Friday, December 23, 2005

Jabatlah tanganku erat erat

Aku mengenal dia beberapa bulan yang lalu. Umurnya sekitar 21 or 22 tahun an lah. ya.. karena aku pikir dia pengurus dari suatu unit... tak ada salahnya aku mencoba memberikan semangat pada dia, apalagi posisiku adalah sebagai alumni. Namun, saat itu sempat sedikit kaget, karena ternyata dia tidak mau bersentuhan dengan kaum hawa.
Sempat sedikit heran, but it was okay. Sekarang kan memang lagi jamannya seperti itu. Ndak perlu dipikirkan.

Bertemu dengan dia terakhir minggu lalu, saat itu aku ke pertamina simprug bersama beberapa orang rekan alumni untuk melihat persiapan terakhir tim. Dan spt biasanya kita selalu menjabat tanganlah kepada para pengurus yang terlibat. Saat berhadapan dengan dia, aku sudah siap siap untuk tidak berjabat tangan. Dan ternyata benar, dia hanya mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dadanya saat berhadapan dengan ku.
Aku sih ndak papa, karena memang sudah tahu kalau dia tidak mau bersentuhan dengan kaum ku.

But, surprise surprise...!!!!
Saat diumumkan bahwa tim menjadi ranking kedua... ternyata batas yang dia bikin itu runtuh. Langsung luruh bersama sama dalam kebahagian tim yang mendapat prestasi yang cukup mengejutkan.
Aku sendiri lupa juga, saat larut dalam kegembiraan aku dengan bergegas menyalami para pelatih dan pengurus tim satu persatu. Ndak sadar juga aku menyalami dia dan menepuk nepuk punggungnya sebagai seorang kakak dan alumni, tanda rasa ikut berbangga dan berbahagia.

Yang mengagetkan aku, saat di tengah arena,... ternyata dia tidak menampik pelukan pelukan dari rekan rekan perempuannya. Semuanya. Entah itu yang berkerudung atawa yang nggak.
Tapi tentu saja kekagetanku itu kaget yang bahagia.
Bahagia, karena ternyata ada suatu moment yang dapat meruntuhkan dan mencairkan batas garis yang dibuatnya sendiri antara kaumnya dan kaumku.
Setelah melihat dia berpelukan bahagia dengan rekan-rekan perempuannya, aku tersentak dan teringat, oh ya.. tadi kan dia juga tidak menampik ucapan selamatku dengan jabatan tangan yang hangat dan erat.

Ah... garis dan batas memang seharusnya tidak perlu dibuat untuk membedakan kaum adam dan hawa.

No comments: