Sejak awal digembar gemborkan soal kompensasi BBM untuk rakyat miskin, sepenuhnya aku sudah sangsi, apakah hal tersebut tidak terlalu sembrono?
Coba bayangkan, Indonesia ini kan terkenal dengan Negara korup nomor berapa entah, tapi rankingnya tinggi. Lha kok ya ada ada aja pake mau mbagi duit langsung ke rakyat miskin yang entah berapa puluh juta jumlahnya.
Dapat aku bayangkan pasti akan amburadul ndak keruan pelaksanaannya di lapangan.
..
dan ternyata benar kan apa yang terjadi sekarang ini setelah kompensasi BBM tersebut dilakukan. Banyak rakyat menjerit tidak kebagian. Ada yang tidak tepat data. Dan sebagainya dan sebagainya.
…
Jikalau, aku ini yang dimintai untuk memberi masukan kepada pemerintah, apa yang sebaiknya dilakukan dengan dana kompensasi BBM tersebut, maka yang aku usulkan adalah sebagai berikut:
1. Uang sekolah anak anak dari keluarga miskin ditanggung total. Tidak sepeserpun diminta kepada mereka, baik itu untuk seragam, buku sekolah, BP3, kegiatan, uang gedung,dan sebagainya dan sebagainya. Dengan program seperti ini, menurutku akan sangat jelas dampak positifnya bagi keluarga tersebut. selain tidak harus memikirkan urusan biaya sekolah, sehingga biaya yang biasanya untuk sekolah dapat dialokasikan untuk keperluan lain.
2. Pembebasan biaya total kepada mereka untuk pemberian pengobatan, termasuk diantaranya biaya rumah sakit jika harus dirawat inap, juga obat dan biaya dokternya. Dalam hal ini pihak rumah sakit harus konsisten tidak ada pembedaan perlakuan kepada mereka. Namun tentu saja, ada klausa klausa khusus, misalnya hanya untuk kelas 3 atau kelas (apa ya di bawah kelas 3)
3. pendirian pos pos untuk para tuna Wisma (ya semacam shelter shelter gitulah spt di luar negeri), dan kepada mereka diberikan semacam kartu identitas untuk dapat tinggal di shelter shelter tersebut, termasuk misalnya untuk makan dan minum. Terutama untuk tuna Wisma lansia dan usia anak anak.
4. anak anak jalanan yang tidak dapat diarahkan untuk back to school, diberikan tempat penampungan gratis, namun di sana diberikan alternative kegiatan mereka untuk masa depan mereka. Misalnya : kursus kursus ketrampilan yang siap pakai.
5. Jika program program tersebut di atas dianggap tidak menyentuh semua rakyat miskin, katakanlah.. misalnya yang tidak punya anak, atau yang tidak pernah sakit, atau yang tidak tersentuh dengan program diatas, kan bisa juga bentuk kompensasi BBM ini diwujudkan dalam bentuk program beras murah, gula murah, minyak tanah murah,… dan sebagainya sebagainya….
Apalagi ya…?
Jadi sesungguhnya, wujud nyata dari pemberian kompenssasi BBM itu akan sangat dirasakan oleh rakyat miskin jika dapat dirasakan secara langsung. Dengan tanpa tetek bengek y ang menyertai prosesnya.
Memang sih dibutuhkan petugas petugas lapangan yang tinggi dedikasi dan berkomitmen total kepada tugasnya.
Lha sekarang ini, coba kalau kita lihat, orang orang pingsan saat antri untuk mendapatkan kompensasi BBM. Ada orang yang punya kendaraan dan rumah gedong, malah dapat kartu kompensasi, ada orang yang seharusnya mendapatkan kompensasi tersebut, namun tidak mendapatkannya.
Jadi yang ada.. kebanyakan protesnya deh…….dan aku merasa susah, jengkel, keqi, ingin protes jika mendengar berita bagaimana pelaksanaannya yang amburadul.
Pemerintah terkesan tidak memikirkan teknis pelaksanaannya di lapangan secara detail. Hanya dari gambaran global atas data dari Badan Pusat Statistik.
So,.. begitulah akhirnya.
Mudah-mudah an kedepannya sih bisa bertambah baik. (tapi aku kok sangsi ya…??)
Apa jadinya Indonesia ini kalau tidak semakin baik keadaannya dalam waktu dekat ini. Semua terasa begitu amburadul.
Masyarakat mosok iya, harus antri minyak tanah. Padahal harga sudah dinaikkan. By common sense… seharunya kan begitu diumumkan naik harganya, stok langsung lancer dong… (siapa tahu yang nimbun minyak tanah memang menunggu pengumuman tersebut).
Namun ternyata…. Tetap saja tidak berubah. Hopo tumon hayo???!! (sepertinya harga minyak tanah untuk industri yang lebih mahal daripada di pasaran membuat para distributor cenderung memilih menjual kepada mereka. Mungkin lho ya.. ini Cuma mungkin… pikiran bodon ini)
Sejujurnya aku sedih. Sudah harus antri belinya, harganya sudah diatas harga yang ditetapkan. Dan belinya juga dibatasin. Apa ndak ngenes itu? coba aku ada dalam posisi mereka…. Apakah aku bisa menghadapinya???
Bahkan, aku sedikit khawatir, gas juga agak langka di pasaran. Apakah ini disengaja? Ditimbun oleh para distributor? Atau memang produk gas ini memang lagi seret produksinya? Kan ya ndak mungkin toh??? Indonesia ini kan Negara kaya minyak buminya.. ??? mungkin aksi simpan para distributor ini yang sengaja mempermainkan pasar.
Apalagi di beberapa berita baik di TV maupun surat kabar, sudah ada yang melaporkan kelangkaan gas, sehingga harganya naik jauh di atas harga seharusnya.
Apa yang terjadi kalau di Jakarta juga terjadi kelangkaan tersebut. mengingat kemaren aku juga harus muter muter cari gas, karena di tempat biasanya habis.
Ganti pake minyak tanah? Itu bukan solusi. Karena minyak tanah juga langka, bahkan di Jakarta sendiri.
Pusing ndak??!!!
Aku Cuma bisa berusaha dan berdoa, semoga aku masih bisa survive dalam keadaan yang paling jelekpun. Syukur kalau bisa mendapatkan lebih dan lebih lagi. Alhamdulillah.
Apa yang akan terjadi, terjadilah.
No comments:
Post a Comment