Friday, January 07, 2005

PORNOGRAFI OR PHOTOGRAFI OR...

Kemaren siang, di perempatan harmoni, aku lihat pedagang majalah menjajakan majalah baru. (paling tidak baru buat aku, karena baru sekarang aku lihat majalah itu). Judul majalah "SEX"... ada promo judul di halaman depan majalah itu.. "Memburu gundik gundik pejabat"..
Duuh Gusti Allah, aku mengelus dada dan mengelus pikiranku, kenapa orang orang ini jadi gila ya? Mana gambar yang jadi coverpun....
Wah, memang ini sudah bukan jadi negara dengan adat sopan santun yang dijaga. Sudah bukan menjadi negara timur semenjak reformasi bergulir di negara ini.

Mungkin orang akan berpikir aku sebagai hipokrit. Namun, begitulah. Sejujurnya aku memang mengelus dada melihat keadaan seperti ini. Bukan munafik, urusan sex memang salah satu hal pasti ada dalam kehidupan kita. Namun bukan harus dibebaskan untuk dipertontonkan dengan bebas seperti itu. Apa yang terjadi kalau yang melihat adalah seorang anak SD kelas 3 ke atas. Yang sudah bisa mengerti makna sebuah kalimat.
Pasti dia akan bertanya tanya majalah apa itu.
Makanya memang anak sekarang lebih dewasa dari pada umur sebenarnya. Lingkungan memaksa mereka menjadi seperti itu.
Apalagi, era informasi yang sudah begitu menyatu dalam kehidupan kita saat ini. Pintar pintarkita sebagai orang tua dalam menyiasati kehidupan yang semakin amburadul ini.

1 comment:

Anonymous said...

Pornografi dan photography

Di Jaman sekarang ini orang tua sekarang sering mengeluh karena pornografi ada dimana mana, di Majalah, di Koran, di TV di iklan dalam bentuk terselubung (seperti slogan : “ masa JERUK makan JERUK? ), sukar buat orang tua untuk membendung arus pornografi karena teknologi memungkinkan segalanya, sebutlah VCD, DVD, Internet dan lain2 nya yang justru seperti memperlancar laju pornografi.

Pornografi itu apa sih sebenarnya? Berdasarkan definisinya maka pornografi adalah aktifitas kreatif berupa tulisan, gambar atau film yang memiliki tujuan menstimulasi rangsangan seksual, Jadi.. ternyata pornografi adalah hasil KEGIATAN/AKTIFITAS kreatif seseorang dengan tujuan tertentu yaitu mengeksploitasi rangsangan seksual.

Lalu apakah para perancang candi sukuh itu bertujuan pornografi? Apakah penggambaran Lingga dan Yoni itu pornografi? Tidak bukan? Kalau begitu dimana batasannya?

Konsep pornografi sangat relatif, sangat berbeda dari satu suku, satu budaya,satu agama atau satu bangsa dengan lainnya, sebutlah wanita bertelanjang dada, di Pulau Jawa mungkin bisa geger kalau ada wanita bertelanjang dada berjalan2 dipasar, tapi di Irian? Di pedalaman Kalimantan? Hal tersebut adalah hal yang lumrah!

Lalu bagaimana seharusnya orang tua menyiasati anak agar mengerti pornografi? Tentu saja jawabannya adalah pendidikan sex, tapi pendidikan sex di Indonesia adalah hal yang sangat tabu, membicarakan hal2 yang berhubungan dengan organ seksual adalah dosa besar.. saya masih ingat bagaimana seorang sahabat saya yang sudah menikah tersipu malu dan bahkan sedikit marah ketika saya tanya : “kamu kapan sih jadwal Menstruasimu? “, hal ini menunjukkan betapa sex tetap menjadi tabu luar biasa bagi masyarakat Indonesia.

Konflikpun lalu terjadi, disekitar anak banyak pornografi, orangtua berusaha membendung atau setidaknya melarang anak mendekati zona tersebut, lalu sampai kapan? Saya yakin orang tua Indonesia masih punya dillema tentang bagaimana caranya mengajarkan anak tentang sex dan pornografi.

Lalu bagaimana kalau begitu? Sebenarnya mudah sekali.. ingat bahwa pornografi adalah HASIL KREATIFITAS yang memicu kearah rangsangan sex, sedangkan sex adalah pengetahuan tentang organ kelamin manusia dengan segala aspeknya.. jadi ajarkanlah anak2 anda lebih mengenali kelaminnya masing2 mengenali jenis kelamin yang lain secara ilmu pengetahuan dan memberikan pengetahuan tentang proses terjadinya manusia secara gamblang, jangan takut!, anak adalah kertas putih yang bisa kita tulisi dengan mudah, kalau kita menuliskan hal baik di kertas sang anak, maka itulah yang dia ketahui, Terbukalah terhadap setiap pertanyaan anak, jawablah secara scientific.

Benteng terakhir dalam mengajarkan anak masalah pornografi adalah dengan mengajarkan agama, disanalah mereka akan bertemu dengan kaidah moral, larangan yang bersifat mendidik dan aturan main yang baik dan benar dalam masalah seks.

So? Daripada mengcounter sex/pornografi pada sang anak, lebih baik membentengi diri sang anak dengan pengetahuan dan moral.. Kuncinya ada pada kita orang tua.. pada kita…

Teriring Salam buat
Mas Danang,
Dimas
dan Dinda