Saturday, April 02, 2005

Kacamata-ku

Kapan itu aku ketemu dan ada urusan dengan seorang perempuan yang menurutku cantik dan enak dilihat, karena penampilannya yang fresh dan gaya berpakaian yang fashionable.
Cukup menarik untuk dilihat.
Dan kebetulan pula aku ada sedikit urusan sama dia.
Kalau mau diberi poin, ya.. antara 1 – 10, dari penampakannya dia ada di angka 8 lah.
….
Namun, begitu aku dengar dia menyumpah serapahi temanku yang cukup aku kenal, wah, nilainya langsung melorot. Untuk akumulasi nilai penampilan dan sikap, paling banyak jadi 4,5 lah. Memang sih ada alasan sangat sangat masuk akal untuk marah kepada temanku. Akan tetapi, cara marahnya itu lho… bikin aku langsung wah. .. menutup telinga. Segala macam koleksi kata yang tidak pernah aku keluarkan dari mulutku keluar semua dari mulutnya.

Aku langsung tidak respek dan tidak ingin kenal lebih lanjut dengan perempuan itu.
Penilaianku langsung merosot sot sot….

Namun dengan berlalunya waktu,… aku memikirkan penilaianku tersebut. Ah, mengapa aku begitu cepat memberikan penilaian seseorang dari tampilan luarnya saja. Siapa tahu, memang cara marah perempuan itu adalah hal yang normal di lingkungannya.
Berarti tidak boleh dong aku langsung menghakimi seseorang hanya dari apa yang dilakukan dan dikatakannya. Aku harus melihat dari kacamatanya, bukan dari kacamataku.

Ada banyak contoh (tidak saya tulis disini, nanti ndak ada yang menganggap SARA) yang membuat aku sadar bahwa aku tidak boleh melihat dari apa yang ada di pikiranku.
Aku harus MELEPASKAN pikiranku saat melihat orang lain, sehingga penilaian yang ada bisa jadi obyektif.

Akan tetapi, aku toh tetap teringat dengan ucapan salah satu temanku, bahwa ibarat sebuah teko, apa yang keluar dari mulut teko itu, itulah cerminan isi teko tersebut.

Atau mungkin aku saja yang terlalu sensitive ??

No comments: