Monday, July 21, 2014

Kawal Suara Pilpres 2014

H-1 sebelum tanggal 22 Juli 2014, di media sosial masih ramai berseliweran link link tentang proses rekapitulasi KPU yang akan dihentikan oleh tim prahara, atau, link tentang permintaan pilpres ulang, dan sebagainya, tuduhan kecurangan, dan lain-lain.
Sebenarnya sah sah saja pihak prahara menuntut hal tersebut, namun dengan adanya transparansi KPU yang dengan terbuka memposting hasil-hasil C1 di website mereka, harusnya mereka tahu, bahwa sudah bukan waktunya mengganggu kerja KPU saat ini. Proses kecurangan kan dimulai dari TPS. Seharusnya, sejak dari TPS lah agen agen tim nya itu bekerja.  Kalau mau bilang kecurangan, bukannya lembar C1 yang curang. kebanyakan malah memenangkan dirinya?
Atau jangan jangan, lembar curangnya kurang banyak ya?

#kawalpemilu.org yang menurut saya pribadi bekerja secara obyektif dan fair pun tak lepas dari tuduhan timses prahara. Bukannya mendukung upaya anak anak muda yang dengan suka rela mencoba mengawal suara pemilu agar tidak melenceng dari data dari TPS, malah dianggap dibiayai pihak jokowi.
Saya yakin kok, bahkan bila kawal pemilu dalam rekapitulasinya prahara yang menang, mereka juga pasti tetap memunculkannya, karena yang dihitung kan hasil C1 aktual, bukan angka karang mengarang.  Betapa timses prahara sudah melukai perasaan anak muda yang seharusnya didukung untuk lebih maju dan bekerja demi NKRI. Alih alih mendukung, mereka malah mematikan rasa tersebut.
Efeknya?...semakin kelihatan, timses prahara menjadi tidak simpatik dimata saya, yang tadinya golput.

Banyak hal hal terutama pernyataan-pernyataan tim prahara yang menurut akal sehat dan perasaan saya tidak simpatik. Tidak menunjukkan sikap intelektual dan posisi mereka yang seharusnya lebih tinggi dari rakyat biasa.  Tidak menunjukkan harga diri yang patut dihargai.

Saat ini, yang terbersit dalam benak saya, apakah para pendukung prahara juga masih bersimpatik terhadap calon mereka? Karena sikap arogansi, tidak ada penghargaan terhadap rakyat Indonesia, merasa paling berharga sendiri, merendahkan orang lain yang berseberangan,.....ah dari tatanan etika normal pun sudah tidak masuk. Apalagi dari tatanan politik, dan apalagi jika jadi presiden. Bisa bisa semua yang tidak sesuai dengan keinginannya di pithes, diinjak, dan jika mungkin di dor sekalian.
...
Semoga Gusti Allah memberikan rahmat dan berkah kepadanya, diberikan pikiran yang cemerlang, agar menghargai orang lain yang secara fisik  (mungkin)  lebih jelek dari dirinya. Disadarkan pula bahwa, ada hal hal logis berdasar data dan fakta yang tidak bisa di eliminasi  demi kepuasan pribadi.
Dan tidak manja lagi, selalu ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkan, walau dengan jalan apapun dan resiko apapun.
Ini negara, ini rakyat, ini masa depan Indonesia, jangan dikorbankan demi ambisi pribadi menjadi presiden !!!

No comments: