Saturday, September 03, 2005

Tiga Dinding Pemisah


Kita katakan bahwa ada tiga dinding yang memisahkan kita dari kebenaran. Dinding-dinding ini adalah rasa iri, kemarahan dan kebanggaan. Jika kita cermati, kadar tiga hal negative ini pada diri kita, kita bisa melihat apa yang memotivasi kita, juga apa yang menghalangi kita dari mendengar dan melihat kebaikan.

Dinding pertama, rasa iri, lebih samar daripada yang kita pikirkan secara normal. Rasa iri melahirkan ketamakan, kekikiran, dan hal lain yang semacam itu. Tapi, apakah itu yang terjadi pada kita, sehingga melalui rasa iri kita mencoba mendapatkan pengalaman orang lain? Sekarang, kita benar benar tahu bahwa tak ada dua momen yang sama persis. Pengalaman yang dialami seseorang tidak akan bisa sama dengan pengalaman orang lain. Rasa iri membuat kita bekerja keras mengejar sesuatu yang bukan milik kita, sesuatu yang tidak nyata. Apa yang kita pikir kita rasakan hanyalah bayangan dari kenyataan yang dialami seseorang. jadi bagaimanapun keadaaannya, jangan mencoba meniru orang lain. Kau harus memiliki sesuatu yang nyata bagi dirimu. Dengan begitu, kau punya sesuatu yang nyata untuk diberikan pada orang lain.

Dinding kemarahan, bisa dilihat di berbagai tempat. Look, kita sering memarahi orang lain atau situasi yang kita temukan dalam diri kita. Tidakkah kita selalu berusaha mengubah sesuatu sebagaimana mestinya? Dan ketika kita tidak bisa melakukannya, kita marah? Kemarahan datang dari upaya kita untuk mengubah sesuatu yang kita sendiri tidak berhak mengubahnya. Seperti dinding-dinding yang lain, kemarahan disebabkan oleh shock yang kita rasakan dalam hidup ini.

Kebanggaan berhubungan dengan perasan bahwa kita istimewa dalam satu hal, dan itu berasal dari kebodohan. Akan tetapi, penyebabnya bisa juga karena shock, dan akibatnya kita mencoba mempertahankan diri kita dan menjadi arogan. Tak seorangpun lebih istimewa dari yang lainnya; atau dapat kita katakan bahwa kita semua sama sama istimewa.

1 comment:

igouw said...

Tiga pemisah dalam Satu Ruangan

Kebenaran berdasarkan kamu terpisah dari Rasa Iri,Kemarahan dan Kebanggaan, Menurutku justru ketiga-tiganya menjadi bagian elemental terpenting dalam hal menyikapi sebuah kebenaran, Satu sama lain saling terkait dan saling mempengaruhi..

Dinding iri tidak selalu melahirkan ketamakan dan kekikiran, kadang dia juga bisa memicu sebuah motivasi, Kadang dia menciptakan kecerdikan, inspirasi dan kreatifitas dalam keadaan tertentu, yang penting dalam hal Iri mengiri adalah bagaimana kita mawas diri dan tahu limit dari diri kita sendiri, Iri itu boleh kok, asal baik dan benar.

Dinding kemarahan lain lagi ceritanya, Kemarahan memang bisa mengaburkan kebenaran, Visi kemarahan akan lebih tidak objektif dalam menilai kebenaran, Ia akan cenderung distorsi, Tapi... Kemarahan yang terfokus bisa melahirkan energi yang justru menciptakan kebenaran yang lebih baik daripada kebenaran sebelumnya ( *dengan syarat bahwa kita harus ingat bahwa kebenaran itu RELATIF adanya ), Jadi mau Marah ya marah lah, pada saat yang tepat, ditempat yang tepat dengan porsi yang tepat dan kepada orang yang tepat.

Dinding kebanggaan, dinding ini relatif lebih tipis batasannya dengan kebenaran karena rasa bangga bisa membenarkan dan menyalahkan kebenaran (*contoh : seorang anak buat seorang ibunya adalah anak termanis terlucu didunia) benar?. Belum tentu kebanggaan itu berasal dari kebodohan, dan tidak selalu berasal dari kepandaian, Kebanggaan muncul karena adanya rasa Cinta yang berlebihan kepada sesuatu... coba deh telaah.. sadari

Ketiga dinding ini saling berkait satu sama lain dalam ruangan jiwa kita.. jadikanlah dia partisi yang indah di pojok2 yang tepat didalam hati kita, Pemisah yang dapat memberi batasan lembut atas hal hal yang memang perlu kita pisahkan secara pribadi... Coba bayangkan apa jadinya kalo Kemarahan, rasa Iri dan Kebanggaan digabung jadi satu melawan kebenaran? hehehe ...