Friday, March 03, 2006

Tidak Perlu Dipertanyakan

Setiap kali ada satu hal tertulis di dalam Al Qur'an, dan kemudian menggelitik aku untuk memunculkan suatu pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang logis, selalu ada yang meng counter pertanyaan ku dengan kalimat, "kamu percaya Tuhan itu ada ndak?".. "jika demikian.. tak usahlah mempertanyakan apa yang tersurat dan tersirat di dalam Al Qur'an".

Jika jawaban tersebut sudah merespon apa yang jadi pertanyaanku. Aku hanya bisa diam. Dan berpikir, ini nih yang bikin kreatifitas berpikir jadi mandeg dan buntu.
Setiap pertanyaan di counter dengan kalimat tersebut, bakalan akan terjadi debat kusir kalau diteruskan.
Walaupun keingin tahuan aku meluap luap dan muntup muntup (bhs Jawa) seperti gunung api yang mau meletus, begitu direspon dengan kalimat seperti tersebut di atas, langsung deh jadi melempem. Gunung tak jadi meletus malah jadi mengkeret....

Lama lama, kalau tertahan begini terus.. bisa jadi bom meledak tanpa peringatan dini.

Sepertinya, keberanian berbicara dan menulis ku langsung surut jika ditantang dengan pertanyaan, "Kamu percaya Tuhan itu ada ndak?", atau..."Sudah deh..kamu percaya saja bahwa Tuhan itu ada."
hmmmmmm....

2 comments:

nl said...

untungnya saya tidak pernah mendapat respon seperti itu.

setiap ada pertanyaan, entah dari mana saya selalu mendapat jawaban yang memuaskan

sering tidak hanya berupa jawaban..tapi dalam wujud nyata..

igouw said...

Dear Retnanda temenku yang mau meledak,……..
Bagaimana sih seharusnya menyikapi ayat Quran berlandasan logika kita?.. Pertama kita harus bertanya logika itu apa sebenarnya?..

Logika adalah ilmu tentang proses berfikir dan pada prakteknya logika berperan menghilangkan kerancuan dan kesemena-menaan makna kata-kata melalui studi definisi. Disisi lain Quran sebagai buku panduan kehidupan orang Islam, dari mulai A sampai Z isinya berbasiskan keyakinan ( Faith ), Bukankah semua ajaran agama selalu berdasarkan keyakinan?

Nah coba kita lihat korelasinya : Bisakah Logika mengejar keyakinan? Dalam suatu keyakinan, logika kita pada titik tertentu memang akan menjadi mandul karena akan berbenturan dengan hal2 yang memang HARUS diyakini... ( Tuhan itu Ada kata Faith, buktikan! kata logika.. Ndk Usah dibuktikan kata Faith, pokoknya Tuhan itu ada! yakin! ), pada titik itulah logika harus berhenti dan mulai PERCAYA.

Akan tetapi sebaliknya, menerapkan logika pada agama juga tidak salah, malah sangat bagus, karena penerapan logika akan membuka gerbang keingin tahuan, memicu pertanyaan dan mencari jawaban!, Dan pada proses pencarian jawaban itulah suatu keyakinan akan terbentuk sempurna.

Masalah anu...jawaban yang mengcounter pertanyaanmu itu, wah aku kira yang menjawab tidak boleh begitu, itu jawaban ndak benar…. Karena seharusnya yang ditanya justru menjelaskan apa dan bagaimana atau minimal mengajak kamu mempelajari lebih dalam, bukan MEMUTUS!
Sopo sih wong’e ? njawab kaya gitu? Weh, aku kalo nemu orang yang jawab kaya gitu… oooo tak pancal!, tenan!!

“ One should have faith in God EVEN if all reason seems to be absurd. REASON HAS NO PLACE IN FAITH, Because Allah is beyond reason !!

Jadi jangan mbledoshh ya?, ntar temenku kurang satu doong? mudah2an jawaban singkatku ini bisa meredakan muntup2 mu itu… huehehehe salam.