Thursday, June 30, 2005

Untuk "X"

Surat terbuka untuk seseorang perempuan bernama “X” yang tinggal di atas awan. Seseorang yang mungkin sedang emosi saat menuliskan hal hal yang seharusnya tidak perlu dituliskan. Seseorang yang tidak aku kenal sama sekali. Dan untuk semua perempuan di dunia ini yang berada dalam kondisi yang sama.

X, yang terhormat.

Kadang kadang tidak semua yang terjadi di dunia ini sesuai dengan keinginan kita. Hidup ini memang penuh misteri. Tidak seorangpun dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Memang sih, seharusnya hidup dapat kita rencanakan dengan sangat baik dan terarah. Sebagaimana seseorang membuat a year plan schedule ke depan untuk urusan kerjaan.

Akan tetapi, kadang kadang (lagi)… schedule pun dapat berubah. Dan itu sering kali terjadi. Biasanya karena ada situasi dan kondisi yang terjadi tidak sesuai sebagaimana layaknya, sehingga suatu schedule dapat berjalan dengan benar.

Demikianlah yang terjadi dalam kehidupan kita juga. Tidak ada seorangpun di dunia yang mempunyai niat untuk melakukan sesuatu yang tidak benar. Yakinilah itu. semuanya pasti ingin melakukan hal hal yang benar dan baik. Baik itu dimata masyarakat maupun di mata Tuhan. Akan tetapi, jika jalan hidup menentukan lain. Kita tidak dapat menolaknya. Karena itulah kehidupan sebenarnya. Semua diatur oleh Nya.

Jangan sekali kali kita menghakimi orang lain, kalau kita belum mengenalnya sama sekali. Jangan sekali kali berbicara tentang Tuhan kepada orang yang belum kita kenal sama sekali. Belum tentu Tuhan senang dengan cara kita mengatas namakan Tuhan, dalam menghakimi orang lain. Belum tentu orang yang kita anggap salah menurut kaca mata kita, itu berarti tidak mengenal Tuhan. Salah besar.

Jangan sekali kali menilai orang lain dari kacamata diri kita sendiri. Selalu tempatkan diri kita pada sudut sudut lain dalam memandang suatu masalah. Jangan hanya karena diri kita termasuk dalam komunitas (yang katanya secara fisik sebagai orang orang baik dan benar di hadapan Tuhan menurut syariah), kemudian kitalah yang menjadi paling benar dan paling baik di mata Tuhan. Jujurlah pada diri sendiri. Apakah memang yang terjadi dalam kehidupan kita ini bukan merupakan suatu hukum sebab akibat dan aksi reaksi.

Keyakinan bahwa Tuhan memiliki suatu rencana untuk kita masing masing, akan membuat diri kita semakin dekat kepadaNya. Yakinlah, Tuhan tidak senaif itu dalam memandang suatu masalah. Karena kita memang tidak akan bisa mengerti apa kemauan Tuhan pada hidup kita. But, memang kita harus selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam menapaki kehidupan ini. walaupun kadang usaha usaha itu mengalami kegagalan.

Berkonfrontasi terbuka dengan orang lain, bukan hal yang tepat. Akan lebih tepat, berkonfrontasilah dengan diri sendiri. Dengan hati dan pikiran kita sendiri.
Benarkah apa yang sudah kita lakukan selama ini. Benarkah pemikiran kita dalam memandang suatu masalah. Benar atau salah, bukan hak kita untuk menilainya. Benar dapat menjadi salah, dan salah bisa menjadi benar. Tergantung kaca mata siapa yang memandangnya.
Sekuat apapun kita berusaha menolaknya, kalau Tuhan menghendaki hal lain, pasti akan terjadi juga.

Membuat konfrontasi terbuka? Wah jauh jauh deh. Itu adalah hal paling tidak elegant yang kita kenal. Ini kan bukan sidang terbuka komisi komisi di DPR. Yang dapat membuat anggotanya jadi saling adu jotos dan lempar kursi atau malahan rebutan microphone. Pembicaraan bersifat pribadi akan lebih indah. Karena sekali lagi karena. Apa yang kita pikirkan tentang orang lain, belum tentu hal tersebut benar demikian. Harus ditelaah kembali adanya alasan-alasan disebaliknya. Yakinlah, bahwa semua hal pasti ada yang melatar belakanginya. Dan semua berjalan sesuai dengan apa yang memang seharusnya terjadi. Tugas kitalah me review kembali kehidupan kita yang lalu. Untuk melangkah menuju ke kehidupan yang akan datang.

Kehidupan ini tidaklah selalu tetap, dan selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kehidupan ini selalu berubah. Perubahan itu adalah sebuah anugerah. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Apakah akan menghadapinya secara positif atau negative. Sesuatu hal yang tampaknya bersifat negative, belum tentu mengandung hal hal yang negative seluruhnya. Pasti ada unsur unsur positif yang dapat diambil oleh semua pihak. Demikian juga sebaliknya, suatu hal yang tampaknya positif, belum tentu mengandung hal hal yang positif seluruhnya. Pasti ada unsure unsure negative didalamnya. Hal hal positif dan negative itulah yang harus dimaknai lebih lanjut untuk perjalanan kehidupan kita kedepan.

Keyakinan, keikhlasan, ketaqwaan, kepercayaan, kesabaran, ketawakalan, keuletan, benar benar merupakan sesuatu yang bersifat sangat sangat pribadi. Kombinasi dari beberapa hal tersebut akan membuat kita jadi manusia utama. Tidak semua orang dapat mengimplementasikan semua hal hal diatas dengan baik. Tergantung usaha keras kita dalam lebih memaknai arti hidup ini.

Dan, tidak semua apa yang kita inginkan berjalan secara harmonis dalam kehidupan ini, akan terwujud sesuai dengan kehidupan kita. Tergantung bagaimana kita mensikapi dan mensiasatinya secara elegant.

Menikmati kehidupan bukan sesuatu hal yang salah. Dan.. keluar lah dari kotak kotak yang mengungkung pikiran kita, jika kita ingin menikmati kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita.