Wednesday, September 07, 2005

Hidupku adalah Guruku



Ketika kita memiliki keberanian untuk menyadari bahwa hidup kita sendiri adalah guru kita. Maka kita sadar bahwa pengalamanmu adalah milikmu sendiri dan pengalamanku adalah milikku sendiri. Tak seorangpun dapat menyamakan pengalamannya dengan orang lain. Bahkan tak juga ia dapat mengklaim dapat merasakan apa yang dirasakan dan dialami oleh orang lain, baik itu berupa kebahagiaan atau kesedihan. Kita hanya dapat berpikir bahwa kita mengetahui tentang apa yang terjadi pada orang lain.

Ada seorang temanku yang selalu menuduhku bahwa aku tidak akan pernah merasakan dan mengerti apa yang terjadi pada dirinya, saat dengan tegas aku memberikan beberapa masukan-masukan yang positif (tentu saja menurut standard norma yang berlaku) akan apa yang terjadi pada dirinya, sehingga dengan gampangnya aku dapat menghakimi atas segala yang terjadi. Ya, tentu saja begitu lah. Siapa juga yang merasa sok mengerti dan sok dapat merasakan apa yang dialami olehnya.
Apa yang dialami seseorang tidak akan pernah dapat dirasakan dengan sama persis oleh orang lain. Namun tidak ada salahnya jika masukan masukan yang nilainya positif dapat diterima dengan lapang dada. Toh itu hanya masukan. Mau diterima ya monggo , kalau tidak diterima ya tinggal dibuang ke keranjang sampah

No comments: