"Republik Petruk" Teater Koma

Menonton kembali penampilan Teater Koma kali ini pada pementasan "Republik Petruk"... cukup mengesankan. Buat saya yang sudah rutin nonton tiap kali Teater Koma manggung, pementasan mereka adalah hal yang harus ditonton. Walaupun durasi pementasan kali ini, panjangnya.... (masuk jam setengah delapan, baru keluar gedung jam 12 malam, disela dengan istirahat 15 menit man!!).. jadi berapa jam itu?????

Selalu saya lihat siapa saja yang akan main dalam pementasan kali ini dari buklet yang dibagikan saat kita masuk. Selalu mencari pemain yang kita harapkan akan main kali itu di daftar nama pemain. Jika beberapa pemain masih main, wah bakalan bisa mendapatkan tampilan akting yang bagus kali ini. Budi Roos, mbak Ratna, Rita Matumona, Dorias, Salim Bungsu, dan beberapa nama yang sudah familiar buat saya main lagi. Wah.. senengnya.

Pementasan kali masih memunculkan wajah wajah lama, yang aktingnya saya suka. Entah kenapa, saya selalu merasa, akting pada pentas teater itu sulit. Butuh satu kemampuan yang terpadu yang dimiliki seseorang untuk dapat menguasai panggung dan mendapatkan apresiasi penonton saat bermain di panggung teater.

Seperti biasa, bintang tamu kali ini adalah cornelia agatha, kalau saya pikir sih bukan bintang tamu lagi, karena dia sudah beberapa kali gabung dalam pementasan teater koma, sejak beberapa tahun lalu seingat saya.

Dan entah kenapa, buat saya, penampilan cornelia agatha, masih tetep belum pas, seperti belum menyatu dengan para pemain lainnya. Apakah karena latar belakangnya bukan dari pemain teater ya? jadi terlihat berbeda???

Walaupun saya tahu, cornelia sudah belajar keras untuk pementasan ini, namun tetep ada yang congklang.. kalau masakan itu rasanya jadi gimana gitu.. ada yang kurang.. walaupun sudah enak, namun tetep ada bumbu yang kurang.

Suaranya, kok kurang... power... padahal ya sudah keras... cuma kurang beban.. (hahahaha.. suara kok kurang beban...??)... maksud saya kurang... teater banget.

Aktingnya... masih kalah jauh dibanding pemeran cangik dan limbuk, ataupun petruk dan mbak ratna sekaligus...

ah.. gitu lah.. saya bukannya sirik... namun.. cuma mengkritik, karena bermain teater ternyata memang butuh kemampuan yang bagus agar dapat ditonton dengan seru, karena saat beberapa pemain bermain akting dengan bagus, dan tiba tiba satu or dua pemeran njomplang aktingnya.. rasanya jadi sayang banget.

So far, saya melihat usaha cornelia cukup maksimal, mengingat saya selalu rutin mengikuti pertunjukan teater koma, jadi otomatis saya jadi tahu perkembangannya dari tahun ke tahun.

Dan seperti biasa juga, cerita petruk dadi ratu.. yang sudah biasa saya baca, akan menjadi berbeda saat diceritakan kembali oleh Teater Koma. Menjadi penuh makna, dan aktual dengan kondisi negara kita terkini. Penuh kalimat yang sarat kritik, namun semuanya didasari atas kecintaan kita terhadap negara Indonesia ini.

NB: Sayang kamera saya kemampuannya terbatas. Jadi gitu deh... gambarnya.. bukan gitu lah