Tuesday, May 02, 2006

Komentar untuk sang anonymous

anonymous comment:

coba kalau suami ibu yang berbuat tidak baik terhadap orang lain dikarenakan habis nonton adegan yang syur di kantor, atau coba kalau anak ibu pulang sekolah ramai-ramai nonton adegan syur kemudian berbuat tidak baik bersama-sama.....

dan ini fakta nyata yang sudah tidak bisa disangkal lagi.

makanya harus ada pirantinya...kalau piranti belum bagus...sambil di jalankan dan diperbaiki.....

mohon maaf ya bu
-peace-



Dari komentar di atas..
Apa yang saya khawatirkan memang benar terjadi pada pandangan sebagian masyarakat di Indonesia. Kalaupun tidak sebagian besar.. pastilah beberapa dari mereka.
Ya.. seperti pendapat di ataslah..
ternyata pendapat mereka atas adanya RUU APP memang benar benar merupakan pencerminan dangkalnya sudut pandang mereka atas perilaku pribadi pribadi yang ada di Indonesia.
Ya.. benar.
Mereka berpikir bahwa RUU APP hanyalah alat untuk menangkal hal hal yang berhubungan dengan esek esek.
seks. seks dan seks. porno.. porno .. sampai jadi parno.

Sejujurnya... urusan seks dan porno itu memang urusan pikiran kita. Jika otak kita ndak ngeres.. mau lihat orang sexy ampun ampun an.. juga ndak bakalan lah kita jadi memperkosa perempuan.
Urusan moral dan akhlak orang Indonesia... aku yakin masih banyak yang baik daripada yang jelek.
Lagian ndak semua orang kan? habis lihat vcd porno terus memperkosa orang?
iya kan?

Sekali lagi.
Urusan RUU APP itu tidak hanya urusan seks dan porno.... tp RUU APP itu ternyata dampaknya akan sangat luas.
Jadi bagi yang hanya mikir urusan seks dan porno... memang bakalan tidak tahu bahwa implikasi RUU APP itu sangat serius dikemudian hari. Apalagi untuk negara Indonesia yang notabene terdiri dari beratus ratus ragam budaya yang mempunyai adat dan ciri khas nya masing masing...
Jangan hanya karena urusan seks dan pornografi... Indonesia diarahkan jadi negara...."...".
Tolong... jangan mengeksklusifkan pemikiran diri sendiri dengan memakai kaca mata kuda.
Semakin luas kita melihat hal hal lain dari berbagai sudut pandang, kita akan semakin kaya dengan informasi dan dapat lebih mengerti.. bagaimana yang seharusnya dan semestinya.

Memang sih.... standard dan norma yang menurut kita baik buat kita.. memang belum tentu baik buat orang lain. Setiap orang memang memiliki hal tersebut sendiri sendiri...

dan... sekali lagi..
tolong simak baik baik posting sebelumnya yang bertajuk.. say no pornografi without RUU APP. http://retnanda.blogspot.com/2006/04/tolak-pornografi-dan-pornoaksi-tanpa.html
dan tolong dibaca dengan detail postingan http://retnanda.blogspot.com/2006/04/yang-terakhir-tentang-ruu-app.html
dalam tulisan tersebut saya ajukan bahwa lebih baik menerapkan Undang Undang yang sudah ada. Jika urusan VCD porno yang jadi concern masyarakat.. kenapa tidak UU yang berhubungan dengan penyiaran dan penyebarannya saja yang diperketat? Jika urusan goyang Inul yang anda permasalahkan? kenapa tidak UU penyiaran di Media Televisi saja yang lebih diperketat? Ya kan? UU Pers dipertegas, UU Film di jalankan dengan baik. Ya kan?

Urusan moral? itu urusan pribadi. Urusan seks? itu juga wilayah pribadi. Norma norma yang berlaku akan mengatur hal tersebut secara otomatis, dan sanksi sosial dari masyarakat kepada pelanggarnya juga akan terjadi secara otomatis.

Begitulah.. kehidupan ini. Tergantung kita harus semakin pandai menyiasatinya, demikian juga bekal untuk kehidupan generasi penerus kita. Mereka harus jadi generasi penerus yang tangguh, cerdas, bermoral, berakhlak, namun mempunyai wawasan yang luas dan dapat menyaring segala sesuatu yang tidak semestinya secara otomatis, tanpa paksaan. Sebagaimana aku, dan mungkin banyak teman teman lain yang seumuran saya menghadapi masa remaja dan masa transisi dengan sebaik baiknya. Semua dapat terlampui dengan baik, jika bekal dari dalam itu kuat.
Walaupun globalisasi menyerbu Indonesia, niscaya mereka dapat menyaringnya sendiri secara pribadi. Bagaimana mungkin kita memasuki era globalisasi jika kita melangkah mundur. (memangnya mau seperti Afghanistan di masa Taliban??)

Ah ya.. yang terakhir...sebagai informasi RUU APP jika sudah disahkan.. pastilah akan jadi UU.. dan UU adalah peraturan yang harus ditaati dan ada dasar hukumnya untuk memberikan sangsi untuk masyarakat... ia bukan piranti yang dilaksanakan dan untuk pembelajaran lagi. Jadi.. UU APP bukan piranti yang sambil dijalankan bisa diperbaiki!!! tolong dicatat itu. Mosok iya Indonesia mau bikin tradisi bikin revisi UU bolak balik biar jadi ajang demo masyarakat. Ndak lucu kan?

Semoga ke depan Pemerintah tidak mempermainkan rakyat Indonesia dengan isu isu berbagai macam RUU dan berbagai macam isu lain yang membuat rakyat Indonesia terpecah belah dan semakin terperosok dalam ketidak berdayaan. Revisi UU ketenagakerjaan lah, urusan RUU APP lah, urusan tarif ini mau naik lah, isu tarif itu mau naik lah. Tapi ndak ada yang pasti. botal batal terus. Ini kan bukan semacam game, yang bisa di mainkan ulang lagi dan terus lagi. Ini negara lho!!!

Dan akhirnya...?
Rakyat jadi tidak berdaya, baik secara ekonomi, politik, sosial, bahkan budaya sekaligus.
Tragis kalau memang rakyat dipermainkan terus.
Semoga kedepan ini tidak ada lagi yang mau dipermainkan isu isu yang membuat rakyat Indonesia jadi terlihat tidak berdaya.

3 comments:

kinanthi sophia ambalika said...

Sebelum aku coment mau muji nih :) kekeke.. wah photomu tuh makin bagus aja deh mbak. Ngluarin aura yang kamu punya cieeeeee.

Komenku singkat aja kok mbak. pemikiran kamu tajam dan patut dipertimbangkan untuk karier di bidang lain. Politik misalnya. Kayaknya bakal huebat :)

nl said...

Banyak orang gak baca RUU itu seperti apa.
Banyak orang baca sedikit dari RUU itu dan gak ngerti dengan apa yang dibacanya.
[maaf] bisa jadi si anonim ini juga termasuk yang seperti itu..

Innuendo said...

aduh itu si anonymous...di belanda sauna harus telanjang. gak ada yg merkosa

disini, abis baca playboy, gak ada yg merkosa.

yg banyak minum sambil nyetir, nabrak orang, mati. hehehe harus dibikin UU minum