Aku bahagiaadalah kalimat penutup yang diucapkan oleh N.Riantiarno dalam pentas terakhir yang berjudul Tanda Cinta.
Begitu kalimat itu terucap, aku langsung tersenyum. Geli. Karena teringat isi blog terakhirku yang isinya mencari definisi bahagia. Dan sampai sekarang blog itu belum tamat. Masih bersambung.
Pentas berdurasi 99 menit itu, walaupun hanya diisi dengan dialog antara Ratna dan N. Riantiarno, namun terasa tidak membosankan. Dialognya padat, berisi, namun ringan diuraikan. But, the point is…masih adakah cinta diantara kita… kalimat itu bisa bermakna ganda. Bisa dimaksudkan diantara mereka berdua. Namun bisa juga ditanyakan kepada para audience. Untuk diri mereka masing masing.
Ketika ada form isian yang harus diisi oleh penonton, dimana pertanyaan hanya ada satu, yaitu masih adakah cinta diantara kita? dengan option jawaban Ada dan Tidak, maka seakan kalimat itu menohok perasaan kita sendiri.
Jika kita tanyakan pada diri kita masing masing terhadap pasangan masing masing, dapatkah kita menjawabnya dengan jujur?????
Saat temen nontonku (simbok) aku tanya, apa jawabannya?... dia hanya dapat berkata… " ndak tahu ya nduk..…" walah…! Hahahaha…. Gimana ini. ternyata satu kalimat sederhana dapat membuat orang bingung menjawabnya.
Inti cerita dari pentas itu kan begini,:
Sepasang suami istri, yang sudah berusia senja (dengan anak anak yang sudah entah berada di mana), melakoni hari hari hanya berdua saja.
Nah si suami ini, sejak beberapa waktu yang lalu pernah bertanya kepada si istri, "masih adakah cinta di antara kita?…" namun pertanyaan itu tidak pernah dijawab dengan lugas oleh si istri.
Selalu saja si istri menanggapi dengan kalimat yang muter muter ndak keruan. Selalu menggambarkan bagaimana dia selama ini menemani si suami, membesarkan anak anak mereka dan blab la bla….
Namun, tidak pernah menjawab pertanyaan sederhana tersebut denga satu jawaban simple juga.
Bukan berarti pertanyaan itu tidak ada jawabannya, namuan jawaban si istri malah mengandung banyak pertanyaan balik kepada sang suami. Menurut si istri, jawaban bukan harus dengan kata-kata melainkan dengan tindakan. Sedang si suami yakin, tindakan itu penting, tetapi kata kata juga penting. (hal ini mengingatkan aku pada seorang teman di borneo yang bilang bahwa, buat laki laki kalimat pernyataan itu cukup penting bagi pria spt dia).
Semakin waktu berjalan, si suami hanya semakin penasaran. Ia hanya ingin mendapat jawaban tentang pertanyaannya tersebut. selalu mencari jawaban dan selalu mencari.
Ketika usia semakin lanjut, jawaban dari si istri juga belum didapat. Si suami menyadari, jawaban tak perlu dicari terlalu jauh. Si istri, yang setia mendampingi, adalah sumber berbagai jawaban. Maka pertanyaan “masih adakah cinta di antara kita?” dilantunkan lagi. Jawaban si istri adalah "tentu".
Dan… ending nya adalah aku bahagia di atas tadi….
….
Then,… jawaban dari pertanyaanku tentang apakah bahagia itu mulai sedikit terjawab. Kebahagiaan itu berhubungan dengan rasa cinta. Entah cinta kepada siapa saja. Karena belum tentu cinta itu hanya berkaitan dengan dua insan manusia berbeda jenis.
Cinta itu dapat berupa cinta kepada banyak hal. Cinta kepada alam. Cinta kepada Tuhan. cinta kepada orang orang yang dekat dengan kita.
But,.. kalau kita mau jujur kepada diriku sendiri, kenapa cinta itu selalu berkaitan dengan hubungan antara laki laki dan perempuan. Cinta kita kepada hal hal lain tidak pernah dibahas dan tidak pernah begitu besar berpengaruh pada kehidupan seseorang, bahkan dapatmembuat seorang jadi down. Hanya cinta kepada pasangannya yang membuat seseorang bisa jadi resah dan gelisah, bahkan bisa jadi broken heart. Sedangkan cinta kepada hal lain, sudah dianggap kewajiban. Itu sudah seharusnya terjadi. Begitu kan?
…
Jadi bahagia adalah, (di atas semua factor nyata dalam suatu kehidupan yang harus dilakukan oleh manusia), bahagia adalah tentang mencintai dan dicintai. Itu focus utama dari rasa bahagia.
Jadi, edisi bahagia bisa tamat kali ini.
No comments:
Post a Comment