Monday, September 19, 2005
Menghapus coretan
Tidak dapat diingkari, suatu kejadian yang membuat seseorang merasa terpukul atau shock atau sekedar sakit hati, biasa menimbulkan trauma di kemudian hari. Bahkan kadang kadang, begitu traumanya, sampai kadang kadang membuat orang jadi par-no. Sedikit sedikit khawatir, jangan jangan nanti akan terjadi lagi hal yang sama. Prasangka negative kadang kadang menyertai jika terjadi suatu kondisi yang hampir mirip.
Walau tidak pada tempatnya kita jadi par-no gitu, namun sedikit sulit untuk mengubah keadaan tersebut. Membutuhkan usaha yang cukup kuat untuk menjadi “ndableg”. Tentu saja juga membutuhkan waktu untuk dapat kembali seperti semula. Ibarat kertas kosong yang sudah tercoret-coret, tentu saja membutuhkan penghapus untuk membuatnya jadi bersih kembali. Apalagi jika tercoret oleh ballpoint, tentu saja butuh penghapus dan waktu untuk membuatnya jadi kertas bersih kembali.
But, don’t worry, usaha itu selalu ada. Kalaupun kadang kadang terlihat sedikit terhambat, percayalah, tidak pernah berhenti usaha untuk membersihkan coret-coretan dari kertas tersebut.
Labels:
renungan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
wah si mbak sha...postingan nya bingung buat di comment..tapi dalam mbak artinya...
jangan nyerah ya mbak buat ngapus nya..!"
salam mbak retnanda
mbak, ahahahahaa... bangga deh fotoku dipajang :D
Post a Comment