Sunday, October 23, 2005

Universitas Gdeso Mgayogyakarto itu artinya World Class University

Ranking universitas dari majalah kredibel di dunia TIMES bener-bener
mencengangkan. Menurut pengakuan para sivitas akademikanya, meskipun
dari semenjak diplonco pertama kali masuk Universitas Ndeso sampai
dengan lulus wisuda, para mahasiswanya ndak pernah sekalipun diajari
oleh seniornya untuk kemlingthi (coro Jerman-nya: Arogan), tak urung
ranking itu membuat warga Universitas Ndeso dipaksa senyum-2 ke GR-an
(GR: Gede Rumongso-ne alias Gede Rasa).

Bayangkan dari 6 Klaster ilmu yang dinilai: Ilmu Sosial, Ilmu
Humaniora, Bio Medis, Pertanian, Teknik dan Ilmu eksak (MIPA),
Universitas Ndeso di Yogyakarta ini berhasil memasukkan 3 klaster
ilmunya dalam jajaran 100 besar top ranking dunia. Jadi, siapa bilang
reputasi akademik universitas di Indonesia itu terbelakang? Siapa
bilang Ndeso itu berarti sama dengan keterbelakangan? Siapa bilang
berpihak pada wong cilik itu berarti kekalahan dan kemunduran?
Sebaliknya, siapa bilang membela mahzab-2 mewah pemikiran
neo-kapitalis itu identik dengan kesuksesan?

(U)niversitas (G)ndeso (M)yogyakarto membuktikan bahwa universitas di
Indonesia itu bisa berdiri sejajar sama tinggi dalam reputasi akademik
dengan Universitas borjuis seperti Oxford, Cambridge, Harvard,
California Berkeley, Yale, MIT, Chicago, Stanford, Cornell, dsb. UGM,
setidaknya versi TIMES, membuktikan bahwa berpihak pada rakyat ndeso
bukan berarti keterbelakangan. Justru sebaliknya bahwa berpihak pada
rakyat ndeso merupakan spirit untuk mengabdikan idialismenya berjuang
dalam himpitan keterbatasan meteri untuk tetap berkarya. Ini moral
point penting atas keberhasilan universitas Ndeso masuk jajaran elit
dunia. Universitas Ndeso telah menjungkirbalikan paradigma yang mapan
bahwa berpihak ke rakyat kecil bukan berarti kekalahan.

UGM berhasil memasukan 3 dari 6 klaster ilmu yang diranking, yaitu:
ilmu kedokteran dan farmasi (biomedicine) pada ranking 73 serta ilmu
humaniora (sastra dan budaya) pada ranking 70. Lebih edannya lagi
untuk klaster ilmu sosial sains yang didalamnya termasuk ilmu politik,
sosial, ekonomi serta hukum, UGM menduduki ranking 47 di dunia. Top
Rank 50 in the world dab!!! UGM diatas universitas papan atas
Anglo-Saxon seperti Sussex, Imperial College, Manchester (UK) ataupun
Georgetown, Boston, Wisconsin (US), dll. Tambah sinting lagi hanya UGM
satu-2 nya universitas di Indonesia dari sekian ribu universitas
lainnya yang ada yang mampu menunjukan reputasi akademiknya berkelas
dunia dalam 6 klaster ilmu yang dinilai.

Ini bukan prestasi internasional pertama bagi UGM. Tahun lalu UGM juga
berhasil memasukkan klaster ilmu Humaniora dalam jajaran 100 besar.
Artinya ini untuk yang kedua kalinya klaster ilmu Humaniora
mendapatkan penghargaan tinggi versi TIMES. Sebelumnya juga Penjamin
Mutu UGM mendapat penghargaan sebagai penjamin mutu terbaik di ASEAN.

Besar harapan pada tahun berikutnya ada universitas/institut lain di
Indonesia yang mampu masuk dalam jajaran top dunia seperti dalam
klaster Teknik atau ilmu eksak murni ataupun ilmu pertanian. Bukankah
kita punya perguruan tinggi yang khusus mengembangkan klaster bidang
ilmu tersebut. Khusus untuk klaster Teknik dan Ilmu Eksak sangat
ditunggu keberadaan salah satu perguruan tinggi Indonesia ---yang
konon katanya para sivitas akademika-nya sangat terkenal dengan "over
confident"-nya :)--- masuk dalam jajaran elit 100 besar dunia.

Ayo dab, saatnya meng-"go international"-kan "over confident"
sampeyan. Mosok ndak pernah bosen sih jago kandang terus (ha, ha,
ha...)***

Semoga almamater lainnya ikut menyusul masuk dalam jajaran World Class
University.

Salam

Ferizal Ramli

***teriring salam hangat buat sahabat-sahabatku yang terbiasa "over
confident" :)

No comments: