Saturday, September 18, 2004

KEBENARAN

Bagaimana orang bisa tahu kalau tidak didorong oleh rasa ingin tahu?
Mengetahui didapat bukan dari rasa ingin tahu, tapi dari mengamati proses kejadian itu sendiri tanpa dicemari kepentingan apapun.

Tanpa kepentingan, bagaimana orang bisa menemukan kebenaran?
Dalam kebenaran tidak terdapat kepentingan. Bila dalam kebenaran dimasukkan kepentingan, maka kebenaran itu lenyap dengan sendirinya.

Tak ada jalan menuju kebenaran. Kebenaran itu datang sendiri padamu. Ia hanya dapat datang padamu pada saat pikiran dan hatimu sederhana, jernih, dan ada kasih saying dalam hatimu, bukan bila hatimu dipenuhi dengan hal hal dari pikiranmu. Bila ada kasih sayang di dalam hatimu, kau tidak akan berbicara tentang kepercayaan, kau tak akan bicara pembagian atau kekuasaan yang menciptakan pembagian, kau tak perlu mencari perukunan. Maka , kau adalah orang yang sederhana tanpa embel-embel.kamu harus menanggalkan semua rancangan dan angan angan yang ada dalam pikiran dan membiarkan kebenaran datang mewujud. Ini hanya datang saat pikiran tanpa beban, ketika pikiran berhenti mencipta. Kebenaran itu datang tanpa perlu kauundang, berembus seperti angin dan tanpa diketahui.

Tidak ada dua kebenaran. Kebenaran hanya ada satu. Kebenaran bukan dari masa lalu, sekarang dan akan datang. Kebenaran tidak terbatas waktu. Bukan monopoli milik ajaran Islam, Katolik, Kristen, Hindu atau Buddha.
Kebenaran bukan apa yang dikatakan orang-orang sebelummu. Tapi, kebenaran itu adalah keadaan perwujudan hidup sebenarnya yang muncul bila pikiran tidak mencari perbedaan, mencari yang eksklusif, dan hanya berpikir untuk mencapai sesuatu.
Kebenaran itu mampu menyaksikan segala sesuatu sebagaimana adanya tanpa dicampuri kepentingan diri di dalamnya. Hanya dengan begitu ada ‘kebenaran’.
Kebenaran bukan untuk mereka yang dihormati, bukan untuk yang berkeinginan mengembangkan diri, atau keterkabulan.
Kebenaran bukan bagi yang mencari keamanan dan keabadian. Sebab ‘keabadian’ adalah lawan dari ketidakabadian. Mereka yang mencari keabadian terjebak dalam jerat waktu, bukan mendapat yang sebenarnya, sebab yang mereka cari adlaah bayangan angan-angan pikiran mereka sendiri.
Kebenaran tak dapat ditemukan dalam hal hal yang dibuat oleh tangan atau hasil pikiran. Sebaliknya orang yang bersungguh-sungguh bermaksud menemukan ‘kebenaran’, orang itu bukan milik golongan apapun, bukan milik suku apapun, bukan milik kelompok, ideology, atau organisasi agama manapun.
Kebenaran hanya bisa dikenali ketika orang mengerti seluruh proses dari jalan pikiran hingga di sana tidak ada pertentangan atau perselisihan lagi.
Kebenaran bukan monopoli siapapun. Kebenaran itu fakta atau kenyataan. Kenyataan adanya hubungan dengan yang ada, dengan makhluk hidup, dengan alam, dengan gagasan-gagasan.
Selama kamu memiliki atau dimiliki, kau tak akan pernah tahu arti kebenaran sesungguhnya. Selama kau ambisius, menindas, meniru, kau pun tak bisa tahu tentang apa kebenaran itu.
Perjalanan hidup manusia adalah sebuah misteri yang penuh teka-teki, yang tak akan pernah terungkapkan sepanjang hidupnya di dunia ini. Jadi, dalam diri manusia sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berpikir, timbullah upaya untuk menghibur dan memuaskan dirinya, mencari jawaban dan pemecahan atas misteri kehidupan di alam semesta ini.

No comments: