Friday, September 23, 2005

Hidup Sendiri, Menikah, Cerai


Beberapa hari yang lalu sam nanya, “apakah pernikahan itu membuat bahagia?”. Pertanyaan itu mengingatkan aku akan pertanyaan moki yang pernah menanyakan “apakah perceraian itu membahagiakan?”.

Alasan sam, mengapa harus menikah, jika hal tersebut ternyata tidak memberikan kebahagiaan.
Alasan moki, mengapa harus mempertahankan pernikahan, jika hal tersebut tidak memberikan kebahagiaan lagi.

Sebagai seorang perempuan, sekaligus istri dan jadi ibu dari tiga anak pula, bingung aku menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut. terus terang saja, pertanyaan itu sangat sangat pribadi sifatnya. Mengapa pribadi?.. karena kalau jawabannya aku tulis di blog ini.. wah.. bisa banyak persepsi muncul dan akan ada penilaian pula.

Pikiran-pikiran liar ku berlompat-lompatan dengan senang, menjawab pertanyaan pertanyaan itu. Namun, koridor norma social masih membatasi nya hanya sampai tataran wacana.

Living single dan being single, benar benar pilihan hidup. Sepanjang kita dapat menikmati hidup, why not? It’s about enjoy the life.

Andai waktu ini bisa diputar kembali ke masa lalu…. Aku akan……

2 comments:

yaya said...

Yaya percaya setiap manusia dikasih pasangannya masing2 oleh Allah. Tapi aku jg percaya utk beberapa orang yg special Allah mungkin akan ngasih pasangannya entar (di after life) karena Allah menganggap orang itu udah special banget tanpa menikahpun.

Tapiiii...well..I do want to settle down in the so called marriage, witht the right guy of course :)

Arie said...

Aku hanya berfikir bahwa Allah telah memberikan pasangan yang terbaik bagi kita semua, terbaik dalam hal ini adalah tempat di mana kita akan mendapat tempaan dan sekaligus sebuah persinggahan yang akan membawa kita lebih dekat ke sang pencipta....
Hanya kita dan Allah yang tahu bahwa pasangan kita adalah sosok yang sempurna untuk itu.