Saturday, March 20, 2010

Perjalanan menuju Pulau Taliabu (1)

Sebelumnya, tidak pernah sedikitpun terlintas kata Taliabu di benak saya. Blasss!! tiba tiba karena urusan pekerjaan, saya harus menuju ke sana.
Terbayang, bagaimana tantangan saat menuju ke sana.

Pulau Taliabu, ada di gugusan Kepulauan Sula di wilayah Prov Maluku Utara.
Saya yang seminggu sebelumnya ada di Kalimantan Selatan, tidak punya waktu berlebih untuk explore lebih lanjut soal P. Taliabu ini. Padatnya jadwal kerja membuat saya hanya konsentrasi untuk hal hal yang kena tenggat waktu saja.

Dari Banjarmasin, saya menuju Bandara Sukarno Hatta, transit saja langsung menuju Ternate, dan diteruskan menuju Sanana. Sanana adalah ibu kota Kabupaten Kepulauan Sula. Sanana sendiri ada di Pulau Sulabesi

Sanana merupakan kota yang cukup kecil, bahkan saya sangsi, apakah sebagai kota, Sanana sudah siap untuk menjadi kota Kabupaten. Luasnya tidak seberapa, dari ujung ke ujung tidak akan sampai setengah jam, kota sudah habis.
Sebagaimana di Ternate, jangan harap ada sinyal XL di kota ini. Hanya Satelindo dan Telkomsel yang masih eksis di sini.
Ada empat hotel (judulnya) di kota ini, namun dari bangunannya sepertinya berasal dari rumah berukuran besar yang kemudian dijadikan hotel.
Kotanya sepi, saat siang menjelang sore seperti kota tidur.
Toko toko di jalan utama tutup pada siang hari. Satu alasan yang kuat untuk menutup toko adalah, listrik selalu mati dari jam setengah dua siang sampai jam 6 sore.

Kota ini tepat berada di tepi pantai, walaupun begitu, sumur sumurnya tidak ada yang asin atau payau. Bening. padahal kadang-kadang sumurnya tidak lebih dari 10 meter dari bibir pantai.
Sorenya panjang di kota ini, maklum walaupun waktu nya masuk WIT, tp agak agak ke tengah, jadi ya gitu deh,... jam 6 sore masih terang benderang.

Akhirnya, tibalah saya siap siap menuju P.Taliabu. Perjalanan ke sana hanya dapat ditempuh melalui laut. Memakai speedboat, atau memakai kapal kayu. Pilih salah satu. Yang membedakan keduanya hanyalah lama jarak tempuh.
Akhirnya diputuskan menggunakan speedboat, jarak tempuh 10-12 jam tergantung kondisi di perjalanan.
Alamak!! 12 jam di atas laut, pake speedboat kecil pula, panas e..... ampun!!!

Dari Sanana sekitar jam 8 pagi, sampai di Desa Lede (kecamatan Lede) sekitar jam 18.30. Di sini kita memasuki WITA, jadi beda satu jam lebih lambat dari Sanana.
Bayang bayang kekhawatiran rada sirna, walaupun tidak ada sinyal GSM sama sekali, namun masih ada wartel telepon satelit di sini. Lumayan, masih dapat berhubungan dengan dunia luar, walau suara putus putus.

Dan satu yang pasti.. masih ada aliran PLN di sini.. syukurlah.. bisa agak melek deh, walau listrik menyala hanya dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi, lumayan.

Desa Lede adalah desa di tepi pantai P.Taliabu di sebelah barat.


suasana pagi hari di desa Lede.


pemandangan rumah rumah penduduk yang ada di tepi pantai

pantai perawan di desa Lede, alamak masih perawan beneran, cantik nian

Perjalanan berlanjut ke beberapa desa lain di wilayah P.Taliabu Sebelah Barat dan Barat Laut.
Dari beberapa desa yang saya datangi, dapat dilihat adanya dua kelompok penduduk mayor, yaitu penduduk lokal, dan penduduk pendatan.
Penduduk lokal merupakan penduduk asli P.Taliabu bernama Suku Mange e. Mereka merupakan penduduk yang tadinya merupakan penduduk dengan kegiatan ladang berpindah. Namun seiring dengan perubahan jaman, mereka sebagian sudah mulai melakukan kegiatan pertanian menetap, dan tinggal menetap pula.
Seperti biasa dominasi pendatang sangat kentara di pulau ini. Dominasi penduduk dari Buton sangat besar, selain karena mereka adalah pedagang, kemampuan dan keuletan mereka dalam bekerja membuat mereka mendapatkan penghasilan yang lebih daripada penduduk lokal.
Tidak ada hal spesifik yang spesial yang dapat saya ceritakan tentang suku ini. Selain, minoritasnya dari suku pendatang. Ingin saya deskripsikan, namun,... di posting berikutnya saja ya....

Diluar semua itu, saya dapat gambar gambar indah dari pulau Taliabu. Mudah mudah an tetap indah sampai beberapa puluh tahun kedepan, walaupun saya ndak begitu yakin.


sunrise berawan di desa lede

misty

perfect sunset yang saya ambil dari tempat dengan ketinggian 100 m

wow

so blue




ndak kalah sama thailand

Masih ada cerita dan foto foto lain, berlanjut ke Taliabu II ya???

(BERSAMBUNG)

14 comments:

imgar said...

keren banget pantainya..

iwan said...

mba .......keberhasil kita ada pada bagaiman kita merncari sesuatun itu......he he he he mba makasi yha ida munculin artikel yang mba munculkan di layar kaca nhi keren bangant aquw baru buka lho...........terutama pada foto2 itu. Itu foto di kampung nenek aquw ,,,,yeeeeeeeeeeeeeeeeeee. tapi menurutkuw Taliabu adalah daerah yang boleh di kata terisolir bahkan orang2 tidak akan tauw di mana itu taliabu..... kaciank yha ....tapi aquw bangga jadi orang taliabu,,,coalx penuh dengan nilai2 kearifan lokal yangbeguitu banyak,,,, mbaz lauw aquw di Taliabunya di kecamatan Bobong ...maksi yha mba mangnya ad kunjungan apa sih di Taliuabunya ..mba teman donk ma aqu nhi alamat FB aquw( iwan ihwan civiliano)

iwan said...

dan lauw Foto yang judulnya ( WOW ) tempat itu Pas.... di depan Rumah nenek aquw cieeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee

iwan said...

keren,,,,,,,,,,,,,,,

iwan said...

pastik Naiknya Kapal yang namanya tuw GAME2 yha Orang TAliabu.....he he he seri khan mba Bisa ngeliat panoram alam....

Pardin said...

Desa Lede, Taliabu. itu kmpung aku lho..., he..he..he..., rumah aku juga gak jaoh dr mesjid itu, jaraknya mngkin 500 meter. pantainya tepat depan rumah aku..., wilayah taliabu mmang hingga kini msh trisolasi, jaringan telkomunikasinya aja blm (desa bobong, Telkomsel nya baru dr oktober 2010 kmaren). akses transportasi nya jg msh minim..., klu taliabu, scara kwilayahan justru lbh dekat ke sulawesi tngah, makanya mreka lbh sering ke kota2 di slawesi ktimbang ke kota2 di maluku (ternate, ambon). kultur nya jg braroma sulawesi (slawesi tnggara), karena pnduduk taliabu 90% nya brasal dari slawesi tnggra (wakatobi), baru mndiami taliabu sejak thn 60-an lalu.., ada juga suku2 asli taliabu, tapi mreka msh trbilang ckup primitif (suku mangee dan siboyo), makanya, skrg yg kita btuhkan adalah kseriusan pemda kab. maupun pemda propinsi mal-ut, utk mmbuka akses transportasi dan tlekomunikasi yg mmadai spy wilayah ini bisa mmbuka diri..., taliabu scara kewilayahan mmang ckup strategis, potensi pertanian, perikanan kelautan, kehutanan, pariwisata, tambang, sangat luar biasa, tinggal butuh sentuhan, dan kseriusan dr para pngambil kbijakan. klu wilayah ini di buka, maka sngat mmungkinkan utk mnjadi sentral ekonomi kawasan timur indonesia stelah makassar...

Unknown said...

terimakasi untuk imformasimu, sy akan bekerja di pl taliabu tahun ini, kalo pakai telcomsel bisa aktif di bobong ya ?

edison said...

Woooe orang lede entar lg pulau taliabo mau d tarik kpal fungka di tanjung una... salam kenal semuanya...!

Anonymous said...

hi, smoga semuanya sehatwal afiat sgala puji bagi Tuhan Penguasa smesta alam....; ingin tanya saja dari Jakarta ke Taliabu, mana yg lebih aman dan tersingkat ya? ke Ternate atau ke Ambon dulu mohon diberikan saran, terima kasih sebelumnya.

retnanda said...

Sepertinya sama saja. Jarak dan fasilitas hampir sama terakhir ke sana tahun 2012. Naik kapal dari Ternate menuju Sanana lanjut speed boat ke Taliabu.
Salam !!
Entah tahun 2015 ini apakah ada yg lain.

Unknown said...

Mau tanya,, klau dari ambon ke taliabu ada tidak?

Unknown said...

Giliran saya besok otw menuju sanana lanjut taliabu..
Mohon info jaringan telekomunikasi yg ad di sana bagaimana sekarang?
Thx

Unknown said...

Giliran saya besok otw menuju sanana lanjut taliabu..
Mohon info jaringan telekomunikasi yg ad di sana bagaimana sekarang?
Thx

Mimin Blog said...

untuk jaringan komunikasi di taliabu skrng telah dapat dinikmati, di beberapa kecamatan seperti Taliabu Utara (Gela), Lede, Bobong, khusus informasi dari pesisir utara ke barat. kalau di pesisir selatan kurang tahu sih! provider telkomsel...