Tuesday, April 24, 2007

Ibu Kartini....itu siapa????

Suatu siang pada hari Sabtu 21 April 2007.
Sambil menonton satu film dokumenter tentang RA. Kartini di televisi bersama si tengah yang sedang bermain.

Aku : Dimas, Ibu Kartini itu siapa?
Si tengah : Ibu kita......
Aku langsung tertawa geli mendengar jawabannya....
Melihat aku tertawa, dia tahu kalau jawabannya salah.. kemudian dia meralatnya

Si tengah : eh.. putri Indonesia....

Wah wis,... tambah terbahak bahak lah aku mendengar jawabannya.....

Ibu kita Kartini..
Putri Sejati
Putri Indonesia
Harum namanya....


walah.. kalau tak terusin pertanyaanku.. bisa bisa jawaban terakhirnya.. nama lain Ibu Kartini itu Harum..

Alamak!!!!!!

Thursday, April 19, 2007

DEMONISASI

Kemarin saya baca Kompas ada yang menggelitik saya pada bagian opini. Ada artikel yang menggunakan kata demonisasi. Tentu saja dalam hal ini kaitannya dengan isu yang lagi santer santernya sekarang ini. IPDN!!

Kata yang berkaitan dg demonisasi adalah kata Dehumanisasi dan degradasi. Ketiganya memiliki maksud sama... merendahkan harkat dan derajad manusia sebagai human being. Atawa merendahkan pihak lain dengan derajad dibawah harkat manusia.

Cuma yang menggelitik saya adalah istilah DEMONISASI ini, trus saya buka Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada...Tapi istilah DEMON di kamus itu, artinya setan, gendruwo dan kawan kawannya lah.

Balik ke artikel tersebut, DEMONISASI oleh si penulis di'Indonesia'kan dengan kata PENYETANAN. Sejujurnya saya ketawa baca istilah tersebut. Namun gimana lagi, semua artikel yang termuat di Kompas, pastilah sudah diedit dengan kualifikasi jempol dua. Ya kan?

Pas saya tanya salah seorang teman tentang kata Demonisasi tersebut, dia jawab : ah itu sama aja dengan DEHUMANISASI, lalu ketika saya beritahu bahwa di Kompas ditulis dalam kurung dengan maksud PENYETANAN... dia langsung ketawa dan berkata : " wah kalo gitu.. demonisasi = penyetanan atau sama dengan PENGHANTUAN dong? ".... Ya begitulah jawabku.

Saya sendiri tahu maksud si penulis dengan kata DEMONISASI tersebut. Namun, jadi penasaran.. ada ndak ya artinya secara resmi di Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan terbaru? udah di adopsi apa belum? Mengingat KBBI yang saya punya itu edisi tahun 1994.

Ada yang dapat membantu????

Tuesday, April 17, 2007

Kok item ya??

Suatu hari...

Si bontot : " Bu', bu Yanti itu kok item ya mukanya? "
* note: Bu Yanti itu gurunya si bontot di TK
Aku : Terus..kenapa kalau item...?? ( * rada tercekat )
Si bontot : Sama dong kayak aku!? ( dg polosnya )

weeehh.....!!!! tak pikir mau ngomong soal apa lagi dia..,
Kecele aku, padahal sudah siap siap kalo dapat pertanyaan dia
yang biasanya aneh-aneh.

Friday, April 13, 2007

Kresek kresek.... kresek kresek....

Saya benar benar prihatin melihat perkembangan kesehatan negeri kita tercinta. Tidak menjadi lebih baik. Bahkan lebih buruk dalam banyak hal. Tidak hanya demam berdarah, flu burung, malaria (ada lagi lho!!), lestopirosis, TB, polio, wis… segala macem lah!

Tidak hanya penurunan dari segi kesehatan fisik, namun lingkungan, juga kesehatan masyarakat. Wis lah kesehatan di segala bidang, baik social, ekonomi, psikologi dan segala macam nya lah.

Dalam perilaku kehidupan sehari hari. Sepertinya kita ini sudah tidak perduli dengan “hal yang sebaiknya dilakukan”, namun hanya sampai pada taraf yang penting hidup tetap berjalan. Life must go on. Entah itu bagus atau buruk kondisinya.
Tidak terlihat usaha ke arah kualitas hidup yang lebih baik.

Coba kita telaah tentang satu hal saja. Barang bekas. Negara kita sudah menjadi tempat buangan barang bekas. Yang seharusnya sudah menjadi sampah di negeri lain, dikirim ke Indonesia. Mereka ini yakin, orang Indonesia pasti mau memanfaatkan yang bekas bekas, walaupun sangat riskan untuk kesehatan, orang Indonesia pasti akan tidak perduli. Jadi, jika orang Indonesia sendiri tidak perduli dengan kesehatan (apapun bentuk kesehatan itu), buat apa negeri negeri tetangga tersebut memikirkan kesehatan orang Indonesia. Begitu kan?

Mau lihat contoh produknya? Baju bekas. Limbah. Segala macam limbah. Sampah plastik. Kapal aja belinya kapal bekas. Besi tua. Bus bekas. Gerbong kereta api bekas. Wis… mau dibilang kreatif.. kok ya sepertinya ndak kreatif. Bekasnya dan sampahnya itu lho yang kebangetan didengar telinga.

Saat ini, ada satu hal yang saya prihatinkan. Penggunaan wadah plastik untuk makanan dan minuman. Dalam hal yang satu ini, banyak konsumen tidak perduli, apakah wadah plastik yang mereka pergunakan aman untuk kesehatan atau tidak. Penjual makanannya sendiri juga tidak perduli lagi. Ngenes kan?

Penjual jajanan kadang dengan sembarangan mewadahi makanan yang dijualnya dengan kantong kresek. Keadaan tersebut kadang dilakukan oleh para penjual makanan PKL. Ya, mereka memfokuskan ke wadah yang gampang didapat dan murah. Yang penting bias dipakai untuk wadah makanan yang dijualnya.

Tahukah kita, ternyata biji plastik yang digunakan untuk membuat kantong kresek tersebut ternyata kadang dibuat dari biji plastik daur ulang. Maksudnya, dari limbah limbah plastik yang kemudian didaur ulang lagi. Itupun ada tingkatannya. Daur ulang pertama. Daur ulang tingkat dua. Maksudnya adalah, ada biji plastik yang bekas daur ulang barang plastik yang baru. Ada juga biji plastik daur ulang tingkat dua, maksudnya adalah, biji plastik yang didapat dari barang plastik yang diproduksi dari biji plastik daur ulang tingkat pertama tadi!!

Pusing??? Ndak usah. Intinya, hati hati dengan barang plastik yang kita pakai. kadang ada yang diproduksi dari barang daur ulang yang sudah didaur ulang lagi… lagi .. lagi dan lagi.

Yang lebih mengenaskan, kadang kadang kantong kantong plastik yang sudah jadi wadah sampah rumah tangga kita, dikumpulkan lagi, dicuci.. dan kemudian dijadikan bahan untuk membuat kantong plakstik kresek yang baru lagi. Wih!!! Mengerikan. Sampah plastik yang di TPA itu lho!!!!!!

Semakin NGGAK DEH.. beli jajanan dengan wadah ndak jelas dan sembarang tersebut.

Mungkin ada baiknya ada iklan layanan masyarakat yang menginformasikan kepada kita tentang masalah kesehatan makanan yang langsung diwadahi kantong kresek plastik tersebut. Karena pastilah akan ada perubahan unsure yang ada pada makanan (yang biasanya panas) tersebut jika bersentuhan langsung dengan bahan plastik yang tidak aman untuk makanan tersebut.

Memang akan sangat sulit proses menyadarkan masyarakat tersebut, namun jika dengan terus menerus hal tersebut dilakukan sampai ke seluruh penjuru wilayah (terutama di kota besar), bukan tidak mungkin pembeli juga kemudian menuntut wadah yang aman jika membeli sesuatu. Nah, jika pembeli menolak wadah yang tidak aman, kan otomatis, penjual akan berusaha memberikan wadah yang aman untuk makanan.

Ingat ndak? Dulu saat rame rame pembungkus makanan dari kertas Koran dinyatakan berbahaya, karena kontak langsung tinta cetak dengan makanan panas tidak baik untuk kesehatan? Nah, perkembangan yang terjadi sekarang tidak jauh bedanya dengan hal tersebut. Hanya sekarang, kantong plastik yang tidak aman.

Konsumen, memang harus ikut serta menyadarkan para penjual makanan PKL tersebut, karena bagaimanapun kesehatan jangka panjang merupakan hal yang penting.

Di samping pola perilaku masyarakat yang mencerminkan kesadaran akan kesehatan dalam segala hal, pastilah akan menjadi kecenderungan yang bagus juga untuk pandangan orang luar akan negeri kita tercinta ini.

Sebenarnya plastik yang aman untuk wadah makanan memang ada, dan diproduksi juga oleh produsen, yaitu yang menggunakan bijih plastik murni. Ada kan kita lihat wadah wadah plastik dengan label aman untuk makanan. Namun memang harganya lebih mahal, karena menggunakan bijih plastik murni yang mungkin lebih mahal.

Pada akhirnya penggunaan bijih plastik daur ulang dipakai sebagai bahan kantong plastik, yang mungkin buat mereka adalah fungsinya sebagai wadah sekali buang. Ya kan? Jujur aja, kalau kita belanja di supermarket, bukankah wadahnya langsung kita simpan dengan tujuan untuk wadah sampah rumah tangga???

Nah begitulah mungkin. Cuma yang kemudian tidak dipikirkan lagi adalah, ternyata kantong plastik kresek kadang dipakai langsung untuk wadah jajanan yang panas panas oleh PKL. Walaupun tidak semuanya seperti itu, kadang ada juga yang mewadahi jajannya dengan kantong kertas terlebih dahulu.. namun, bagaimanakah kondisi kertas bekas yang digunakan untuk kantong kertas tersebut ??? Wallahu allam . ya to?

Satu tips untuk mengetahui apakah kantong plastik yang digunakan merupakan produk bijih plastik murni atau bukan. Biasanya, tidak berwarna, tidak berbau, jika kita sobek agak sulit.

Makanya, hati hati dengan kantong plastik yang berwarna. Apalagi kantong kresek warna hitam. Karena warna hitam dipakai untuk menyamarkan produk plastik yang menggunakan bijih plastik daur ulang tingkat ke.. (lebih dari satu deh pokoknya).

Monday, April 09, 2007

Re charge.....

Mestinya saya sadar, sudah beratus ratus kali, atau bahkan mungkin ribuan kali saya sudah melewati jalan tersebut. Namun entah kenapa, pesona pemandangannya, hawanya masih tetap dapat membuat perasaan yang menyenangkan, menentramkan, dan mendamaikan. Selalu membuat saya bergairah jika harus melewati jalan tersebut.


GJPix Photos

Benar. Rute perjalanan darat dari Semarang ke Yogyakarta, tidak akan pernah dapat dibandingkan dengan rute rute lain yang pernah saya lalui. Terutama rute setelah melewati persimpangan tiga Bawen ke arah Yogyakarta. Begitu indahnya. Pegunungan. Warna hijau yang indah. Rumah rumah desa yang masih dapat tertangkap di sepanjang perjalanan. Wuah....
Dibanding perjalanan Jakarta Bandung... jauh lah ya. Apalagi kalau lewat tol cipularang. Ndak banget.

Setiap kali saya pulang kampung melewati rute favorit saya tersebut, perasaan saya seperti di charge kembali. Seperti baterai HP yang low terus di charge ulang. Wah.. hidup baru.
Ada semangat baru. Ada kedamaian lagi. Hilang penat yang ada selama tinggal di Jakarta.
Sejenak lupa, kalau keesokan harinya saya harus balik ke jakarta lagi, kembali ke berbagai masalah lagi, back to real life.

Monday, April 02, 2007

Belajar memaafkan

Memaafkan dengan tulus itu susah lho..
Yang ada.. memaafkan.. iya.. tapi melupakan hal yang telah kita maafkan itu ternyata amit amit.. susah banget..
Apalagi jika yang terjadi begitu menyakitkan...
Seperti trauma....

Nah.. sekarang ini saya sedang belajar memaafkan tapi tanpa embel embel...karena kalau ditambahi embel embel .. jadi bakalan kebanyakan persyaratan... ya to..

Memaafkan ya memaafkan begitu aja..
tapi.. bisakah membuatnya kembali normal seperti dulu???