendiri bener bener lagi hemat, jadi aku ndak bisa bantu dia. Akhirnya hanya aku beri ongkos secukupnya untuk dia pulang ke parung panjang setelah aku tanya berapa ongkos total dia ke rumahnya. Aku wanti wanti supaya pulang saja ke rumah. Siapa tahu orang tuanya bisa cari jalan lain.

Memikirkan hal tersebut, aku merasa sangat tidak dapat menerimanya. Negara tidak memikirkan kondisi anak anak usia sekolah yang keadaan keuangan keluarganya dalam keadaaan minim. Yang bahkan bisa terjadi ada anak yang disuruh keluar sekolah oleh orang tuanya karena tidak sanggup bayar uang sekolah.
Memang, aku juga menyadari bahwa anak adalah tanggung jawab orang tua. Adalah kewajiban orang tua agar anak dapat menerima hak nya. Namun sebagaimana kita ketahui, keadaan ekonomi Indonesia benar benar sangat terpuruk sejak tahun 1998.
AKU BENAR BENAR TIDAK DAPAT MENERIMA, jika masih ada sebagian besar orang yang menghambur hamburkan uangnya untuk hal yang tidak perlu. Apalagi untuk urusan politik dan kekuasaan. Karena secara nyata sekali, banyak sekali anak sekolah yang kesulitan membayar uang sekolah yang bahkan hanya 20 ribu per bulan.

Tiba-tiba aku teringat ada sayembara berhadiah yang diadakan oleh Yayasan IMM dengan hadiah bea siswa pendidikan untuk 1500 an anak dengan total nilai 14,1 milyar rupiah. Yang banyak dijadikan kontroversi, apakah itu merupakan kampanye atau murni bertujuan membantu.
Sebenarnya, kalau yayasan itu memang hanya bertujuan memberi bea siswa, kan dia ndak usah itu bikin sayembara segala. Dia bikin aja daftar sekolah yang muridnya dari keluarga yang kekurangan. Cukup dia penuhi aja pemenuhan uang sekolah masing masing anak untuk setahun. Paling satu anak ndak bakalan sampe 1 juta setahun.
Jadi kan jumlah anak yang dibantu bisa lebih banyak. Dan lebih mengena ke sasaran.
Daripada pakai kuis yang berasal dari naskah Indonesia Bangkit yang notabene merupakan gambaran kampanye hasil pemerintahan selama megawati menjadi presiden.
Mana yang ikut kuis tersebut juga paling keluarga yang tidak miskin, karena peserta harus menyertakan nomor telepon. Mana ada orang miskin punya telepon.
Yang pasti banyak hal yang mengherankan dalam pengadaan sayembara Indonesia bangkit tersebut.

Back to the real life, kenapa tidak semua orang yang berkecukupan terketuk untuk membantu pendidikan anak anak yang kurang mampu ya?.
Pastilah tidak akan banyak anak usia sekolah dasar berkeliaran di perempatan jalan, di terminal sambil bawa kecrekan, di krl Jakarta bogor, dan tempat tempat lain, seperti yang sekarang ini nampak di kota kota besar.

Yang penting menurutku adalah niat. NIAT. Niat untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Itu saja.

Saturday, September 11, 2004

Perempuan dan kodrat

Sebenarnya.. apakah kodrat perempuan itu?
Apakah, ia harus ada di kelas dua setelah laki laki?
Benarkah?
Apakah ia hanya berguna untuk meneruskan keturunan bangsa manusia? Dan kemudian memuaskan para laki laki yang menjadi pasangannya?

(Kasar ya kalimat di atas???!!! Tapi itulah yang sedang aku pertanyakan saat ini)

inspired by a friend of mine *****, who live in Surabaya.

Friday, September 10, 2004

Kemarin, tanggal 8 sept 04, telah berpulang lagi ke rumah Tuhan, salah seorang yang pernah menjadi putra terbaik bangsa. Jenderal M. Yusuf, mantan Pangab dan Menhankam kalau tidak salah.
Aku ingat sekali, mungkin saat aku duduk di sekolah dasar. Beliau itu begitu popular di mata rakyat. Bahkan sangat terkenal karena kedekatannya dengan rakyat. Sering sekali beliau sidak ke prajurit-prajuritnya yang ada di level bawah.
Ah ya, aku juga ingat ABRI Masuk Desa. AMD. Manunggalnya ABRI dengan rakyat. Hmm jadi inget, dulu dalam perjalanan keluar kota saat aku kecil, banyak sekali tulisan AMD di desa desa yang aku lewati (jadi inget, ada lagu Chicha Koeswoyo jaman aku kecil, judulnya ABRI Masuk Desa,.. kalau nggak salah liriknya gini..” abri masuk desa bersatu padu merata, abri masuk desa…lalalalalala” lupa deh.).

Begitu populernya beliau, sampai sampai presiden Soeharto saja takut kalau kekuasaannya akan jatuh oleh M. Yusuf. Padahal, sepertinya M.Yusuf sendiri tidak berpikiran seperti hal itu. Beliau hanya ingin supaya ABRI itu tidak terlihat ekslusif di mata rakyat. Apalagi dengan adanya program dwi fungsi ABRI nya pak Harto. Hal tersebut menyebabkan banyak petinggi ABRI menjabat berbagai jabatan politis.
Iya, beliau memang lebih banyak mengisi lembaran berita saat itu.
Satu satunya jenderal yang lebih sering berada di lapangan, daripada di belakang meja. Beliau memang agak lain daripada yang lain. Nama aslinya yang Andi Muhammad Yusuf Amir lebih sering disingkat M.Yusuf. Beliau tidak ingin gelar kebangsawanan Bone membuatnya lain di mata rakyat. Beliau benar benar sederhana. Care sekali terhadap prajuritnya. Walaupun kepeduliannya kepada prajurit juga menimbulkan pertanyaan, darimana uangnya untuk memberi bantuan kepada para prajurit prajurit tersebut agar keadaannya sedikit lebih baik dari biasanya.

Tetapi, masih ada satu kontroversi tentang beliau, yang mungkin tidak pernah akan terungkap karena kepergiannya saat ini. SUPERSEMAR. Hal inilah yang masih akan tetap menjadi berita yang simpang siur sampai entah kapan nanti. Karena kediaman M.Yusuf selama ini menjadikan proses keluarnya SUPERSEMAR menimbulkan banyak versi. Dan sepertinya bakalan tidak akan pernah terungkap, dan akan tetap menjadi MISTERI. Karena ketiga pelakunya sudah meninggal semua.
Namun bagaimanapun, sebagai seorang yang tersingkir di era Soeharto, dia tetap menjadi seseorang yang belum tergantikan, bahkan sampai sekarang.
..
Semoga Allah SWT menerima beliau di sisi Nya.
BOM MELEDAK Jam 10.20 di depan Kedubes Australia.

DUEEEEER!!!
KORBAN JATUH LAGI.

INDONESIA MENANGIS LAGI
TRAVEL WARNING DITINGKATKAN
SATPAM PEMERIKSA MOBIL TAMBAH KETAT
TAMBAH MENYEBALKAN

Thursday, September 09, 2004

Satu Lagi

Kemaren sore, sempet kaget, denger berita Munir (koordinator KONTRAS), tokoh HAM, meninggal dunia dalam perjalanan ke Nederland. Meninggalnya di atas pesawat lagi.
Memang secara pribadi aku tidak kenal dengan dia. Namun sepak terjangnya dan kevokalannya melawan pemerintahan, baik jaman orba maupun sekarang memang membuat dia jadi tokoh yang cukup dikenal.
Satu hal yang membuat aku KAGET. Ternyata dia seumuran dengan aku. Kelahiran tahun 68 juga.
Aku malu. Dalam umur yang sama, dia sudah berbuat banyak hal. Sementara aku belum.
Memang, ideologi itu tidak dapat ditukar dengan materi. Dan ideologi juga tidak akan dapat berjalan seiring dengan materi. Kecuali ideologi yang melenceng tentunya.

Ingin juga aku berjuang seperti dia. Tuntas. Total. Habis habisan.
Tetapi.. bisakah aku?
....
Mengesampingkan pemenuhan materi untuk memenuhi hasrat ideologi?
..
Anyway,.. aku turut bersedih dan berbela sungkawa sedalam dalamnya, karena Indonesia kehilangan satu putra terberaninya.
Mudah mudah an akan ada yang lain lagi. Yang seperti dia.

Thursday, September 02, 2004

KENAPA INGIN LIHAT HANTU?

Gentayangan, Dunia Lain, Petualangan Alam Gaib, Pemburu Hantu? dansegudang lagi acara yang jenisnya sama semakin menjamur di statsiun2 TVlokal, kenapa? mudah sekali jawabannya: karena ratingnya tinggi?....lalu kenapa ratingnya tinggi?.

Fenomena Hantu atau hal-hal yang berbau mistis selalu menjadi hal yangmenarik bagi masyarakat2 yang masih berpola pikir tradisional, danrakyat Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan kepercayaan MASIHsangat banyak yang berpola pikir tradisional,
Mari kita lihat dan kajisejenak akar asal mula dari kepercayaan manusia akan hantu dansejenisnya Kepercayaan akan hantu, arwah, danyang, mahluk halus telah menjadi ciridasar kesukuan selama berabad-abad, mengapa? Karena secara naluriah dansecara alamiah alam mengajarkan mereka untuk percaya kepada ?sesuatu?yang bersifat misteri yang berada di lingkungan mereka, yang menguasaimereka ?. Dalam bentuk primitif bisa kita lihat dari bentuk ritualpemujaan suatu suku terhadap benda-benda alam yang dianggap keramat,batu, pohon, gua dsb.
Dalam bentuk yang lebih maju ( dalam bentuk agama ), sifat kegaibantetap menjadi salah satu subjek yang sangat penting, walaupun dalamnuansa yang lebih terkotak jelas, dengan hadirnya Tuhan, Dewa, Malaikat,Bidadari ( yang biasanya mewakili sisi Baik ) dan Peri, Jin, Iblis,Syaitan ( yang mewakili sisi Buruk ), dua sisi yang selalu hadir dalam kehidupanmanusia, Kebaikan dan Keburukan. dan evolusi manusia di seluruh duniadari abad ke abad memegang konsep pemikiran diatas dan mengembangkannyasecara universal, Pada kondisi praktisnya, manusia cenderung melihat arwah atau ruh ataumahluk halus sebagai sesuatu yang memiliki hak2 tidak terbatas tanpadisertai dengan kewajiban, dan juga secara kebetulan agama memberikanjalan terbaik bagi cara penyesuaian manusia terhadap kondisi tersebutdiatas dengan memberikan konsep kehidupan akhirat.
Siapapun dalam kebudayaannya memiliki kepercayaan akan kehidupanakhirat, kepercayaan ini mau tidak mau menantang logika nalar untukmembayangkan seperti apa kehidupan itu? sebagai apa kelak kita disana?seperti sekarang? dalam wujud kita dialam nyata?. Dari titik inilahlalu muncul pemikiran dana pengimajinasian akan mahluk halus /ruh/arwah,bahwa kelak di kehidupan akhirat, kita akan berbentuk ruh/ arwah, dimanawalaupun berbentuk lain akan tetapi tetap dilengkapi dengan emosi,amarah, kasih, keinginan dan sebagainya?.Kembali ke masalah program TV lokal kita, Jadi sangat jelas kenapaprogram semacam itu sangat tinggi ratingnya, tidak lain karena intisajiannya merupakan hal yang sangat esensial dalam kehidupan kita yaitumasalah keingin tahuan kita akan alam akhirat? sebenarnya kalau kitamisalnya melihat adanya fenomena ?penampakan? dalam suatu acara semacamitu, yang muncul adalah rasa kepuasan akan hadirnya sekelumit jawabanakan rasa kepenasaran kita terhadap sisi gaib?
KENAPA TAKUT HANTU?Selain mencari jawaban akan keinginan tahu kita akan mahluk2 akhirat,kitapun memiliki perasaan takut akan hantu! kenapa? adakah bedanya rasatakut itu seperti pada saat kita baru pertama kali belajar berenang?atau seperti rasa ketakutan kita akan kematian? Rasa takut kita pada hantu ( Phasmophobia ) lebih cenderung kepada rasakekhawatiran akan ketidak tahuan kita terhadap hantu? tidak jauh berbedadengan rasa takut saat akan mengikuti ujian akhir di sekolah atau rasatakut kita bila bertemu ular, singa, buaya?. kenapa? karena kita tidaktahu!... Hantu, seperti apakah yang kita bayangkan? menyeramkan? tanpa kepala?berlumuran darah? punggung bolong? ? bagaimana kalau hantu itu adalahKakek anda yang sudah meninggal? atau kerabat yang kita cintai? apakahmasih kita takuti?

( to be continued ) posting by a friend

Wednesday, September 01, 2004

PROFFESIONAL LIAR

Tadi pagi Fajroel Rahman (Presidennya GOLPUT Indonesia) di Jaknews, menggelitik pemikiranku dengan istilah proffesional liar.
Para politisi papan atas mempertunjukkan show yang bener-bener ndak masuk akal. Saling berjumpalitan sendiri tanpa merasa malu. Sepertinya mereka lupa dengan apa yang pernah mereka ucapkan di masa lalu.
Memang dalam politik, tidak ada kawan abadi or lawan abadi. Yang ada hanyalah kepentingan abadi.

Back to istilah profesional liar... mungkin benar ya ..mereka bisa dibilang begitu.
Bila dilihat.. misalnya sebagai anggota legislatif, mereka mendapatkan gaji bulanan kan? Tapi benarkah mereka mewakili rakyat? Most of them tidak melakukan hal yang seharusnya kan?.. berarti as liar.. mereka di gaji.
Berarti bener dong... profesional mereka itu.
Kasus lain misalnya... GOLKAR BARU, BERSATU UNTUK MAJU.
Tapi apa yang terjadi?... ternyata koalisi kebangsaan yang baru digagas itu..sama dengan kembalinya bentuk orde baru di masa yang katanya reformasi ini. NEO ORDE BARU
Terus... demokrasi apa yang berlaku saat ini??
....
Back to the liar...
Bedanya dengan penipu jalanan apa dong kalau gitu?
Yang memang mencoba mendapatkan uang dengan menipu korbannya?
Sama kan dengan para politisi ini.. yang mendapatkan keuntungan dengan menipu rakyat yang telah memilih mereka saat pemilu yang lalu.
Berarti...? SAMA.
Sama sama mendapatkan keuntungan dengan menipu mentah mentah korbannya.

Thursday, August 26, 2004



REPUBLIK TOGOG

Kuberi kau suara
Kau rampok jiwaku juga
Kuberi kau percaya
Tapi kau berfoya-foya

Kukira kau mengabdi
Nyatanya malah menyakiti
Kau tega buang nurani
Tugas suci dikhianati

Dimana-mana Togog
Togog dimana mana
Republik, Republik Togog
Pencuri di mana-mana

Republik Togog, Republik Togog
Memaksa rakyat semakin goblok
Republik Togog, Republik Togog
Dan masa depan di dalam batok

Aku berteriak; Lawan! Tolak! Tolak!
Aku berteriak; Lawan! Tolak! Tolak!

DARI TEATER KOMA, Gedung Kesenian Jakarta, 28 Juli 04 s/d 6 Agustus 04

KEBOHONGAN

Kebohongan terjadi di mana mana sekarang ini. Baik besar maupun kecil.
Namun jangan takut. Diantara begitu banyak kebohongan... masih ada.. kejujuran yang murni kok.
....
Hari ini ada rekan kerja yang mengeluh, kenapa ia dikelilingi oleh orang-orang yang membohongi dia. Ya.. walaupun tidak semua kebohongan itu merugikan secara materi. Namun at least.. bohong.
...
Bohong. Seharusnya dilihat dari beberapa sudut.
Dari sudut yang dirugikan, akan menyebutnya sebagai kebohongan.
Dari sudut yang berlawanan dengan yang dirugikan, akan berpikir... ah.. daripada mengecewakan lebih baik tidak disampaikan.
Namun, tentu saja ada kebohongan yang memang suatu kebohongan. Dengan maksud jelek.
...
Jadi ... bohong untuk kebaikan. Atau bohong untuk kebohongan itu sendiri.
Terus.... gimana dong dengan kasus rekan tadi.
Karena frustasinya, sampai dia bilang... sekarang ini tinggal istri dan anak-anaknya yang dipercayainya, kalau sampai mereka itu terbukti berbohong juga... dia tidak tahu.. harus percaya pada siapa lagi.
...
Aku hanya bisa terdiam.
Benarkah?
Tidak ada yang dapat dipercaya lagi?
Ah... itu tidak benar.
Ada yang masih bisa dipercaya di dunia ini.
Ada...

Thursday, August 19, 2004

AKU TIDAK MAU BOHONG

Tadi pagi, ada talk show di elsinta, seperti biasanya dengan ikrar nusa bakti sebagai salah satu komentator nya. Ada satu kalimat dia yang agak aneh.. karena diluar konteks pembicaraan saat itu. Dia sebenernya hanya meng counter pendapat salah satu anggota DPR yang bernama Patrialis Akbar tentang... apalah itu (biasa urusan politik). Mungkin saking jengkelnya pak ikrar ini karena pak patrialis agak kenceng ngototnya dengan memakai kata "wajib" untuk mempertahankan pendapatnya...maka akhirnya pak ikrar bilang "di dunia ini menurut saya yang wajib cuma shalat lima waktu". Sedikit tersenyum aku mendengarnya.
Tapi... kalimat itu terbawa terus sampai siang, saat aku bertemu dengan teman diskusi sejatiku.
Saat kutanyakan... kalimat tersebut. Benarkah?
Aku memang bukan pengikut syariah Islam yang baik. Tapi jangan ditanya soal keyakinanku akan Tuhan. Orang yang shalat lima waktu rutin pun mungkin ......
Pertanyaan balik yang aku dapat dari temenku itu.... pertanyaan yang tidak pernah dapat aku jawab.. karena.. jawabanku pasti akan membuat orang memandangku dengan aneh. Dan berpikiran aneh pula tentang aku.

Namun, beberapa masukan dari teman tersebut, sedikit banyak cukup masuk ke dalam pemikiranku... walaupun aku belum sepenuhnya yakin....Hanya satu yang aku yakin sepenuhnya.. i believe in GOD

well actually those sholat are personal matters between human and God
one litlle step is the beggining of a long journey
how do you know if u dont do?
yang penting itu bukan mak plek sekali sholat itu khusuk
itu impossible
tapi proses menjalani ketidaksempurnaan itulah yang penting
disitu kita berproses
mau bisanya cuman sholat maghrib doang ... itu ndak apa2
yang jelas pada saat maghrib kita teringat
atau otomatis
whatever we do at that time... we stop and do prayer
its so simple
ingat kita sangat tidak sempurna... dan tidak akan pernah bisa sempurna
God is the Most Forgiving
Dia itu Maha Pengampun & Penyayang
kamu bisa temukan kalimat itu disetiap ayat atau diakhir ayat
sempurna atau tidak.... believe me we need to pray
at least coba lah yang
its good for our soul kok
Inti sholat itu sebenernya adalah Pujian bagi Allah dan meretrospeksi diri.
sekalian bersihin muka ( wudhu ), nyegerin ngantuk... belajar memanage waktu dll
banyak kok sisi positif yang bisa dilihat
KITA SELALU SALAH KOK, makanya ditebus pake sholat
minimal ngurang2 l
KITA disini mewakili umat manusia lho ya?

Hm... cukup logik dan masuk akal. Aku percaya Tuhan dan sangat meyakiniNya, makanya aku tidak ingin main-main dengan segala perintahnya.
Tapi masalahnya... apa bener kita menebus kesalahan yang kita perbuat dengan memakai sholat sebagai perimbangannya? Bisa mengurangi beban kesalahan kita.... benarkah?
Let s talk about... tokoh agama yang dengan segala daya upayanya telah mempolitisasi agama dan umat untuk kepentingan pribadinya. Bisa dan mungkinkah dia terus mengurangi kesalahannya dengan hanya melakukan sholat. Ndak kan? The most important thing if someone have a mistake... is... tobat.
Lha kalau gitu... kita bisa dengan seenaknya berbuat salah.. kemudian shalat.... terus... berbuat salah lagi.. dan kemudian salat lagi.

Aku percaya dan yakin bahwa Tuhan Maha Pemaaf, Maha Pengampun...tapi bukan berarti kita bisa mempermainkan ke Maha Pemurah an Nya itu untuk membenarkan kesalahan yang telah kita perbuat kan.
Kesalahan adalah kesalahan. Itu harus mendapat imbalan yang sesuai.
Dan siapa pula yang bisa menghitung kalau nilai kesalahan kita bisa bertambah dan bisa berkurang berdasarkan nilai sholat yang kita lakukan? Berarti.. kesalahan bernilai negatif dan sholat bernilai positif.
Dan brapakah poinnya.
...........
Aku sangat setuju sekali..bahwa inti dari sholat adalah Memuji Kebesaran Allah. Dan sebenarnya itu bisa kita lakukan tanpa harus melakukan sholat. Kita bisa lakukan kapan saja. Setiap saat, setiap waktu. Kebesaran Allah ada dalam setiap tarikan nafas kita. Tanpa kebesaran dan kekuatan Nya, bisakah kita bernafas?
Kekuatan Allah ada dalam setiap langkah kita, ayunan tangan kita. Tanpa kekuatanNya,.. tidak mungkin kita bisa berjalan, mengayunkan tangan kita.
Di setiap saat kehidupan kita... kita memang harus bersyukur. Memuja kebesaran Allah, yang masih memberi kita kehidupan. Sejelek apapun kehidupan kita.
....
Buat temen diskusi sejatiku... suatu saat aku pasti akan melangkah.
Aku hanya tidak ingin melakukan kebohongan kepada Allah.
Walaupun Allah itu Maha Pengampun.
Tapi aku tetap tidak ingin bohong. Aku takut Allah akan murka terhadapku.
Mungkin dengan bantuanmu aku bisa yakin bahwa aku sebenernya tidak perlu takut pada Allah.

Monday, August 16, 2004

RADANG TENGGOROKAN

Seorang teman menyarankan supaya aku ke dokter saat aku merasa tenggorokanku sakit untuk menelan. Padahal, aku dengan sok yakin merasa bahwa aku sudah minum antibiotik yang aku beli tanpa resep dokter. Amoxillin 500 mg.
Sebenernyalah, aku males ke dokter, karena seperti biasanya, dokter paling kasih antibiotik, vit c dan apalah sejenis multi vitamin gitu.
Jadi berbekal itulah aku agak males ke dokter.
...

Namun... sepertinya disaat terakhir ini aku harus menuruti saran teman itu, karena ada satu kalimat dia yang agak menggelitik.
Katanya,... antibiotik itu kan lain-lain untuk tiap tiap penyakit.
Bener juga ya.. siapa tahu antibiotik yang aku minum ini ndak cocok untuk penyakitku saat ini. Lagian aku dah kebanyakan minum antibiotik sendiri kali. Jadi sudah tak mempan.

Berakhir sudah, sok tahu aku, yang sok beli obat sendiri tanpa resep dokter. Yang walaupun tertulis "harus dengan resep dokter" tp pegawai apoteker tetep mau menjual obat itu tanpa resep dokter.



Saturday, August 14, 2004

beautiful life

Indosiar, Kamis setiap jam 22.00 WIB.
Sebenernya aku bukan tipe orang yang suka nonton sinetron seri di televisi. Namun melihat sinetron Jepang ini aku jatuh hati.
Seperti biasanya, sinetron jepang ini lebih membumi. Tidak ada pameran rumah mewah, tidak ada pameran mobil bmw, tidak ada anak sma naik merci, tidak ada anak smp yang beradu fisik hanya karena masalah pacar.
Sebenernya.. faktor pertama yang membuat aku mengikuti sinetron ini adalah sang aktor. Aku pernah mengikuti sinetron dia juga dulu di stasiun yang sama, tapi entah sudah beberapa tahun yang lalu. More than 5 yrs I think. Aktornya tidak cakep dan tidak ganteng menurutku, tp ekspresi wajahnya itu lho.. cool dan cuek banget.
Ternyata setelah aku ikuti beberapa episode,.. boleh juga ini sinetron, bisa bikin aku ingin selalu mengikuti kelanjutannya.

Sebenernya sih temanya sederhana saja. Cinta. Apalagi sih kalau bukan cinta. akan tetapi disini alur ceritanya begitu lancar, mengalir seperti air. didukung penokohan yang tidak terlalu mengada-ada. dan detail yang begitu sederhana sesuai dengan realita membuat sinetron seri ini enak untuk diikuti.

Seorang hais stylist laki-laki (bukan banci, karena di indonesia kalau orang ke salon mesti ada banci yang aktingnya begitu ekstrem untuk memancing tawa penonton). Seorang gadis yang cacat sehingga dia harus memakai kursi roda. Sebuah keluarga jepang yang sederhana. Sebuah salon yang ramai (tanpa penonjolan para banci). Sebuah kamar sewa yang biasa banget sesuai untuk ukuran kantong seorang hairstylist.
Sebuah motor trail. Sebuah mobil untuk disable person. Sebuah toko kecil. Sebuah perpustakaan yang mempekerjakan orang cacat. Sebuah mobil pick up pengangkut barang.

Tidak ada pameran wajah cantik dengan make up lengkap. (coba bandingkan dengan sinetron Indonesia. masuk akal ndak sih, kalau seorang ibu tinggal di rumah gedong dengan dandanan lengkap dari blush on sampai mascara dari sasak tinggi sampai lipstik tebal?). Tidak ada pameran wajah ganteng dengan gaya yang trendy. Tidak ada mobil mewah yang keluar masuk rumah gedong mewah pula.
Bener-bener deh deskripsi yang natural. Tidak ada yang berlebihan dalam penggambaran suatu masalah atau suatu peristiwa. semuanya begitu menyentuh dan menyenangkan.

Mungkin (mungkin lho ya) pembandingnya disini ada.. KELUARGA CEMARA. Akan tetapi kadang something happen di sinetron keluarga cemara ada yang ndak masuk akal. Terlalu mengada ada. Terlalu ditonjolkan semua yang baik-baik saja. Kurang menyentuh realitas yang ada dalam kehidupan sebenarnya.

Back to sinetron jepang ini.
Untuk tontonan saat kita istirahat malam, ini oke. Daripada nonton sinetron Indonesia yang ndak jelas maksudnya itu.
Or daripada nonton film action barat or Taiwan yang kadang terlalu sadis penggambarannya.
Or daripada nonton penyelidikan kasus kriminal di Indonesia yang bener bener sadis dan menjijikkan
Or daripada nonton hantu gentayangan di tv.
Or daripada nonton orang disuruh ketemu hantu.
wih!

Paling tidak… kadang ada pemandangan bagus di sinetron ini.. gunung fuji, danau, kota yang tenang, trem yang bersih, pembicaraan yang tenang.
Lumayan bias mencuci mata dan otak kita.

Tuesday, August 10, 2004

DUNIA LAIN

Banyaknya tayangan di tv swasta yang mengambil obyek adanya dunia lain sangat menjamur dan bahkan menjadi sangat tidak kreatif. Tidak dapat dilihat lagi mana yang nyata dan mana yang rekayasa.

Saya percaya, memang ada dunia lain di sekitar kita.
Tapi...
Apakah tidak terus akan mengakibatkan sesuatu yang tidak kita inginkan, jika kita manusia.. terutama para pembuat acara tersebut , mengobrak abrik ketenangan mereka hanya demi menampakkan keberadaan mereka untuk tontonan sebuah acara.
...
let s see...
jika kita bayangkan ada komunitas jin yang berkelompok berdasar jenis masing masing.
terus... kita manusia mengganggu mereka, yang biasanya memang tidak pernah mengganggu kita.
apa yang terjadi...
bisa juga komunitas jin tersebut memberontak... karena merasa terganggu oleh ulah kita
dan... apa yang terjadi..
mereka akan menjadikan kita jadi tontonan mereka...?
like.... merasuki banyak orang secara bersamaan.... di tempat yang berbeda beda pula
..
ya semacam protes jin..terhadap kita manusia... apa yang akan terjadi?????
..
...
tentu saja tulisan diatas ada
karena.. saya termasuk yang tidak pernah nonton acara acara tersebut..babar blas.
dikarenakan..............
.....................




........
TAKUT!!!!!
JAKNEWS FM

tadi pagi dalam perjalanan, seperti biasanya... dengerin talk show interaktif di Jak News ... sepertinya kondisi sosial politik dan ekonomi yang carut marut membuat orang-orang yang hobinya dengerin talk show di radio semakin geregetan, gemes dan pengin merubah situasi yang nggak keruan ini.
kadang sebagai seorang pekerja, kita biasanya dituntut untuk hanya memikirkan pekerjaan saja. bagaimana supaya menghasilkan prestasi yang berarti juga adanya penghargaan yang bagus juga dalam bentuk materi kepada kita.
akan tetapi, mau tidak mau, dengan bertambahnya usia sepertinya kita jadi lebih konsen kepada hal-hal lain diluar apa yang menjadi bidang kerjaan kita sehari hari.
kadang memang kita hanya bisa memberikan pendapat lewat diskusi diskusi, karena kita diluar jangkauan untuk dapat berperan serta dalam memberikan urun pendapat untuk mengubah situasi yang ada.
tapi paling tidak, kita tahu bahwa banyak orang yang juga ingin mengubah situasi untuk menjadi lebih baik.
jadi...
berbahagialah orang yang tidak suka mendengar radio yang isinya cuma diskusi politik ekonomi dan sosial. sehingga pikirannya tidak jadi terpolusi oleh hal-hal yang menyesakkan pikiran.

Monday, August 02, 2004

Cinta dan Pernikahan adalah dua hal yang berbeda.

Suatu pernikahan adalah suatu hal yang sakral, menurut beberapa orang yang memandangnya dari sudut......(apa ya?.. religi? emosi?... or what?...)
Ah... mungkin hal itu benar untuk masa-masa lalu. beberapa puluh tahun yang lalu.
Untuk saat ini?..... upacaranya sendiri mungkin masih sakral. akan tetapi... lembaga nya?
Sebenarnya... apakah sesuatu yang sakral itu?

(to be continued)

Thursday, July 22, 2004

ANAK METROPOLITAN (komentar)



Fenomena jauhnya anak metropolitan dengan lingkungan adalah fenomena
umum kota besar, dan percayalah bahwa hal itu sangat alamiah, tidak ada
yang perlu disesalkan kok,  sebetulnya apabila anak2 kota besar memang
menjadi tidak akrab dengan lingkungannya, itu karena lingkungannya pun
tidak memberikan tempat dan peluang bagi para anak untuk bereksplorasi?
 
Coba, mari kita perinci dan pertanyakan hal tersebut?  Jakarta, di
kompleks perumahan elite, maupun dilingkungan padat yang lengkap dengan
gang-gang kecilnya,  apakah memberikan celah bagi anak anak untuk
bermain-main dengan kondisinya?  
Apakah para ibu akan membiarkan anak-anaknya main dipinggir jalan atau
trotoar yang penuh kepul asap knalpot kendaraan? Disini kadang kita
dihadapkan kepada pahitnya kenyataan bahwa pemerintah daerah ( dalam 
hal ini dinas tata kota ) sangat kurang memperhatikan kebutuhan taman
bermain bagi anak-anak? kalaupun ada taman yang cukup besar bagi anak
untuk bermain, pasti tak lama kemudian taman itu berubah fungsinya jadi
tempat parkir, mall baru atau mungkin tempat timbunan sampah!..
Karena itu apabila anak-anak metropolitan seperti jauh dari alam.. 
tidak usah ragu untuk mengatakan YA!, sangat benar bahwa mereka memang
jauh!...  Sekali lagi para orang tua diharapkan kesadarannya untuk
setidaknya menyisakan waktu untuk berjalan bersama anak,  melakukan
piknik ke kampung, ke pedesaan, atau jangan jauh2 lah, berlibur dirumah
simbahnya di desa sana? hal ini seperti juga apa yang telah kita alami,
akan memberikan bekas yang mendalam bagi sang anak.
Kalau dulu kita dirumah simbah teringat dan terkesan akan suara
jengkerik diwaktu malam atau suara gaduh orang menimba sumur di pagi
hari, maka anak2 metropolitan akan sangat terkesan dengan tidak adanya
Playstation dan komputer di rumah nenek mereka, hehehehe?. jaman memang
berubah? dan itulah kenyataan yang harus para orang tua hadapi bahwa
nilai dan norma ?normal? telah bergeser sesuai dengan kemajuan
teknologi?
Contoh lain : Handphone? lihat dan sadari, betapa anak-anak SD sekarang
sebagian besar memiliki sebuah handphone.. sebuah kebutuhan yang
seharusnya tidak terlalu penting bagi seorang anak SD, tapi itulah yang
terjadi, dengan pola konsumtif yang justru dianut oleh para 
orangtuanya? jadilah anak-anak SD itu menjadi sarana adu gengsi dan prestige bagi
kekayaaan orang tua?
 
Bagi seorang anak, Handphone tidak akan lebih dari sebuah sarana
mama/papa/sopir penjemput, untuk mencari mereka pada saat bubaran
sekolah? selain itu? hehehe, saat ini seharusnya justru anak yang tidak
memiliki handphone lah yang harus dipuji? kenapa? mereka punya 
disiplin,mereka tidak terpengaruh mode, merek dan adu gengsi.. mereka akan 
selalu ada di tempat yang telah ditentukan pada saat dijemput? betul gak? ya
betul, kalo gak tepat disitu.. nanti bisa ketinggalan kan?
Kembali ke pokok permasalahan, ada baiknya orang tua secara insidental
mengajak anaknya untuk bermain di tanah lapang, bermain dengan alam (
dan itu pasti dipinggir kota ! atau diluar kota ),  untuk memberikan
sedikit pengalaman bagi pelengkap unsur kejiwaan masa pertumbuhan
mereka?..
So!? next time kalau ada liburan sekolah, jangan anak diajak main ke
mall, tapi justru ajak bermain ke desa? biarlah mereka mengenal apa 
yang orang tua mereka rasakan sebelumnya yaitu.. bersatu dengan alam? 
Ajarkan kepada mereka cara menangkap capung, cara membuat mainan helikopter 
dari rumput alang-alang, atau ajaklah mereka membuat senapan pelepah pisang?
( itupun kalo anda masih inget cara bikinnya! )



(to be continued)

Wednesday, July 21, 2004

Watching Indonesia Indah show at Imax theatre while accompanying my
children during their holidays yesterday made my mind wander back
ironically.

Indonesia, the wonderland, that was potrayed beautifully in that movie,
but.. sad thing that its just only a movie?

This movie was produced back in 1984 by the order of madame Tien
Soeharto (The late first lady) as the originator, This Movie recalled
all my memories about what had happened in mid 80?s , The precise
depiction of Indonesia?s circumstances during my teenage years.

Its really touched my emotions and honestlydown deep inside my heart, I
did wish Indonesia now is as beautiful as they illustrated it.

On contrary, at present. We all realize the reality like : Indonesia?s
natural resources (forest, sea, agriculture, mining energy) are in
their critical points,
Its survival is merely depend on us, isnt it pathetic?

Can we recover and resurge?

Can you guess what if we filmed Indonesia in our present condition?
What will we see? deforestation due to Illegal logging, Trafficking
(the
illegal and highly profitable goods transport ), untrained women labor
abroads, bankrupt mining industry, Collution, nepotism ( not to mention
the act of comedy by some presidents after Suharto?s regime fallen ),
what else? . Corruption, poverty?

Should it be the portray of our next ?Indonesia Indah? movie? or shall
it be titled ?The Crying Nation? ?

Please forgive my un-patriotic cynicism about our suffering country? I
remember one quotes by Malcolm X : ? You're not to be so blind with
patriotism that you can't face reality. Wrong is wrong, no matter who
does it or says it.?

ANAK METRO

Pagi-pagi, di mobil, anak pertamaku Danang, bercerita kalau kemaren temannya bilang bahwa tasnya keren. Kak riski Tanya aku, beli dimana nang?. Kan beli di matahari ya bu?. Terus kata kak riski, wah mereknya Pierre cardin, pantes keren. Ini kan tasnya orang kaya.
Memang bener bu?, ini mahal?

Aku bener-bener heran, apa sih yang ada di benak mereka, anak-anak usia sekolah dasar jaman sekarang.
Seingatku dulu, saat di SD, tidak pernah aku memikirkan bahwa tas ini mahal or bagus or etc. masa kecilku dulu penuh dengan kegiatan belajar dan bermain.
Ah, memang jaman ini sudah berubah. Jaman kita dulu, kan belum ada supermarket or mal, kalau mau beli sesuatu harus ke took, dan biasanya orang tua yang berperan aktif. Anak-anak tinggal ditanyain mau atau nggak. Atau, lebih parah lagi, sudah dibelikan oleh mereka, dan anak-anak tinggal menerima.
Sekarang ini, di mana mal atau supermarket menjadi salah satu tempat refreshing keluarga, otomatis, pajangan barang-barang dagangan menjadi hiburan bagi mereka. Yang keren, yang lucu, yang mahal dan sebagainya. Anak-anak ini jadi tahu harga. Mereka jadi tahu merek. Media televise menjadi alat yang membentuk ide anak-anak, bahwa ada barang bagus, bermerek, bagi yang memiliki akan terlihat keren.

Ah aku merindukan, masa kecilku. Masa dimana kita dapat mengeksplorasi diri dengan apa yang ada di sekitar kita. Tanah yang masih lapang. Pepohonan yang masih banyak berdiri. Alang-alang di tanah kosong didekat rumah. Semuanya bisa menjadi tempat bermain yang menyenangkan. Liburan sekolah benar-benar masa keluar rumah, untuk bermain di tempat terbuka di sekeliling tempat tinggal. Bersepeda jauh ke wilayah lain bersama teman-teman sebaya. (namun sepengetahuan aku tempat-tempat tersebut bahkan sekarang sudah berubah jadi bangunan ).

Kapan anak-anakku dapat mengalami hal-hal seperti itu lagi. Saat dimana mereka tidak terganggu oleh bujukan acara televise, cd, game, dan lain sebagainya. Saat dimana mereka benar-benar menjadi anak-anak, yang bersatu dengan alam.
Menjadi anak alam. Menjadi anak bumi. Menjadi anak sang surya.

Tuesday, July 13, 2004

Perempuan sebenarnya adalah sesuatu makhluk yang hebat.

Pernahkah anda membaca or mendengar bahwa dibalik keberhasilan seorang laki-laki, ada seorang perempuan yang ada di sebaliknya. Dan demikian juga, kegagalan seorang laki-laki, biasanya karena seorang perempuan.

Tak tahulah aku, apakah itu benar atau tidak. Dan belum pernah mengalami pula aku, apakah aku termasuk salah satu dari perempuan-perempuan yang dapat menjadi faktor penentu dari nasih seorang laki-laki.

Akan tetapi, cerita dibawah ini benar adanya, bahwa seorang perempuan dapat menyebabkan dicairkannya suatu kredit yang seharusnya impossible untuk dicairkan.
Adalah seorang pimpinan sebuah bank X, yang cukup dikenal oleh semua rakyat di negeri antah berantah ini. Yang aku tahu, beberapa orang yang aku kenal, sangat sulit sekali mendapatkan kredit dari bank bersangkutan, walaupun semua data penunjang telah dilengkapi.
Namun dengan mudahnya, pimpinan tersebut mengucurkan ratusan milyar kredit kepada salah dua pengusaha yang terkenal dan masuk kelompok abu-abu (kalau hitam, berarti black list dong dan itu sudah otomatis nggak mungkin dapat kredit). Dan tahukah saudara-saudara, persetujuan kredit tersebut terlaksana, hanya karena seorang perempuan?... iya benar, karena pimpinan bank ini di black mail oleh pengusaha, bahwa affairnya dengan seorang perempuan akan dibuka jika tidak disetujui permohonan kreditnya. Padahal si pengusaha itu sendiri yang menyodorkan perempuan penggoda tersebut pada suatu acara. Dan ternyata umpan tersebut dimakan oleh pimpinan bank.
Sedemikian penakutnyakah pimpinan bank tersebut? Sehingga resiko yang lebih besar ia berani hadapi. (Dalam hal ini resiko kredit macet dong. Sudah pastilah.. kredit tersebut bakalan macet. Yakin ainul yakin deh.)
Jaman sekarang ini, mana ada sih kredit skala besar yang tidak termasuk kredit macet, dan diselimuti dengan istilah… re-scheduling. Wah.. basa-basi yang sudah basilah itu!!!]

Jadi, perempuan itu memang kuat. Begitu besar pengaruhnya terhadap kehidupan seorang pria. Baik itu pengaruh jelek, pengaruh baik, ataupun pengaruh abu-abu (dalam artian..bisa dikatakan baik, namun dapat dikatakan jelek juga, tergantung dari mana sudut pandangnya)
..
wallahu allam bisawab.

to be continued

Wednesday, July 07, 2004

SEKULER, PRAGMATIS, RELIGIUS

Sekuler?
Berarti pandangan bahwa semua urusan adalah murni rasional.
Pragmatis?
Berarti kegunaan, kepratktisan, getting things done.

Sering kita dengar orang berkata,..” kita berpikir pragmatis aja deh..”
Apa maksudnya…. Mungkin maksudnya adalah… kita berpikir yang gampang aja deh, asal semua dapat dikerjakan, kerjakanlah. Just do it. (bukan just duit lho!!!)

Dulu pernah juga saya mendengar teman menjawab begini :” ah anakku sekolah di sekolah biasa aja lah… kan aku sekuler”… saat ditanya dimana anaknya akan disekolahkan.
Mungkin maksud dia adalah bahwa dia memasukkan anaknya ke sekolah yang umum saja, bukan sekolah dengan basis agama pada kurikulum pendidikannya.

Bila kita kita lihat, seseorang dapat dipandang sekuler jika (bisa saja) seseorang yang secara pribadi amat religius, akan tetapi memisahkan URUSAN dengan agamanya.
Pada kalimat diatas terdapat kata religius.

RELIGIUS ?
dapat merujuk pada pandangan “semua urusan mengandung nilai ketuhanan dan kemanusiaan”.

Sekuler dan religius sendiri.. bila kita tarik kembali ke belakang, kita akan ingat adanya dikotomi secara sosial dan budaya. Adanya istilah priyayi dan wong cilik, kemudian ada juga istilah santri dan abangan, sangat kental pada masa lalu. Dimana pembagian tersebut sangat jelas dalam pembagian kerja masayarakat.
Namun demikian pada saat ini kedua dikotomi itu sendiri sudah sepenuhnya mengabur dalam kehidupan yang sudah didasari industri dan globalisasi ini.

Saat ini pragmatisme lebih banyak dipakai sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan-keputusan dalam kehidupan. Karena memang pragmatisme itu ada dimaksudkan supaya manusia dapat menghadapi masalah yang kita rasakan semakin besar, yaitu industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi global.
Menjadikan sesuatu agar dapat dikerjakan adalah hal penting dari pragmatisme itu sendiri. Itu adalah criteria dari sebuah kebenaran.
Seseorang pernah berkata “ Kebenaran itu tidak terletak diluar dari dirinya, akan tetapi manusialah yang menciptakan kebenaran”. It is useful because it is true, it is true because it is useful.
Banyak orang yang mengkritik pemikiran pragmatis tersebut, karena hanya mendukung upaya bisnis dan politik amerika.
Diluar masalah amerika or bukan amerika, kalau kita mau jujur, pragmatisme sudah merambah keseluruh dunia. Pragmatisme telah mendorong individualisme dan materialisme menjadi tumbuh dengan subur. Unsur kesadaran tak terdapat di dalamnya.

Saya sendiri, sering juga cenderung berpikir pragmatis. Ah, udahlah.. yang penting dikerjakan saja, tidak usah berpikiran terlalu rumit. Bikin susah aja.
The point is…” jangan mempersulit apa yang bias dipermudah..” gitu kan?
(beda dong dengan istilah pegawai birokrasi pemerintahan yang berpendapat “untuk apa mempermudah apa yang bias dipersulit?”…..)

Dalam dunia bisnis dan bahkan juga dunia politik saat ini, pragmatisme sangat berpengaruh, sehingga melahirkan banyak praktik-praktik kotor di dalamnya. Itu juga yang menghasilkan istilah KKN di Indonesia. Pragmatisme menimbulkan budaya… “apapun dikerjakan asal menguntungkan”.

Namun demikian, tidak selamanya manusia akan selalu berpikir pragmatis… kadang dalam ketidaksadarannya, kesadaran religi itu muncul. Pragmatisme itu sangat bersifat relative. Selama pengalaman beragama itu berguna bagi yang bersangkutan, maka ia benar. Kerelatifan orang yang berpikir pragmatis dalam hal yang menyangkut keagamaan sangat berhubungan erat dengan kebenaran.
Tidak ada kebenaran abadi dan mutlak, segalanya tergantung pada apakah “kebenaran” itu berguna atau tidak.

Thus,… dalam hal ini sekuler sendiri berarti sudah tercakup dalam istilah pragmatisme, karena pragmatis sudah pasti sekuler.

Masalahnya sekarang… bisakah kita tekankan religi pada para pragmatis ini. Dalam hal ini maksudnya adalah.. bahwa bagaimanapun semua urusan mempunyai dimensi rasional, ketuhanan dan kemanusiaan”.

Saya sendiri? Termasuk golongan manakah? Saya yang pasti sekuler, berarti juga termasuk pragmatis dong. Salahkah itu? TIDAK. Bagaimanapun urusan religi masih mendapat tempat dengan prioritas utama dalam pemikiran saya, namun dalam sisi yang lain dari pemikiran itu sendiri. Jadi… mungkin benar itu… pragmatis yang religius.. menjadi hal yang bagus untuk dikaji lebih lanjut.

There are so many things in my mind that I can’t express.

To be continued

Thursday, July 01, 2004

TANGGAPAN TENTANG FEODALISME DARI SEORANG TEMAN YANG MEMPUNYAI GELAR R DI AWAL NAMANYA.

Feodalisme adalah sebuah sistem pemerintahan di mana seorang pemimpin,
yang biasanya seorang bangsawan memiliki anak buah banyak yang juga
masih dari kalangan bangsawan juga tetapi lebih rendah dan biasa
disebut
vazal.

Para vazal ini wajib membayar upeti kepada tuan mereka. Sedangkan para
vazal pada gilirannya ini juga mempunyai anak buah dan abdi-abdi mereka
sendiri yang memberi mereka upeti. Dengan begitu muncul struktur
hirarkis berbentuk piramida.

Dalam penggunaan bahasa sehari-hari di Indonesia, seringkali kata ini
digunakan salah dalam arti "sombong", "gila hormat" atau "suka main
perintah" dan dengan begitu memiliki konotasi negatif. Arti ini sudah
banyak melenceng dari pengertian politiknya.

Feodalisme saat ini bukan saja sesuatu yang dianggap mencerminkan
romantisme patriotik masa lalu, nasionalisme sempit, pemanfaatan agama
sebagai kegiatan eskapis dan pemujaan tradisi kosong terhadap sebuah
ideologi semu, namun juga sebagai cermin perilaku yang enggan akan
perubahan yang kini terjadi di Indonesia.

Padahal?.. dari sejak jaman baheula? masyarakat Indonesia itu kan
majemuk atau plural society, Artinya : masyarakat yang sekarang ini
terwujud itu kan karena terjadi komunitas antar suku secara langsung
ataupun tidak langsung yang dipaksa untuk bersatu di bawah kekuasaan
sebuah sistem nasional, Nah entah lupa atau tidak, orang-orang itu
harusnya sadar bahwa feodalisme yang ada sekarang ini kan sebenernya
lebih cenderung muncul sebagai bentuk ikatan primordialisme
kesukubangsaan dan keagamaan kan?? bukan sebagai alat untuk melakukan
exploitation de la hoya? Lha disini lucunya kan?? sekarang semuaa pada
ribut masalah feodalisme? sembari definisi pastinya aja paling satu dua
orang aja yang bener2 ngerti? ?

Lha masalah diangkatnya KRT Wiranto apa KRM Akbar Tanjung itu kan
sebenernya cuma masalah penyelewengan demokrasi di Indonesia aja yang,
Gara gara mereka lah era Demokrasi jadi mengalami proses aristokrasi
atau pembangsawanan yang ditandai dengan upaya para elite politik untuk
mengaitkan dirinya dengan silsilah atau kekerabatan para bangsawan di
beberapa keraton.

Upaya itu kan memang disengaja dilakukan hanya untuk merebut pangsa
pasar dari masyarakat pemilih tradisional yang orientasi politiknya
masih berkiblat pada kraton. Padahal kita tau .. masih sangat banyak
yang berpola pikir gitu kan?

Lalu apa hubungannya antara Aristokrasi dengan pemerintahan? Sampe
Wiranto dan Akbar jadi pada pake gelar2 gitu? ?Aristokrasi itu
merupakan sistem kekuasaan yang terbaik? itu kata filsuf Aristoteles,
aritos berarti orang terbaik dan kratos berarti sistem kekuasaan.?.
Penyusun buku Politea ini ingin menyatakan bahwa sistem pemerintahan
terbaik adalah pemerintahan oleh warga terbaik untuk kepentingan semua
orang.

Di sana jelas ada standar moral tinggi. Karena memang dalam makna
otentiknya, kata aristokrasi bukan istilah yg negatif. Sayang,
belakangan ini sistem kekuasaan aristokrasi selalu ditempatkan
berpunggungan dengan demokrasi. Sementara itu aristokrasi menjadi
sistem
kekuasaan yang bersandarkan ukuran keturunan.

Feodalisme janganlah di identikkan dengan prinsip dasar Nobility atau
Kebangsawanan, dia sangat jauh berbeda.. yang satu adalah sikap
politis,
yang satunya adalah suatu prinsip pewarisan budaya dari nenek moyang
kepada keturunannya? ( well? setidaknya itulah yang kurasakan ).

Kembali pada Aristokrasi, pada dasarnya yang ditekankan pada makna
aristokrasi adalah kontinuasi etika prosedur dan kode etik para
bangsawan dalam menjalankan kesehariannya, seperti misal bagaimana kaum
aristokrat itu harus menjunjung tinggi perilaku dan azas tradisional
masyarakat yang terpelajar dan terhormat dan menjadi yang terbaik
didalam masyarakat. bukankah hal itu positif?

Seharusnya Indonesia ini dipenuhi oleh ARITOS-ARITOS yang DEDICATED
sehingga mampu mengangkat keterpurukan saat ini...

(*ter inspirasi sama tulisan kamu
keep on writing? I love your writing)