Monday, March 14, 2005

S - R - I - K - A - Y - A

Keluar dari kota Tuban menuju Lamongan, banyak terdapat penjual buah srikaya. Wah, cukup surprise, karena seperti disadarkan bahwa aku sudah bertahun tahun tidak pernah menikmati buah yang satu ini.
Kalau aku ingat ingat, sepertinya di toko buah, di supermarket, or di pedagang kaki lima di sepanjang kalimalang, tidak ada yang menjual srikaya. Iya. Benar. Baru aku tersadar bahwa srikaya termasuk buah yang tidak popular dikonsumsi oleh masyarakat.
Teringat aku saat kecil, buah srikaya termasuk buah yang gratis. Hehehe, karena selalu ada tetangga yang memiliki pohon srikaya, dan kita anak anak boleh minta dengan gratis.
Sekarang?... boro boro pohon srikaya, lahan tanah saja sudah minim, mana bisa nanam pohon. Palingan juga pohon tomat ditanam di pot.
Ah, ternyata perjalanan darat semarang Surabaya cukup mengasyikkan, mengingat daerah itu bukan wilayah jajahanku setiap tahun. Jadi sekali kali lewat daerah tersebut cukup memberikan pengalaman yang menarik.
Tentang buah srikaya itu sendiri, mengapa bisa tidak banyak didapatkan di Jakarta? Mungkin karena factor buah itu sendiri yang tidak dapat bertahan lama. Kalau buah tersebut matang, biasanya langsung lembek dan lepas satu persatu buahnya. Bisa jadi itu yang menyebabkan srikaya tidak mudah dijumpai di hypermarket or di supermarket dan di toko toko obat.. .. eh salah. Toko buah.

1 comment:

Anonymous said...

Aku taunya kalo srikaya itu selai roti… dan termasuk buah yang udah jarang dimakan orang, seperti : kesemek, delima, sawo kecik, dan buah nona (*sumpah buah nona! )
Ada sih aku lihat srikaya dijual.. tapi bener2 musiman.. musim Imlek, pedagang2 buah srikaya tau bener bahwa orang-orang tionghoa kerap membeli buah ini sebagai kebutuhan sembahyang tahun baru.