Rame rame penerimaan siswa baru sudah selesai, baik untuk tingkat SMP maupun SMA. Dan saat ini sudah seminggu anak anak masuk sekolah di tahun ajaran yang baru.
Si sulung sudah bersekolah di SMP X yang walaupun tidak favorit banget namun termasuk sekolah SSN dan rata rata kelulusan UAN sekolah tersebut termasuk sepuluh besar SMP negeri DKI.
Jadi paling tidak.. output yang saya harapkan dari sekolah tersebut untuk nanti dia masuk SMA yang bagus masih ada harapan.
Namun rame rame tersebut.. yang katanya fair ... ternyata masih dapat menyisakan tanda tanya....
Saya sendiri.. menyadari... walaupun mau bagaimanapun...menyadari bahwa uang, kedudukan dan power masih merupakan alat yang tetap dapat berbicara dan mengubah keadaan yang seharusnya sudah baku.
Di area saya ada beberapa sekolah unggulan... biasanya jadi incaran anak anak SD yang merasa mampu dalam bidang akademik....
Dengan proses PSB yang kemarin.. dapat dilihat di internet.. siapa siapa saja diterima sekolah sekolah mana saja..
Jadi.. anak anak tahu.. temannya diterima di sekolah mana.. dan siapa yang ndak diterima di sekolah tersebut.... karena dari nomor ujian dapat ditelusuri.. pilihan sekolah anak tersebut mana saja...
Dengan kondisi tersebut.. sudah barang tentu.. anak anak ini tahu.. nanti pas masuk sekolah akan ketemu siapa saja bekas teman SD nya...yang bareng bareng satu SMP
Namun .. ternyata.. masih ada power di luar sistem yang membuat seseorang dapat memasukkan anaknya yang tidak diterima di sekolah unggulan.. namun bisa muncul saat ajaran baru dimulai di sekolah tersebut.
Aneh kan???
Kalau saya telusuri... apa yang menyebabkan hal tersebut??? apakah anaknya yang ingin memaksa masuk ke sekolah tersebut.. atau... orang tuanya????
Dalam konteks tersebut.. sepertinya orang tuanyalah yang memaksakan anak untuk dapat masuk ke sekolah unggulan... walaupun harus membayar puluhan juta sekalipun!!!
bahkan, ada teman saya sampai sakit gara gara stress anaknya yang nilai UASBNnya menurut dia sudah sangat tinggi, tidak dapat masuk SMP Negeri nomer 1 di salah satu kota di Jawa Timur. dia tidak bisa terima anaknya hanya sekolah di SMP nomor 2 di sana.
Jadi jelas lah.... bahwa orang tua kadang tidak dapat menerima dengan sadar dan memakai akal sehat mereka, hanya prestise anaknya sekolah di sekolah paling favorit yang ada di pikiran mereka.
Sehingga dengan segala cara dicapailah tujuan tersebut.
Bagaimana dengan si Anak???? apakah dia tidak terbersit di benaknya bahwa jika dia tetep masuk.. akan menimbulkan pertanyaan pada teman temannya yang tahu lewat pengumuman di internet bahwa dia seharusnya tidak masuk di sekolah tersebut????
Dalam konteks tersebut... saya sudah dapat jawabannya...
Ada anak yang bisanya cuma menurut apa kemauan orang tua... Namun ada anak yang sudah dapat mengerti bahwa hal tersebut tidak benar... sehingga dia menolak.
Beberapa situasi yang saya ceritakan di bawah ini adalah nyata, tanpa rekayasa, kecuali sebutan SMP negeri berapa yang tidak saya tulis nanti dikira mendiskreditkan.
Cerita 1
Seorang ibu bercerita pada saya bahwa dia sempat menawarkan anaknya untuk masuk ke smp favorit tersebut setelah dia tahu caranya dan harus bayar berapa...... dan jawaban si anak???:..."ITU LEGAL ATAU ILEGAL MAH... KALAU ILEGAL AKU NDAK MAU... AKU TETEP DI SMP INI AJA YANG AKU DITERIMA BENAR BENAR".
Cerita 2
Ibu yang lain bercerita.. bahwa dia sempat ingin cari cari info bagaimana untuk memasukkan anaknya ke smp favorit tersebut, si anak yang mendengar langsung protes..." SUDAH MAH.. NDAK USAH LIHAT LIHAT LAGI.. AKU SUDAH SUKA DI SMP ITU.. JANGAN DISURUH PINDAH PINDAH... LAGIAN APA KATA TEMAN TEMAN, MEREKA KAN TAHU KALAU AKU TIDAK MASUK DI SMP FAVORIT ITU.. TAPI DI SMP INI..."
Cerita 3
Saya bercerita pada si sulung, bahwa temannya si X dan si Y jadinya masuk sekolah favorit itu. Dan komentar si sulung adalah..."LHO.. KOK BISA.. KAN KEMARIN DI INTERNET NDAK ADA, LAGIAN NILAI DIA KAN LEBIH RENDAH DARI AKU... GIMANA CARANYA ITU? COBA BUKA INTERNET BUK.. AKU MAU LIHAT MEMANGNYA NAMANYA ADA DI PENGUMUMAN SMP FAVORIT ITU??''.
...
Mendengar ada anak anak yang masih berespon positif itu.. saya senang dan lega. Ada anak anak kecil yang sudah tahu.. MANA LEGAL DAN MANA ILEGAL. Mana yang seharusnya dia lakukan dan yang tidak seharusnya dia lakukan.
Semoga anak anak seperti itulah yang akan jadi pengurus bangsa ini. Bukan anak anak yang lain yang mau dan sadar melakukan hal hal ilegal hanya demi prestise orang tuanya.
4 comments:
ret... kadang menanamkan moral ke anak bisa lewat hal2 yang gini ya
ga langsung
yang sering bikin rusak moral anak2 emang ortu nih..:(
hehe..aku pengen nulis ttg hal ini juga di blog. tapi lagi puasa. di bandung ada oknum dinas pendidikan yang nawarin 'beli bangku' di sekolah fave. kisarannya sampai 20juta an..! edan..!!
Sekolah fave dengan ngeracuni mental anak?? Doh!!
Bagus tuh kalo anak2 itu sendiri udah berbudaya malu dan punya harga diri tinggi untuk 'gak ngerendahin diri sampe mesti beli2 bangku gitu. Mestinya ortunya malu tuh ama anaknya.
Post a Comment