Tuesday, October 10, 2006

Jadi Tukang Kritik?????

Kemarin setelah berdiskusi sejenak tentang festival film Iran di stasiun televisi swasta dengan seorang teman, dengan nada bercanda, temen tersebut bilang begini:” kamu ini apa apa kamu kritik. Mendingan jadi kritikus aja”.

Tiba tiba saya tersadar, sepertinya apa yang teman katakan tersebut mungkin ada benarnya juga.

Saya selalu menulis hal hal yang saya rasa tidak bersifat membangun, karena selalu mengkritik dan mengkritik.

Namun, apakah kritikanku itu selalu bersifat negatif? Kadang kadang positif juga kan? Hanya orang lain yang dapat menilai.

Saya memang selalu mencermati suatu keadaan dan kondisi dengan kritis. Bukan karena negatif thinking, namun, jika memang suatu keadaan tersebut sangat tidak memihak kepada rakyat banyak apakah mengkritik suatu kebijakan atau produk menjadi tidak bersifat membangun???

Sudah barang tentu kita tidak dapat dong, menutup mata dengan suatu keadaan atau pada suatu produk yang menurut kita bersifat tidak mendidik. Ya kan??? Mosok iya kita diam saja. Terima jadi. Sudah.
Mungkin memang ada yang lebih suka seperti itu, karena sadar bahwa kita tidak dapat mengubah keadaan yang ada. Mungkin memang begitu.

Saya pribadi mungkin juga tidak punya daya dan upaya untuk dapat mengubah sesuatu yang dirasa tidak layak. Namun at least, jika saya dapat menulis dan tulisanku dapat terbaca, dan jika ada satu saja yang setuju, berarti rombongan bertambah satu kan???
Jika rombongan tersebut lama lama menjadi besar, dan jika dimasa kemudian ada yang kemudian jadi pejabat negara atau jadi anggota dprd atau bahkan ada yang kemudian jadi pengusaha sendiri pada waktunya, dia kan bisa menyuarakan apa apa yang kita kritisi selama ini. Dan kemudian diharapkan dapat membuat keadaan menjadi lebih baik.
Gampangnya, dapat ditulis… kita harapkan generasi kita nanti akan membuat Indonesia jadi lebih baik.
Begitu kan???

Mungkin seperti pepesan kosong ya tulisan tulisan saya yang bersifat kritik selama ini. Namun, mudah mudahan dapat memberi masukan dan ide untuk ke masa yang akan datang. Paling tidak kan, jika ada sesuatu yang menurut kita tidak baik atau tidak menguntungkan rakyat banyak, atau tidak mendidik rakyat banyak, kita kan bisa say no. Serta tidak menjadi bagian di dalamnya. Itu hal paling kecil yang dapat kita lakukan.

Saya jadi teringat dengan pentas monolog si butet dalam “matinya seorang tukang kritik” beberapa waktu lalu.
Apa jadinya jika negara ini sudah tidak ada yang mengkritisi.. apakah berarti negara ini sudah jadi negara adil makmur sejahtera kerta raharja????
Jadinya… seperti negara yang penduduknya seperti robot. Manut aja. Sana sini manut. Sana sini setuju. Sendhika dhawuh.
Ya kan???

So,.... saya masih boleh kan mengkritisi sesuatu jika saya rasa berjalan tidak sesuai dengan hati nurani????

2 comments:

nl said...

mengkritik yang baik itu gak gampang loh..

kinanthi sophia ambalika said...

mungkin saatnya dilakukan kritik yang konstruktif (*duh bahasanya. ya artinya gampang aja kritik itu disertai solusi. sehingga kritikan kita tidak terdengar hanya sebatas omelan di telinga orang ......