Thursday, March 09, 2006

PEREMPUAN INDONESIA. quo vadis?

Hari ini Hari Perempuan Internasional, tadi dengerin di radio, banyak talk show macem macem lah.. dan dengan nara sumber yang macem macem juga.
Mereka mau ngomong dariA sampai Z. Sampai berbusa busa pun....
Kenyataan di lapangan berkata lain.
Perempuan Indonesia ini mau dibawa ke mana????

Mau dibilang maju.. ya sudah maju. Malah maju banget kali.
Mau dibilang mundur.. ya memang mundur.
Lihat saja kenyataannya...

Perempuan Indonesia selalu jadi obyek. Secara keseluruhan tentu saja. Mungkin ada sih laki laki yang akan protes. namun kenyataannya memang begitu.
Jadi subyek... boleh juga sih. Namun prosentase nya masih dalam hitungan jari tangan. Tidak ditambah jari kaki lho.

Kadang perempuan jadi subyek hanya karena basa basi, hanya karena harus ada, karena ada kata "emansipasi", makanya.. dikasihlah... peran untuk perempuan.

Mau bukti? Buanyak buktinya....

Mau bukti yang lucu dan bikin geli?
Itu RUU PAA... benar benar membuat perempuan hanya jadi obyek byek byek.
Gimana sih? itu para perempuan di DPR? kok diem saja? Ngomong dong ngomong..
Jangan hanya diem dan sok moral is gitu.

Aku sendiri sih.. ndak peduli apa isi RUU tersebut. Toh aku juga ndak pernah pake tank top or berciuman bibir or pake bikini di muka umum.. or ndak pake bra di muka umum.
NAMUN... dengan akal sehat... RUU itu memang bener bener ndak masuk akal.

Memangnya perempuan mau dibungkus semua biar kaya' lemper. Definisinya aja...belum kelar semua.. kok mau dibikin UU. Uaneh bin ajaib.

Daripada mikir melemperkan perempuan.. mending ngurus pendidikan, sandang pangan, papan, itu bencana alam, itu proyek proyek yang bermasalah, dan lain lain..

Bagaimanapun... sepertinya perempuan Indonesia harus bergerak sendiri.


RUU APP kalau dibaca dengan cermat maka jelas bahwa itu soal POLITIK bukan PORNOGRAFI. Politik yang kemudian dibungkus dengan MORAL. Tapi moral siapa????
Kita memang paling pandai bicara moral, walau di belakangnya juga menikmati
pornografi. Karena ini urusan politik maka tujuannya adalah kekuasaan, khususnya bagi para penggagas RUU yang tidak ada gunanya itu. Dalam politik, persaingan
mendapatkan kekuasaan bisa dilakukan dengan berbagai cara bermoral atau tidak bermoral, etis atau tidak etis -- dan ini tercermin dari rumusan RUU itu sendiri yang
menunjukkan kekacaubalauan pikiran para pembuatnya.
Karena tujuannya politik,yang menghalalkan segala cara, maka isinya pun mencampuradukkan pornografi, erotika, sensualitas, kecabulan dan ketelanjangan
tanpa ada pengertian yang jelas.

Yang lebih buruk lagi adalah RUU ini benar-benar memandang rendah PEREMPUAN.
Perempuan yang sering menjadi KORBAN pornografi, malah menjadi sasaran RUU ini.
Jadi bukannya melindungi KORBAN malah mengorbankan lagi si korban. Perempuan
benar-benar dilihat sebagai obyek FISIK belaka!!!
Jadi kalau ada laki-laki lalu melihat bibir seorang perempuan dan MENURUT
dia bibir itu sensual, maka yang disalahkan adalah si perempuan bukan di laki laki.

Kacamata penggagas RUU ini memang kacamata kuda, yang sangat subyektif dengan
menggunakan ukuran-ukuran moral kelompok tertentu.

Dalam perspektif yang lebih luas, RUU ini jelas melanggar hak-hak seksual
individu yang sebenarnya adalah HAM juga. Terutama hak-hak seksual perempuan yang akan ditindas.

Sebenarnya masih sangat banyak persoalan krusial lainnya yang perlu di selesaikan dan dipikirkan rancangan undang-undangnya ketimbang RUU APP.

Kelihatan jelas bahwa ada kelompok-kelompok tertentu yang GEDE RASA paling bermoral yang ingin memonopoli kebenaran dan memuluskan hidden agendanya untuk
mendapat simpati dari kelompok tertentu demi sebuah agenda politik.
Puadahal yang namanya bermoral itu.. definisi kata 'bermoral' saja masih sumir. Ya kan?

Saya usulkan agar DPR juga memikirkan RUU anti KEMUNAFIKAN....., agar negeri ini bebas dari segala kemunafikan.

(tulisan di atas, gabungan dari berbagai macam celoteh rekan rekan)

4 comments:

nl said...

bu..saya juga gak setuju dg RUU itu. Terlihat politis banget.
Kenapa bukan yang lain dan sudah ada yang diberesin ? Seperti UU penyiarannya lah..dll

igouw said...

Whahahahahahahahahaha!!!! mbakyuu.. mbakyuu... :P,
misuh panjenengan itu betul lho, ngh, aku ikut setuju
kalo RUU APP itu ditolak aja kalo kaya gitu isinya..
mosok mau bikin undang2 untuk 'membungkus ' wanita
kaya lemper? hahahaha...

Aku berandai2.. misal ya.. UU itu diaplikasikan, maka dipastikan
Dunia Fashion Indonesia akan lucu banget! karena semua mode baju
akan mirip kurungan ayam.. hahaha, tertutup dari atas kebawah,
weleh jadi kaya di Iran kayanya ntar? lha ya piye? nanti kalo
gak sengaja liat mata sensual? salah.. dihukum, nglirik bibir
sensual? salah.. didenda, liat dengkul sensual? salah! ditangkep!
trus gimana nasib mata kaum lelaki? hahahaha

Lalu, masalah sensualitas, apa cuma monopoli kamu PEREMPUAN?
apa laki2 ndak punya sensualitas? Apa ndak ada LAKI2 yang sexy?
ADA KAAAN ??!!!.... ( malah yang super sexy juga ada tuh, aku pernah
liat waktu diajak pacarku muter2 lewat taman lawang.. hihihihi, dia
pake G-String lho, melambai-lambai minta diajak date... woww.. hahaha )

Wis pokoknya kalo ada yang minta dukungan menolak UU APP aku ndaftar!
perlu berapa suara mbak? 1, 10, 100? 10000 suara pun aku kasih!
dan dengan ini aku ngusulin mbakyu retna ini bagusnya diangkat saja jadi
Mentri Wanita Pemberdayaan dan Perlindungan Hak Asazi Perempuan... gimana?

Ayo temen2 yang lain mau ndukung aku ndak? hahahahahahaha
Hidup Mbak Retna....!!!!

igouw said...

*ralat
tertulis : Lalu, masalah sensualitas, apa cuma monopoli kamu PEREMPUAN?
seharusnya : Lalu, masalah sensualitas, apa cuma monopoli KAUM PEREMPUAN?
makasih

lucy said...

dari pada urusin RUU anti pornografi itu, aku lebih setuju kalau para anggota DPR tuh ngurusin para koruptor aja deh :)