Setiap kali saya naik kereta KRL ekonomi yang arah Bogor ini, saya selalu mencoba menikmati apa yang ada di depan mata saya. Saya senang mengamati bagaimana pelaku pelaku yang menjadi bagian dari kehidupan KRL ini. Entah itu penumpang, pengasong, pengamen, dan lain lain yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan KRL ini.
Ada yang menarik saat saya dalam perjalanan pulang dari Bogor kemarin dengan naik KRL. Maksud hati sih ingin naik Pakuan Ekspress.. tp apa daya kereta kereta yang eksekutif hanya berhenti di stasiun stasiun tertentu. Sedangkan saya harus berhenti di Pasar Minggu. Untunglah karena waktunya rada rada ndak biasa... KRL ini rada enak, sepi.
Biasanya, saya melihat pengasong berbagai macam barang dagangan adalah laki laki. Semua.
Namun kemarin, terlihat hal lain yang nampak, pengasong perempuan. Pengasong perempuan tidak sedikit jumlahnya, dalam satu kali perjalanan kemarin saya hitung sekitar 10 orang yang melakukan aktivitas di dalam kereta tersebut.
Semenjak melihat para pengasong perempuan tersebut, saya jadi semakin antusias, mengamati mereka dengan lebih cermat.
Ada satu hal yang langsung terlintas muncul di benak saya, perempuan sudah melintasi batas area yang tadinya didominasi oleh laki laki. Kita tahu, perempuan berdagang banyak, di pasar, dipinggir jalan dengan membuka kios, berjalan keliling di area permukiman, atau dimanapun. Dan biasanya mereka cenderung berjualan barang dagangan yang berbau makanan dan minuman yang bisa digendong, misalnya: penjual jamu keliling, penjual pecel,penjual makanan jajan pasar, dsb.
Nah, perempuan jadi pengasong, dengan jenis barang dagangan yang biasanya dibawa oleh pengasong laki-laki baru saya temui di KRL kemarin ini.
Buat saya hal tersebut cukup menarik. Mengapa???
1. Penampilan mereka tidak mbluwek mbluwek amat. Tetap rapih. Bahkan sebagian berkerudung. Bersih. Yang pasti tidak sebluwek pengasong laki laki yang kucel itu.
2. Mereka sangat percaya diri dalam menjajakan asongannya, dengan memakai keranjang plastik persegi yang digantungkan pada lehernya dengan tali, mereka menjajakan tisu, permen, apa lagi ya? ya itulah.. yang biasa ada di kotak pengasong. Beberapa lain, berjualan buku buku bacaan ringan.
3. Tidak ada rasa minder sejauh yang saya lihat. Asli... pede abis. Padahal melihat usia, ya masih seumuran anak lulus SMA lah... atau usia 20 an lebih lah.
Satu lagi ruang yang biasanya didominasi oleh laki laki sudah dimasuki oleh perempuan. Saya yakin, semakin lama jumlah perempuan pengasong akan bertambah banyak, seiring dengan semakin tidak tentunya keadaan ekonomi Indonesia, yang tidak stabil ini. Apalagi semakin tidak tentu pula kesempatan berusaha di bidang formal bagi sebagian besar tenaga kerja yang ada.
Akhirnya, menjadi pedagang non formal seperti pengasong adalah salah satu pilihan bagi mereka, para perempuan muda untuk tetap survive dan menunjukkan eksistensi bahwa saat ini perempuan tidak bisa hanya menunggu. Perempuan juga harus berjalan, berlari mengejar dan memaknai kehidupan yang semakin sulit bagi sebagian besar orang di Indonesia ini.
Salut buat para perempuan pengasong, daripada hanya menunggu uluran tangan, atau bahkan yang lebih tragis melakukan hal hal yang ada di Zona Bahaya, lebih baik bertahan hidup dengan mengasongkan barang-barang dagangan.
2 comments:
semoga mereka aman di jalanan..
-imgar-
Di satu sisi ya tetapi bagimana di sisi lain di mana para pedagang asongan laki laki yang terdesak karena kalah kompetisi dengan para pedagang asongan perempuan ?? kalah dalam penampilan ... akan ada lagi beberapa perut yang lapar menunggu di rumah..
Kapan saatnya negeri ini mampu utuk membrikan harapan hidup kepada warganya yaa... misris tadi siang ketika ada berita ttg dua orang lelaki yang berkelahi memperebutkan sepetak sawah yang satu tewas yang satu menanti ajal karena kritis...
banyak dari kita yang takut untuk tidak makan hari ini besok dan lusa... sementara pimpinan kita tidak beranjak dari tempat duduknya untuk memaju tumbuhnya economi negara... China, India dan beberapa negara Asia lainya bahkan seperti Vietnam berlomba untuk memajukan negaranya untuk memberi makan rakyat mereka...
Kapan ya kita ikut berlomba dengan mereka?
Post a Comment