Monday, September 17, 2007

Perjalanan ke Kaimana

Ucapan selamat datang di kota senja indah terpampang jelas saat menuruti tangga pesawat. Iya, inilah Bandara Utarom, bandar udara di Kota Kaimana, Prov Papua Barat.
Dengan penuh harapan akan dapat menikmati senja yang benar benar indah setelah tugas nanti.



Salah satu sudut pantai dengan lambaian nyiur kelapanya di Kaimana. Pasir putihnya jelas terlihat dari kejauhan.


Berhubung banyak pendatang di kota kecil ini yang notabene dari Bugis, Makasar, Ambon, Manado, Toraja, Sangihe, Talaud, dan tidak lupa orang Jawa Timuran yang cukup mencolok keberadaannya di Kaimana, maka masjid ada beberapa buah di sini.


Salah satu gereja dengan bentuk bangunan yang cukup menarik menurut saya. Ada banyak bangunan gereja lain di kota ini.


Jalan utama di kota Kaimana. Gambar di atas di ambil dari lantai atas hotel (katanya sih hotel..). Jangan salah.. banyak kendaraan becak di sini. Pengemudinya biasanya dari pendatang, seperti ambon, makasar, dll. But, no one from local people. O ya, ojek juga ada lho di sini.


Kota Kaimana berada di sepanjang pantai yang berbatasan langsung dengan bukit tinggi yang berbaris memanjang sejajar dengan pantai menjulang seperti yang terihat. Jadi pengembangan kota hanya mungkin mengikuti garis pantai. Mau gugur gunung ? Wah. mustahil, biayanya besar.. karena medan yang sulit untuk menggempur bukit tersebut untuk jadi dataran. Jadi jalan satu satunya, ya mengikuti garis pantai dan reklamasi. Gambar tersebut saya ambil dari pelabuhan utama di Kaimana.
Pertokoan utama di Kaimana. Coba perhatikan, semua bangunan masih berupa bangunan kayu. Swear. Cuma bank BRI dan Bank Papua saja yang merupakan bangunan baru berdinding tembok di jalan utama tersebut. Toko-toko di atas baru buka menjelang sore hari. Pagi dan siang hari TUTUP. Jalan yang panjangnya kurang lebih 200 meter tersebut jadi tujuan utama warga Kaimana jika ingin jalan jalan di Malam Minggu or Hari Minggu. Di ujung jalan ini ada alun-alun (ceritanya) yang ukurannya seluas lapangan basket, tempat remaja berkumpul di kala senggang.
Tim Lembaga Penilai Independen untuk Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada salah satu perusahaan yang memiliki ijin HPH di Kab. Kaimana Irian Jaya Barat (atau Papua Barat?)
Dengan Speed Boat melintasi laut yang membentang menuju Teluk Arguni untuk selanjutnya masuk ke pedalaman menyusuri Sungai Lengguru dan Sungai Sokua. Perjalanan menuju camp kurang lebih 3,5 jam dengan speed boat kalau kondisi aman dan cerah seperti di atas. Jika mulai sore...??? jangan harap bisa bergaya seperti di atas. Kecebur, iya.

Jika mulai sore dan ada badai, perjalanan bisa berlangsung hampir 5 jam dengan terguncang-guncang dan terbanting-banting.

Calon generasi penerus bangsa untuk pembangunan Papua Barat. Mereka anak anak dari desa Kokoroba, Distrik Teluk Arguni.
Berpose bersama warga Desa Gusimawa. Baru sadar, ternyata kulit saya tidak ada bedanya dengan orang Papua. Oh my, oh my..... cuma beda di rambut saja sepertinya.
Keluar dari Kampung Maskur di pedalaman lembah sungai Sokua. Mereka mengiringi perjalanan saya sampai batas kampung, untuk kemudian saya berjalan menembus hutan kembali ke camp. Sendiri ... eit... ndak ditemeni tentara dari koramil yang selalu membawa F-16 nya ke mana mana. Demi saya. Cieee....
Ini dia pendamping saya selama di pedalaman Papua. Pak Murray. Orangnya baik. Ramah. Santun. Punya ambisi untuk maju. Beliau langsung melunturkan segala sesuatu imaji saya tentang orang Papua. Dia contoh orang Papua yang bisa berhasil. Di luar semua itu, saya beruntung ditemani tentara seperti beliau.

Entah kenapa saya diberi pendamping tentara, padahal temen-temen tim yang lain tidak demikian. Padahal saya sudah menolak habis habis an, namun pihak perusahaan yang saya nilai dengan keras me wanti wanti saya untuk menerima pendamping dari koramil tersebut. Mereka khawatir dengan keselamatan saya. Ealah... Akhirnya saya maklum dan menerima. Tadinya saya minta tidak perlu bawa senjata, namun beliau tentara ini tidak mau meninggalkan senjatanya. Walaupun katanya senjatanya tidak berpeluru. Tapi saya tidak percaya tuh.......

Saya tadinya khawatir, warga akan berpandangan lain dengan kedatangan saya dengan seorang aparat TNI. Namun kekhawatiran tersebut pupus dengan mulai menjelajahi medan pedalaman di daerah tersebut. Coba kalau sendirian, apa ndak hilang di hutan saya ini. Yang pasti, warga tidak terganggu dengan kehadiran tentara tersebut, karena saat berinteraksi dengan warga saya hanya sendiri tanpa ditemani beliau ini.

Beliau menjaga saya dari kejauhan. huehehehe... selama hidup baru sekali ini keselamatan hidup saya dikhawatirkan oleh orang lain pakai penjagaan tentara pula.

Cerita dan foto foto lain selama di Papua, menyusul ya. Pekerjaan sudah menumpuk di depan mata, kalau tidak selesai mid bulan Puasa ini, bisa bisa ndak dapat amplop buat lebaran nanti.

Salam...

10 comments:

Arie said...

Akhirnya.... kesampaian jadi sang petualang rimba.....

Anonymous said...

wow..
papua..!!
:)

-pastur ngesot di gedung sate-
:p

Anonymous said...

ealah nduk... seneng tha ketemu sodara jauh di papua sana? welcome back to the cyberworld ya... ditunggu postingan selanjutnya..

SinceYen said...

SHAAAAA!!!! Thanks banget foto2 en critanya!!!! Wah... jadi kangen acara jalan2 mengembara pelosok tanah air seperti dulu lagi.

'gak kegerahan tuh kamu kenakan celana panjang bahan tebel gitu di papua?
En yup, aku udah pernah di Raja Ampat. Keren boo, 'gak dalam laut, 'gak kepulauannya, wahhh...

Baztyan JR GONG said...

kren Mba sampai Ke Camp Figo ga...???

AMAR said...

teringat waktu masi sekolah di kota senja.....pengen maen2 kasana lagi heheheheh dan pengen makan buah salatk di kampung baru....

AMAR said...

kangen bangets sama kaiamana,,,,,
pengen makan buah salak di kota itu. heheheehe

dr Abdul Rohim, SpA said...

Jadi kangen ke Teluk Arguni....... Banyak kenangan indah sewaktu tugas sebagai dokter puskesmas tahun 1992-1996 (dokter pertama lho...), masyarakat yg ramah dan baik, alam yang aduhai...... Sekarang wajah Teluk Arguni pasti lebih cantik

Anonymous said...

Wah...!!! Aku jadi pengen pulang,,, kampung,,, arguni,,, mbah,,, apakah teluk arguni udah tambah bagus yha,, aku jadi rindu masa" kecil ku di sana skrng malah dha jauh di medan. Hufff,,, I Love kaimanaN I Miss You Arguni

Zwagery said...

Mantaaaaaaaaaaaaap...

Makasih sd ke Kaimana - Papua Barat