Tuesday, September 26, 2006

Teater Populer Manggung Lagi


Saya mengenal Teater Populer sejak remaja, sejak jamannya Teguh Karya. Namun, hanya sebatas mengenal dari membaca pertunjukan pertunjukannya. Maklumlah, masih jauh dari pusat seni saat itu.
Akhirnya, bisa juga saya menonton pertunjukannya tanggal 16 september 2006 lalu di Gedung Kesenian Jakarta. Terus terang antusiasme saya menonton teater popular karena namanya yang sudah popular sejak jaman dulu.
Teater popular saat ini memimpin teater tersebut menggantikan Teguh Karya, bersama sama dengan beberapa senior lainnya.
Lakon yang dipentaskan berjudul Antigone karya Sophocles yang ditafsir ulang ulah Jean Anoulih. Karya tersebut dipilih oleh Slamet Raharjo karena menurutnya kisah dan pesannya memiliki kesamaan dengan kondisi negara tercinta saat ini, dimana nilai nilai kemanusiaan masih dikalahkan oleh kepentingan politik kekuasaan.
Kisah antigone sendiri pada dasarnya merupakan cermin keteguhan seseorang akan prinsip dan idealisme nya. Ia tidak mau mengorbankan prinsip dan idealisme demi menuruti kekuasaan yang menurutnya jauh dari perikemanusiaan, moral dan sebagainya. Kekuasaan yang sewenang wenang memberikan perintah dengan keji.
Jika saja ia mau seperti yang lainnya menuruti perintah sang penguasa niscaya hidupnya tidak akan berakhir di tiang gantungan.

Temanya sederhana. Dan sangat umum terjadi pada khalayak masyarakat di seluruh wilayah. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di wilayah wilayah lain di belahan dunia ini.

Menurut apa yang saya tonton dan amati dari pertunjukan tersebut, secara keseluruhan cukup apik dan rapi dalam kemasan 3 jam tanpa istirahat, cerita yang ada cukup membuat lelah.
Pada beberapa bagian terasa sangat lambat alurnya, satu adegan dengan kalimat yang berulang ulang membuat saya ingin cepat melewati bagian tersebut. Entah. Terasa begitu lambat dan penuh dengan pesan moral yang buat saya.. itu sudah cukup dengan satu atau dua konteks pembicaraan. Bukan kalimat berulang ulang dengan pesan yang sama.
Beberapa bagian lain cukup menggelitik dengan pesan yang cukup jelas dan mengena kondisi masyarakat sekarang.
Selebihnya.. biasa saja. Acting marcela siapa itu.. juga kurang gregetnya. Cukup bagus, tapi masih kurang menurutku.
Musik?… karena ceritanya amat sangat terlalu dipenuhi kesedihan… musik tak bisa berbuat banyak… ya toh???
Setting keseluruhan?… entahlah…
Saya bukan pengamat atau pengevaluasi suatu lakon pementasan. Jadi … kalau saya bilang biasa.. ya pasti biasa..
Begitulah…..tulisan tentang pementasan perdana Teater Populer kali ini.
Yang pasti lagi nunggu Teater Koma manggung lagi nih… kapan ya?

2 comments:

Anonymous said...

mbok ya ngajak2 kalo nonton2 tuu...
mosok sama simbok melulu peginya
knapa? takut simbok suka sama aku ya?
hi hi hi hi....

Anonymous said...

Tanggapan yang bagus, terima kasih. Maaf kami baru membaca dan menemukan blog anda saat ini.

Salam,
Arya Dega
arya.dega@teaterpopuler.com
http://teaterpopuler.com