Suatu pagi karena sesuatu hal saya menyapa sambil menegur teman dan sehabat terdekat saya, isinya sederhana, hanya sapaan dan satu pertanyaan mengapa.... bla bla bla...
Tahu ndak? apa jawabannya...
"Pagi pagi kok sudah menyerang sih...jangan pamrih dong... kalau... bla bla bla".
Wah... saya ini orang Jawa. Tahu dan mengerti apa artinya pamrih. Buat saya pamrih adalah hal yang jauh jauh dihindari dalam suatu persahabatan dan pertemanan yang tulus. Jika dalam suatu persahabatan salah satu pihak sudah menganggap yang lain punya pamrih, atau salah satu pihak punya pamrih terhadap yang lain.
Entah.. apakah akan jadi persahabatan yang baik.
Bahkan dalam hal hal lain yang memang seharusnya dilakukan, kata pamrih itu harus dibuang jauh jauh. Pamrih adalah sesuatu yang bersifat negatif.
Terus terang saya marah sekali. Ingin sekali mempertanyakan apa maksud dirinya mengatakan bahwa saya punya "pamrih".
Namun, karena saya pikir tak ada gunanya mempertanyakan hal tersebut, jadi saya hanya menjawab sms tersebut dengan permintaan maaf.
Lagian bulan puasa ini, katanya harus sabar ya to?
Namun jika hal yang sangat prinsip buat saya dipertanyakan dan diragukan, tentu saja membuat saya tersinggung berat.
Saya tetap marah, namun saya lebih baik marah dalam diam.
Entah, kapan marah saya akan pupus. Namun saat ini saya sedang tidak ingin mempertanyakan masalah kata "pamrih" tersebut kepada yang bersangkutan.
Hati saya terlalu sakit dan sedih, bahkan menangis karena kata tersebut menyentuh hati nurani saya yang terdalam, sambil bertanya kepada diri sendiri, "Sejelek itukah pandangan sahabat saya tentang apa yang saya lakukan?"
Saya ingin protes. Caranya? saya kutip beberapa maksud kata "PAMRIH" di bawah ini. Semoga penjelasan di bawah dapat menjelaskan tentang definisi kata pamrih tersebut.
Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Pamrih adalah maksud yang tersembunyi dalam memenuhi keinginan untuk memperoleh keuntungan pribadi; kepamrihannya : kepentingan khusus yang ingin dikejar untuk diri sendiri.
Dari Buku berjudul "PANEMBAHAN SENOPATI", karangan Dr. Purwadi:
Pamrih merupakan sesuatu hal yang sebaiknya dihindarkan.
Bertindak karena pamrih berarti hanya mengusahakan kepentingan sendiri individualnya saja dengan tidak menghiraukan kepentingan kepentingan orang lain.
Secara sosial pamrih itu selalu mengacau karena merupakan tindakan tanpa perhatian terhadap keselarasan sosial. Pamrih sekaligus memperlemah manusia dari salam, karena siapa yang mengejar pamrihnya memutlakkan ke aku annya sendiri. Dengan demikian ia mengisolasi dirinya sendiri dan memotong diri dari sumber kekuatan batin yang tidak terletak dalam individualitasnya yang terisolir, melainkan dalam dasar numinus yang mempersatukan semua ke aku an pada dasar jiwa mereka. Ia mencari kepentingan-kepentingannya dalam dunia dan dengan demikian mengikat diri pada dunia luar sehingga ia kehilangan kesanggupan untuk memusatkan kekuatan batin dalam dirinya sendiri..
Pamrih terutama kelihatan dalam tiga nafsu, yaitu selalu mau menjadi orang pertama atau nepsu menange dhewe (Jawa), menganggap diri selalu betul atau nepsu benere dhewe dan hanya memperhatikan kebutuhannya sendiri atau nepsu butuhe dhewe.
Sikap sikap lain yang tercela adalah kebiasaan untuk menarik keuntungan sendiri dari setiap situasi tanpa memperhatikan orang lain atau aji mumpung.