Saturday, April 16, 2005

KEJUJURAN - KEPERCAYAAN - KEBOHONGAN

KEJUJURAN - KEPERCAYAAN – KEBOHONGAN

Kalau mau dirangkai jadi sebuah kalimat, hal diatas bisa diuraikan menjadi.. kepercayaan diantara kejujuran dan kebohongan.
Benar nggak rangkaian tersebut?
Atau… kejujuran dan kepercayaan versus kebohongan.
Ah.. apalah artinya sebuah judul. Yang penting adalah isinya.

Kejujuran merupakan (seharusnya) merupakan dasar dari bagaimana manusia saling berinteraksi. Baik dalam interaksi secara personal maupun secara formal. Biasanya, efeknya adalah adanya kepercayaan dari kedua belah dalam berinteraksi pada masa- masa selanjutnya.

Jadilah, kejujuran merupakan dasar utama dari suatu kepercayaan.

Apa yang terjadi jika suatu kepercayaan yang berdasarkan kejujuran tersebut dipatahkan oleh suatu kebohongan ditengah-tengahnya. Biasanya terjadi sedikit keguncangan diantara kedua belah pihak, yang bentuknya berupa kekecewaan dan sakit hati.

Kebohongan, adalah suatu eksplanasi atas sesuatu hal yang berupa tulisan atau lisan yang dilakukan satu pihak terhadap pihak lainnya. Baik dalam interaksi personal maupun formal kebohongan kadang kadang dilakukan salah satu pihak guna mencapai tujuan tertentu.

Dalam bentuk interaksi formal, biasanya efeknya berupa pemutusan hubungan formal mereka, karena salah satu dianggap wanprestasi terhadap lainnya. Yang lebih jelek lagi kalau salah satu pihak tidak terima dan membawa kasus kebohongan tersebut ke wilayah hukum. Gawat deh.

Dalam bentuk interaksi personal, efeknya dapat berupa apa saja. Namun biasanya tergantung pada bagaimana situasi dan kondisi yang ditimbulkannya.
Yang paling jelek adalah, bisa terjadi percekcokan antar pribadi, adu argumentasi, atau kekecewaan mendalam pada salah satu pihak. Namun, tidak ada alasan untuk membawa masalah tersebut ke area hukum. Bisa dianggap orang kalut nantinya….

Dalam realita hidup, kadang kadang ada individu yang mengklaim bahwa ia merasa harus berbohong demi semua pihak. Kadang kadang individu tersebut menganggap dirinya berjasa besar, karena kebohongannya tersebut menyelamatkan banyak pihak.
Benarkah? Contohnya: korupsi kolektif…. (hancur nian Negara ini).
Orang dengan gagahnya mengatakan itu white lies. Jadi white lies itu dihalalkan, asal akibatnya baik.

Terus apa bedanya dengan black lies. Ah ,… whatever the color, it still a lie!!

Demikian juga dalam hubungan personal, seseorang kadang merasa perlu berbohong untuk menjaga perasaan pihak lain, karena kebohongan tersebut akan berakibat baik pada semua pihak.
Sebenarnya, kalau dilihat, suatu kebohongan akan memicu kebohongan kebohongan yang lain. Masing masing, satu demi satu disusun, dan lama lama akan menjadi barisan kebohongan yang dapat menimbulkan efek domino jika satu kebohongan telah terungkap.

Kalau sudah begitu, apakah yang terjadi…. Hilanglah KEPERCAYAAN.

Dapatkah suatu kepercayaan yang sudah tersusun satu demi satu dalam waktu yang tidak pendek dapat hilang dengan tiba tiba? Seperti efek domino tersebut diatas, sekali kepercayaan dilanggar, maka kepercayaan kepercayaan yang lain akan hilang satu persatu.
Betul begitu ndak?

KEPERCAYAAN ada dalam semua sudut dan sisi kehidupan ini. Entah dalam bentuk formal atau personal. Kita tidak dapat mengabaikan unsur kepercayaan dalam hidup yang kita jalani. Karena kepercayaan adalah sesuatu hal yang dinamis dan histories, yang sangat tergantung pada kondisi, baik secara normative maupun cultural.

Saya percaya, tidak ada orang di dunia ini yang tidak pernah berbohong. Itu benar, kecuali puntodewa…or yudhistira. Begitupun, sebenarnya ia berbohong… hanya karena ia tugasnya hanya menjawab pertanyaan Pendeta Durna yang general.. makanya jawabannya general juga. Walaupun maksud kedua belah pihak adalah saling silang.

Demikian juga, jika terjadi suatu peristiwa yang sudah kedaluwarsa, dan tiba tiba terbuka di masa sesudahnya, bisa terjadi saling silang itu. Pasti akan ada jawaban yang intinya,…. Karena tidak ditanya maka dia tidak perlulah bercerita.
Begitu?... mungkin seperti itulah maksudnya. Kalau tidak ditanya, tidak usah bercerita. Karena berarti yang bersangkutan kan tidak berbohong. Salah sendiri juga mengapa tidak ditanya.
Begitu kan?
Ya begitulah.

Kepercayaan, ya..kepercayaan adalah hal yang harus tetap kita jaga. Kalau kita tidak percaya lagi kepada orang lain, bagaimana kita dapat hidup dengan santai, dengan nikmat. Memang susah menjaga kepercayaan, tapi… bagaimana lagi. Orang toh tidak dapat terus hidup dalam kebohongan. Karena bagaimanapun Tuhan akan bekerja secara misterius untuk membuka kebohongan tersebut.

Jadi percayalah pada Tuhan, tidak akan ada yang dapat terjadi tanpa kehendakNya.
Percayalah itu.
Percaya kepada orang lain?... perlu juga, kalau tidak bagaimana kita bisa hidup. Bagaimana kita bisa naik taksi tanpa percaya kepada si supir. Bagaimana kita bisa naik pesawat tanpa percaya kepada si pilot? Bagaimana kita dapat bekerja dengan baik kalau kita tidak percaya kepada partner kerja kita? Bagaiman suatu proses kredit antara bank dan nasabah dapat berlangsung jika tidak saling percaya (walaupun dimasa kemudian kreditnya dikemplang!!!).

Jadi… jagalah kepercayaan kita. Yakin bahwa apabila kita mengawali niat kita dengan baik akan berakhir dengan baik (it’s seem so naïf!!!)
Walaupun, akhirnya ada yang tidak berakhir dengan baik. Karena…. Inilah KEHIDUPAN. Life must go on with or without trust.