Friday, June 23, 2006

Sejenak melepas tawa




Masih pantaskah aku tertawa, setelah melihat banyak peristiwa menyedihkan di sekeliling ku?
Masih bolehkah aku tertawa, sementara begitu banyak bencana datang bertubi tubi kepada bangsa kita?
Masih bisakah aku tertawa, melihat begitu banyak derita yang datang silih berganti di keseharian hidupku?
Masih dapatkah aku tertawa, ditengah tekanan beban hidup yang semakin berat?


Namun, sejenak, ternyata aku masih dapat tertawa lepas, ditengah kepedihan, kepenatan, kesengsaraan, tekanan hidup, keprihatinan, kekecewaan,kekhawatiran.
Lega, aku masih dapat tertawa lepas.
Walau hanya sejenak.
Walau hanya sejenak.

Dan setelahnya, kembali aku masuk ke dalam putaran roda kehidupan yang begitu berat.

4 comments:

nl said...

bu, mungkin jangan tertawa sendiri.
tapi tertawa bersama mereka. atau mengajak mereka yang lagi sedih itu tertawa dan gembira bersama kita.

kalau kita ikutan hanyut dalam kesedihan mereka juga sepertinya tidak baik..

intinya..saling berbagi.
kita berbagi kegembiraan..
mereka berbagi kesedihan..

nl said...

ada loh..yang suka ketawa sendiri..ngetawain orang lain.

ato..ini termasuk yang gila itu ya ?

wah..wah..

dahlia said...

mbak retno.....kaneg neh gw ama elo...eh maen bowling lagi yuk tanggal 8 juli di pasar festival jangan lupa yah...

Anonymous said...

tertawa itu bagus untuk mengembalikan kewarasan. Tp kalo ketawanya kebanyakan bisa bikin gak waras....:D